"Hay sayang." Sapanya membuat ali terlonjak.

"Ghina? Eh ngapain lo kesini?" Ali benar-benar kaget dibuatnya.

"Lo kok ngomong gitu, jengukin kamu lah." Jawabnya enteng mengelus kening ali.

"Lepasin gue!" Sentak ali menepis tangan ghina.

"Jangan gitu dong ntar kamu ga sembuh-sembuh. Aku ada disini buat semangatin kamu." Sahutnya lembut dan pantang menyerah  mengelus kepala ali.

"Gue bilang pergi ya pergi! Yang ada gue bakal tambah sakit kalo liat lo!" Bentak ali dengan nada yang ditinggikan karena emosinya sudah bergejolak.

"Ga mau sayang. Aku sedih liat kamu kaya gini. Kamu mau apa sih? Mau prilly? Dia itu ga becus jagain kamu buktinya kamu sampai kaya gini." Sahut ghina memeluk ali.

Seketika itu pula sepasang mata memanas melihat kejadian itu, tentu saja itu illy. Tangannya bergetar hebat hampir saja menjatuhkan makanan yang dibawanya. Illy mencoba tenang dan menghapus airmatanya yang sedikit jatuh, mengatur nafasnya kemudian memasuki ruangan.

"Ass. Honey." Sapanya membuat ali kaget dan ghina tersenyum sinis ingin membuat illy panas hati.

"Ws. Eh kamu udah pulang? Mana makanannya sayang?" Tanya ali gugup.

"Ini. Kamu mau? Eh itu kok meluk ga lepas-lepas?" Tanya illy santai membuat ghina bingung.

"Tau nih pergi ga lo? Gue udah ada yang jaga. Ada lo disini bikin gue makin sakit!" Bentak ali yang sudah muak dengan ghina mendorong ghina hingga tersungkur ke lantai.

"Awww. Ali sakit. Kamu kok gitu? Apa sih istimewanya dia hah? Diakan miskin, ga punya apa-apa. Mama papanya melarat. Sok kaya juga. Maunya melorotin kamu aja li. Kamu buka mata dong!" Sahut ghina tak kalah lantang membuat illy benar-benar naik pitam.

"Eh lo jangan asal! Gue emang miskin dan gue ga ada apa-apanya dibanding lo! Tapi asal lo tau gue diajarin atitude sama keluarga gue. Seharusnya lo yang derajatnya lebih tinggi bisa punya atitude yang baik dibanding gue. Tapi ternyata nol besar! Gue ga pernah minta apapun dari ali! Gue terima dia apa adanya." Sahut prilly pelan namun penuh penekanan.

"Oh ya? Lo murahan! Buktinya kemaren lo terima bunga dari al kan? Hahahahaha. Dasar lo cewe barbar!" Ejek ghina mendorong illy.

"Eh cewe gila! Pergi lo sebelum gue panggil suster. Gue yakin itu semua akal-akalan lo sama al dan gue percaya prilly. Seandainya gue ga sama prillypun gue ga bakal mau sama lo. PERGIIIII!" Teriak ali membuat ghina melongo sedetik kemudian menarik illy keluar. Ghina mendorong prilly ke tembok dan mencengkram leher prilly kasar sehingga prilly sulit bernafas.

"Eh asal lo tau ! Gue udah tau gimana cara ngancurin lo, bahkan keluarga lo! Papa lo rizal latuconsina kan? Dia kerja sama papa gue sekarang ada di bali ketemuan sama papa gue. Dan gue bisa aja minta papa gue sepihak mem phk bokap lo! Kalo lo masih deketin ali gue ga segan-segan!" Ancam ghina kemudian tangannya ditepis oleh prilly dengan keras.

"Lo ga usah bawa orang tua anak manja! Lo udah gue peringatin kemaren jangan  deketin ali. Perjanjian gue masih berlaku karena gue punya bukti rekamannya! Lo mau gue pindah keluar kota? Makin jauh lo sama ali dan ngomong-ngomong masalah bokap gue, gue ga takut selama bokap gue ga salah. Kalo orangtua lo pemimpin yang bijak dia ga bakal segampang itu makan omongan lo mengingat bokap gue selalu dapat penghargaan setiap tahun sebagai karyawan teladan dalam 3 tahun belakangan ini." Jawab illy  mendorong ghina lalu masuk keruangan ali.

"Kamu diapain sayang?" Tanya ali khawatir.

"Ga kok. Liatkan aku ga apa-apa." Jawab illy dengan senyum terpaksa.

Jalan Pulang CintaWhere stories live. Discover now