KILIG 48 : RASIAN

220 23 44
                                    

🎶 Supermarket Flower - Ed Sheeran

🌻🌻

"Sebaik-baiknya tupai melompat pasti akan jatuh"

🌻🌻

Darman memasuki kamar Damesha untuk mencari sebuah dokumen, sebenarnya dia lupa apakah dokumen tersebut masih ada di Damesha ataukah sudah diberikan kepadanya minggu lalu. Tempat pertama yang Darman tuju adalah meja belajar anaknya, dia mencari satu-persatu di antara barisan buku pelajaran yang tersusun rapih.

Tidak menemukan di antara barisan buku, Darman berniat membuka laci yang terdapat di meja belajar Damesha, siapa tahu dokumennya berada di sana, namun saat ingin membuka laci tersebut netranya menemukan box cokelat di bawah kolong meja belajar Damesha, entah mengapa box itu lebih menyita perhatiannya, alhasil dia mengurungkan niat untuk membuka laci itu.

Darman mengambil box itu dari kolong meja kemudian membukanya, dia terkejut untuk sesaat kemudian merubah ekspresinya menjadi dingin. Ternyata selama ini Damesha tidak pernah mendengar ucapannya.

Darman segera membawa box itu ke ruang keluarga, dia memanggil Samia dan juga istrinya. Amarahnya sudah siap meledak saat ini juga, bahkan dia sudah tidak sabar untuk mengintrogasi Damesha saat pulang.

"Yah tenang dulu, memang apa salahnya jika Damesha hanya---"

"Bagaimana saya bisa tenang, Ma, anak satu itu benar-benar tidak bisa mendengarkan ucapan saya. Saya harus mengambil tindakan secepatnya sebelum Damesha berakhir seperti Natali." Darman memotong perkataan istrinya.

"Tapi 'kan Yah, apa salahnya jika Damesha hanya membaca novel," sanggah Samia.

"Apa kamu ingin Damesha bernasib seperti Mama kamu?!" Bahkan Darman tak segan mengungkit luka lama Samia dan berhasil membuat gadis itu bungkam.

Dhita yang melihat Samia tak berkutik lagi, dia segera mengelus punggung gadis rapuh itu. Suaminya benar-benar kelewat batas. "Yah, hal seperti ini tidak perlu kamu ungkit, apalagi nanti depan Damesha."

Seketika semua hening, Darman menyandarkan punggungnya ke sofa berusaha untuk menenangkan hati dan pikiran yang tengah kacau. Bukannya berlebihan, namun Darman sangat tidak suka melihat banyak novel tersusun rapih di dalam box. Dan yang lebih membuat emosinya memuncak adalah saat menemukan beberapa novel milik seseorang yang dikenali.

Hampir sepuluh menit mereka dalam keadaan hening, yang ditunggu akhirnya datang membawa raut wajah kebahagiaan. Darman langsung berdiri dari duduknya dan mendekat ke arah Damesha seraya memasang ekspresi dingin serta menatap dingin ke arah gadis itu.

Damesha menyapa semua orang dengan canggung sekaligus bingung atas situasinya yang tidak mengenakkan. Ditambah Ayahnya itu menyuruh duduk dengan aura tak mengenakkan.

Darman duduk di samping Damesha, tatapan tajam tak lepas dari anak gadisnya itu. "Kenapa baru pulang?"

"Ada jam tambahan, Yah." Damesha menjawab dan terlihat sangat kebingungan

"Buka kotak itu!" Darman menyuruh Damesha membuka box cokelat yang ada di atas meja. "Jelaskan maksud dari semua itu, Damesha!"

Damesha tampak sangat syok, semua itu adalah koleksi novelnya yang belum sempat disembunyikan, kemarin malam Damesha berniat merapihkan novel-novelnya dan memisahkan sebagian untuk disumbangkan. Sebenarnya ada satu box lagi di tempat rahasianya, berhubung kemarin malam dia sudah terlalu lelah, dia menaruhnya terlebih dahulu di kolong meja, namun siapa sangka bahwa Ayahnya bisa nemukan.

[WPS #2] KILIGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang