TERBIT!!
(PART TIDAK LENGKAP)
Inilah sepenggal cerita dua insan anak Adam dan hawa yang melewati lika-liku kehidupan mendewasakan diri mereka setelah terjadinya Bom. Karena bom inilah dua orang itu menjadi pribadi yang lebih baik.
DON'T COPY MY ST...
Sebelum membaca, kalian wajib Vote dan komentar di setiap paragraf!!
Spam '❤️❤️' 👉🏻👉🏻
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
🌼🌼🌼🌼
Anita mengobati luka pada wajah Langit akibat bogeman mentah yang dia dapatkan. Tak lupa Anita juga mengompres pelipis dan ujung bibir anaknya dengan es batu dalam kain.
"Sana ke kamar papi." Perintah Anita sembari merapikan kotak p3k.
"Maaf." Ucap Langit lirih yang langsung menghentikan pergerakan Anita.
"Maafkan Langit mi. Langit tau tindakan ini sangatlah salah gak mudah dimaafkan tapi Langit wajib minta maaf ke mami dan yang lain."
Anita langsung memeluk anak semata wayangnya dengan erat. Hatinya sakit dan marah melihat kelakukan anaknya namun hati kecilnya percaya bahwa Langit tidak mungkin bertidak gegabah kalau bukan ada hal yang lain.
Setelah mengusap punggung kokoh anaknya, Anita pun menyuruh Langit untuk cepat menemui Nugraha dan papi. Langit menurut. Ia bergegas menemui papinya dan om Nugraha. Sedangkan Anita menata hatinya lalu beranjak pergi menuju kamar Lea.
Otak cerdasnya berpikir, tadi pagi dirinya mendapat amukan dari lelaki paruh baya. Langit mendapat bogeman mentah dari Nugraha. Setelah tiga kali menonjok wajah Langit, Nugraha berhenti. Nafasnya memburu dan tangannya mengepal menahan amarah. Dia masih bisa menahan amarahnya karena posisi Langit sebagai anak sang sahabat.
Sedangkan Langit yang pasrah atas sikap Nugraha hanya diam di atas tempat tidur sambil memandang wajah sang pujaan hati yang sembab dan pucat. Lamunannya hilang karena bentakan sang papi yang menahan marah amat sangat.
"Langit kamu berdiri! Pakai pakaian mu sekarang. Papi tunggu kamu di kamar papi sama om Nugraha!" Tegas Lionel tak ada bantahan.
Lionel pergi menuju kamarnya yang diikuti oleh Nugraha. Ia masih belum beranjak dari tempat tidur sembari menatap keadaan Lea dengan tatapan bersalah.
"Maaf Lea." Ucap Langit dengan suara lembut nan penuh penyesalan.
Lea memalingkan wajah. Dirinya enggan menoleh ke arah lelaki bajingan yang telah merenggut mahkotanya. Perasaan benci masih dominan dalam hatinya. Rasa dendam terpatri dalam urat nadinya.
Anita yang melihat sorot mata penyesalan Langit namun tak dibalas Lea hanya bisa menangis. Ia tak percaya bahwa anak semata wayangnya melakukan hal diluar norma. Tak tega melihat sang anak, Anita menyuruh Langit segera pergi menemui papinya.
Tak lama Langit beranjak pergi dari kamar Lea setelah memakai setelan tuxedo yang ia kenakan kemarin.
Mengingat itu semua, langit menghela nafas panjang. Ia merasa bersalah atas tindakan diluar nalar. Dengan lesu, Langit berjalan menemui papi dan om Nugraha.