Galang merubah posisinya jadi menghadap pada Anya. "Supaya gue dengerin apa akibatnya."

"Buat apa?" tanya Anya.

"Buat bikin gue lebih bersyukur, ternyata hidup orang ada yang lebih menderita atau lebih susah dari gue, secara tidak langsung gue bakalan semakin kuat dan bisa nguatin diri sendiri, lo juga bisa," kata Galang.

Anya bingung harus sedih atau senang. "Anya nggak tahu Galang punya masalah berat atau nggak, Anya juga nggak tahu sekuat apa Galang yang sebenernya. Galang harus dengerin Anya, sekuat-kuatnya manusia pasti punya masalahnya sendiri, kaya Anya contohnya. Galang juga punya kan? sekarang Galang dulu yang cerita sama Anya," jawab Anya. Galang terkekeh kecil.

"Nggak ada, Nya." Kilah Galang.

"Stttt!" ucap Anya sambil mengarahkan telunjuknya pada bibir Galang. Mata Anya memandang lekat pada Galang. "Kalau mau bohong mulut sama mata harus konsisten dong!"

"Mata gue keliatan punya beban?" tanya Galang.

"Dari awal Galang natap Anya rasanya beda," ucap Anya lalu kembali memperhatikan mata Galang.

"Lo kerja sampingan jadi dukun?" tanya Galang sambil menahan tawa di tatap oleh Anya. Bibir Anya langsung mengerut.

"Aishhh ... serius tahu!" kesal Anya, ia kembali melihat ke danau dan melemparkan batu.

"Tatapan mata gue ke lo itu bukan beban," kata Galang.

"Tapi?" tanya Anya, ia masih tak menoleh pada Galang.

"Cinta," ucap Galang. Lemparan batu Anya langsung terhenti.

"Anya juga cinta sama Galang," balas Anya dengan senyuman lebarnya.

"Sumpah, serem," ucap Galang.

Spontan Anya langsung menepak tangan Galang. "Nggak lucu tau kalau bercanda!"

"Lo maunya serius?" tanya Galang. Anya kembali terdiam.

"Eh udah deh! bahas masalah Galang aja, setiap orang punya masalah kalau nggak punya berarti dia-"

"Malaikat dalam bentuk manusia," kata Galang. Lagi-lagi Anya dibuat membeku, ucapan Galang tadi adalah ucapan yang Anya lontarkan pada Kale malam saat Anya mabuk.

"Telepati?" tanya Anya dalam hati.

"Masalah gue sama Kale, dia saingan gue soalnya." Balas Galang.

Alis Anya bertautan. "Saingan?"

"Lebih ke musuh deh, liat bulu tangan gue rontok Anya! gue mau bales dendam, liatin aja gue penggal kepalanya, mutilasi, terus gue buka warung mie ayam bakso pakai daging dia-"

"Ih apaan si Galang, nggak!" ucap Anya kasihan pada Kale padahal ia tadi memaki-maki Kale.

"Dia emang siapa lo?" tanya Galang pura-pura tak tahu.

Wajah Anya kembali ditekuk, ia harus menceritakan ini pada Galang. "Dia itu pacar Anya, tapi ... itu dulu, sebelum semuanya sekacau sekarang," kata Anya lalu mulai menceritakan kisah awal sampai ia kembali menangis. Hati Galang ikut sakit.

Perlahan Galang memberikan bahunya pada Anya, Anya bersender sambil terus bersedih. "Dia itu bukan orang jahat Lang, dia baik, dia sayang Anya, tapi sekarang nggak!" ucap Anya dengan suara parau.

Galang mengusap puncuk kepala Anya dengan sangat lembut. "Gue minta satu hal dari lo, plis stop bersembunyi di balik kata sayang. Itu semua cuma ada di masalalu lo, dia bukan lagi orang yang sama, jangan ngeyakinin diri sendiri kalau dia masih baik sama lo, kalau baik nggak mungkin terus-terusan bikin lo menderita, Nya," balas Galang membuat Anya kembali menangis, Galang membuka tangannya lalu dengan mudah Anya terjatuh di pelukan laki-laki aneh itu.

KALE [END]Where stories live. Discover now