KILIG 45 : WELLCOME SAKA

219 29 16
                                    

🎶The Sorry Song - Mikayla Geier

🌻🌻

"Sekarang bukan waktunya untuk menyesal, tetapi harus terima dengan ikhlas atas semua yang telah terjadi."

🌻🌻

Mendapat kabar bahwa Saka sudah bangun dari koma membuat Damesha melewatkan jam pelajaran tambahan hanya untuk segera bertemu dengan lelaki itu. Damesha sangat bersyukur saat mendengar kabar Saka baik-baik saja, dia mempercepat langkahnya saat berjalan menyelusuri koridor rumah sakit lantaran tak sabar bertemu dengan Saka.

Sebelum membuka knop pintu, Damesha menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan untuk menetralkan rasa gugupnya.

"Saka!" Damesha memanggil lelaki itu sumringah.

Sang pemilik nama tersenyum lebar, dibalik wajah yang pucat Saka tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya karena masih diberi kesempatan untuk melihat dunia kembali.

"Damesha." Saka membalasnya, lalu segera merubah posisinya menjadi duduk walau dengan susah payah. Dia merentangkan kedua tangannya sebagai isyarat meminta pelukan kepada gadis itu.

Damesha menghambur ke pelukan Saka, kebetulan lelaki itu hanya sendiri di ruangan maka dari itu Damesha tidak merasa canggung. Rasa bahagianya tidak dapat dipungkiri saat melihat lelaki itu tampak sudah mulai siuman, bahkan senyumannya masih sama seperti dulu.

"Aku bersyukur kamu bisa kembali melihat dunia, Saka."

"Gue bersyukur bisa lihat lo, Dam." Saka melepaskan pelukannya, lalu mengacak rambut gadis itu. Rasanya sudah lama sekali. "Apa yang lo lakukan saat gue tidur? Nangisin gue nggak?"

Damesha menggeleng. "Nggak ada waktu buat nangisin kamu, hahaha."

Saka berdecak pelan. "Temen lagi sekarat, lo sama sekali nggak peduli malah sibuk pacaran. Teman macam apa lo, huh?"

Mendengar kata 'pacaran' membuat Damesha kembali ingat perlakuan Darrel dua hari lalu, di mana lelaki itu mengklaim dirinya sebagai pacar. Sampai saat ini masih belum ada penjelasan apapun mengenai kata itu.

Damesha menampakkan cengiran khasnya sebagai respons. Masalah semalam hilang seketika setelah dapat kabar baik mengenai kepulihan Saka. Dia bisa membuktikannya dengan aksi protes Saka saat ini. Tinggal satu lagi, dia menunggu kabar mengenai Dayan, lelaki itu masih terpejam dengan kondisi yang sama seperti awal, masih belum menunjukkan reaksi apapun.

"Mama kamu mana? Kamu kapan sadar? Kok nggak langsung kabarin aku sih?" Damesha melontarkan rentetan pertanyaan kepada lelaki itu.

Saka menghela napas panjang mendengarnya. "Mama gue suruh pulang dan istirahat di rumah. Gue baru sadar semalam, mau nelfon lo udah malam. Mau nelfon lo pagi-pagi, gue tau lo pasti bolos sekolah demi ketemu gue, makanya gue baru nelfon sepulang sekolah," paparnya.

"Sekarang dia juga bolos pelajaran tambahan," timpal Darrel dari ambang pintu. Entah dari kapan lelaki itu sudah berada di sana.

"Mampus pawangnya dateng." Saka merutuki dirinya sendiri. "Eh, Rel, masuk." Dia menampakkan cengiran khasnya, seolah lupa apa yang terjadi dengannya selama dua minggu yang lalu.

Damesha mendadak canggung melihat kedatangan Darrel secara tiba-tiba, terlebih lagi dari mana lelaki itu tahu dia bolos pelajaran tambahan?

"Ih nggak kok," elaknya.

"Ini baru jam 1, Dam, dan sekarang waktunya pelajaran tambahan. Jangan mentang-mentang gue nggak sekolah lo bisa bohong," kata Darrel.

Damesha terlihat kikuk dan hal tersebut membuat Saka tertawa sekaligus gemas melihat gadis itu, seperti ketahuan oleh guru BK di sekolah.

[WPS #2] KILIGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang