Aksi 16 - Jadi Pengganggu Kamu

Start from the beginning
                                    

Terlepas dari semua itu, Oceana harus segera bersiap-siap karena janjinya malam ini.

***

Aston, teman kencannya kali ini mengajak dia bertemu sekaligus dinner. Jadi, Oceana segera memilih dress paling pas dari koleksi dress yang dimilikinya. Pilihannya jatuh ke dress selutut dengan warna putih tulang yang memiliki akses sejenis brokat di ujung bawah. Oceana memilih rambutnya terikat agar kalung yang dipilihnya malam ini bisa jadi titik fokus.

Butuh sekitar tiga puluh menit untuk sampai di restoran yang dituju. Oceana berjalan menuju pintu utama dan langsung masuk dengan gaya seanggun mungkin. Sebab Aston sudah memberitahu padanya soal nomor meja, Oceana tidak perlu lagi drama-drama mencari.

"Aston?"

Yang dipanggil langsung bangkit sambil mengulas senyum tipis. Sesuai dengan foto—tidak seperti kasus Rixie. "Princess Ana," panggilnya. Oceana memberi anggukan. "Sesuai namanya, kamu terlihat seperti seorang Princess."

Saat Aston berinisiatif bantu memundurkan kursi, Oceana pasrah. "Pilihan yang bagus," ucap Oceana sambil memandangi dekorasi ruangan. "Terkesan santai, tapi glammy-nya dapet banget."

"As you wish, Princess," balas Aston.

Oceana pun terkekeh.

Tidak lama, dua pelayan berseragam hitam putih itu datang membawa mangkuk besar bertudung perak.

"Tolong jangan rangkaian bunga besar," kelakar Oceana. "Aku kurang suka."

"Karena kamu lebih suka ke bunga bank, kan?"

"Rupanya kamu masih ingat, ya?"

"Gimana aku bisa lupa soal kamu, sih?" Aston ini tipikal bermulut licin dan Oceana sudah siap dengan kemungkinan yang ada. Namun, selicin apa pun mulut Aston, Oceana tidak akan tergelincir yang membuatnya terperangkap rayuan lelaki itu. Serius. Laki-laki modelan begini nyaris menginjak angka 85% dari sekian banyaknya laki-laki yang ditemui Oceana ketika melakukan kencan buta. "Terlalu menarik buat dilupain gitu aja."

"Gimana soal warna?"

"Biru kesukaanmu?"

"Makanan?"

"Yang penting jangan nasi putih?"

Oceana mengangguk. "Buah?"

"Apa saja."

"Hal dibenci?"

"Sesuatu yang berisik," balas Aston. "Tapi, aku bukan tergolong yang berisik, kan?"

Saat piring sudah tersaji di atas meja dan tudungnya dibuka, Oceana melihat Aston merogoh saku jas untuk mengambil ponsel. Tidak lama, terdengar Aston yang memanggil ulang pelayan untuk sesuatu yang tidak terduga. Oceana sampai harus berkedip.

"Princess, karena aku influencer, sayang banget kalau dinner ini nggak aku capture," tutur Aston lalu menyuruh pelayan lelaki itu berpindah ke sisi kiri. "Nah, Princess, kamu bisa ikut satu frame sama aku juga. Nanti aku posting ke Instagram terus tagging kamu. Eh iya, username-mu apa? Biar aku follow duluan. Kamu mau ikuti aku balik atau nggak, terserah. Tapi ef-way-ai, kamu ini golongannya beruntung lho. Soalnya aku jarang follow back orang."

Pop the QuestionWhere stories live. Discover now