Aksi 23 - Artinya Kamu Manusia

Start from the beginning
                                    

Sambil melepas kedua sepatunya, Oceana membalas, "Udah kaya aku, Mbok. Nggak perlu kerja terlalu keras, bikin capek."

"Capek ngabisin uangnya, ya, Non?"

"Nah, itu tau," kata Oceana, terkekeh. "Mbok, bisa bantu aku nggak?"

"Aih ..., Non, kenapa mesti ngomong dulu?" Mbok Minah cemberut. "Mbok pasti bisa bantu Non apa aja. Termasuk bikin Mas Lix makin tergila-gila sama Non."

"Idih."

Mbok Minah hanya cengengesan. "Eh, Non, tadi pagi berangkat bareng Mas Lix?"

"Iya, dia kebetulan nawarin."

"Uwu! Makin hari, makin romantis aja! Gemes!"

Oceana mengecimus.

"Terus yang bikinin—"

Ucapan Mbok Minah lebih dulu disanggah Oceana. "Sebelum tanya gitu, aku mau nyalahin Mbok. Kenapa musti nginep, sih? Alasannya bantu-bantu rumah utama? Kan bisa besok paginya."

"Iya maap, Non, itu perintah Nyonya besar tau...," ringis Mbok Minah. "Terus, Mas Lix lagi yang nyiapin?"

"Inget, bukan aku yang minta, tapi dia yang nawarin." Tahu bakal ada godaan lain dari Mbok Minah, Oceana memberi pelototan. Ekspresi Mbok Minah berubah normal lagi. "Mbok, jangan bikin berita lain kayak aku sakit kepala atau gimana ke Mami Papi, ya?"

"Emang kenapa, Non?"

"Pokonya janji dulu, deh."

Mbok Minah memberi anggukan.

"Bisa pijitin kepala aku, Mbok?"

"Owalah, bisa dong. Mau kapan, Non?"

"Nunggu Zayn sampe ngelamar Mbok! Ya sekarang, dong, Mbok." Oceana maju duluan untuk duduk di sofa ruang tamu. Tidak lama, Mbok Minah menyusul sambil pasang posisi agar kepala Oceana bisa tiduran di paha. Oceana itu kadang suka berpikir, kenapa tangan Mbok Minah enak banget buat memijat? Padahal kalau boleh jujur, tangan Mbok Minah jauh dari kata halus. Banyak guratan kasar yang disebabkan usia serta kebanyakan kerja. "Mbok, pernah mikir nggak buat jadi wortel walau satu menit?"

"Eh? Siapanya itu, Non? Mboknya?"

"Ho'oh."

"Nggak, sih. Enak jadi manusia," balas Mbok Minah. "Kalau jadi wortel, bisa aja dijual ke pasar. Atau kalau enggak, jadi santapan kelinci buat dimakan. Ih, Mbok mana mau!"

"Tapi, jadi manusia kadang ribet dan bikin pusing."

"Non, yang namanya hidup pasti ribet. Lah, bikin pepes ayam aja prosesnya bisa berjam-jam, kan? Walau pas dimakan, nggak nyampe 10 menit." Tangan Mbok Minah masih aktif memijat pelan kepala Oceana. "Ini Non tanya begini, karena apa, deh?"

"Aku? Ah ... nggak ada apa-apa. Cuma selintas pikiran aja. Kayak mendadak bayangin, gimana jadinya manusia punya kesempatan bisa berubah jadi apa aja, tapi cuma satu menit. Kayaknya enak, Mbok."

"Wah ... kalau kayak gitu, Mbok nggak bakal milih jadi wortel. Mending jadi Mbak Gigi. Biar bisa jadi pasangannya Mas Zayn sama Ibunya Bebigul. Walau semenit."

Pop the QuestionWhere stories live. Discover now