KILIG 3 : PILIHAN & ALASAN

1.1K 145 299
                                    

🎶 Beautiful in White- Westlife

☕☕

"Kata orang dulu, kalau mau deketin anaknya, deketin dulu bapaknya. Biar sama-sama enak, dan gampang dapet restunya."

☕☕

Motor Darrel kini sudah berhenti tepat di depan pagar yang lumayan besar, tidak hanya pagar saja yang besar tetapi rumah itu terlihat besar, meskipun tidak jauh berbeda dari ukuran rumahnya tapi tetap saja. Dia mengakui kalau rumah Damesha memiliki design interior yang sangat mengagumkan.

Damesha turun dari motor sport berwarna biru milik Darrel lalu mengembalikkan helm yang dia pakai pada Darrel.

"Makasih. Kamu pulangnya hati-hati." Damesha tersenyum tipis.

"Gak nawarin temen baru lo masuk gitu?" sindir Darrel.

"Katanya rumah kamu deket dari sini. Kenapa gak langsung pulang dan minum di rumah kamu sendiri?" Damesha balik nanya, membuat Darrel meneguk salivanya dengan susah payah. Memang benar, sedari tadi dia mengoceh sendiri kalau rumahnya dan rumah Damesha satu komplek, hanya saja beda cluster saja.

"Gue baru kali ini loh di usir sama temen sendiri."

"Kamu mau masuk?" Darrel mengangguk cepat, "Tapi saya gak mengizinkan. Seorang tamu gak akan masuk jika yang punya rumah tidak membukakan pintu. Dan saya tidak ingin membukakan pintu, Darrel. Jadi mending kamu pulang sekarang, terus minum dirumah kamu."

Darrel cemberut, baru kali ini dia berteman dengan orang macam Damesha yang mengusirnya secara terang-terangan. Baru saja Darrel ingin menimpali ucapan Damesha, terdengar klakson mobil dari belakangnya.

Wajah Damesha mendadak panik, "Darrel kamu harus cepat pulang. Makasih sudah nganter saya."

Damesha terlambat! Darman dan Dhita, kedua orang tuanya sudah turun dari mobil membawa raut wajah sumringah. Mereka berjalan mendekati Darrel dan Damesha.

Darrel yang peka akan situasinya, dia turun dari motor lalu menyalimi kedua suami istri tersebut. Entah mengapa dia yakin kalau itu orang tuanya Damesha, sedikit melirik kearah gadis itu, Darrel tertarik untuk menjaili Damesha.

"Assalamualaikum, om, tante, ada calon mantu nih mau dateng kerumah." Sontak Damesha melotot tajam kearah Darrel, sedangkan Darman dan Dhita menatap dengan tatapan berbeda-beda.

"Kalian pacaran?" tanya Darman hati-hati.

"Enggak yah! Ini temen sekolah Damesha, namanya Darrel." Darman dan Dhita tersenyum lega, akhirnya anak bungsunya membawa teman kerumah. Berarti tidak ada yang harus dikhawatirkan lagi, ternyata Damesha tidak berbohong. Dia memiliki teman.

"Hehe, iya tante, om. Darrel temennya Damesha, tadi cuma mau ngerjain Damesha aja kok."

"Beneran juga gapapa kok," sahut Dhita.

"Ayo ngobrol di dalam. Mesha, ajak teman kamu masuk!" titah Darman.

Kedua orang tuanya sudah masuk terlebih dahulu menyisakkan Darrel dan Damesha berdua. Darrel menjulurkan lidahnya, "Tapi yang punya rumah aslinya membuka lebar-lebar pintunya, Damdam." tangannya menepuk dua kali puncak kepala Damesha lalu berjalan masuk duluan kedalam rumah Damesha, membuat gadis itu mendengus sebal.

Ah menyebalkan! Memiliki teman itu sungguh merepotkan ternyata, Damesha merasa risih sekaligus asing dengan adanya orang luar masuk kedalam kehidupannya. Tapi biar bagaimanapun Darrel juga membantunya untuk membuktikan pada kedua orang tuanya.

[WPS #2] KILIGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang