17. Kelam

813 124 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

sepenggal kisah yang kelam

🦋

"Bu Sarah," panggil Jisoo sambil berlari mengejar seorang wanita yang terus berjalan mengabaikan seorang gadis yang berteriak memanggilnya.

"Bu." Jisoo akhirnya bisa menghadang Sarah yang hendak masuk ke dalan kamarnya.

"Ada apa?" tanya Sarah sambil melipat kedua tangannya. "Aku banyak urusan, kita bicara nanti saja," suruhnya.

"Engga! Aku perlu penjelasan nya sekarang. Kenapa ibu menolak orang yang mau adopsi aku?" tanya Jisoo bingung.

"Mereka tidak cocok."

"Kata siapa? Selama ini aku nyaman dan dekat dengan mereka. Mereka sayang banget sama aku," jawab Jisoo yang saat itu berusia sekitar 15 tahun.

"Mereka hanya akan memanfaatkan mu."

"Nggak mungkin."

"Pokoknya, kamu harus tetap disini."

"Aku nggak mau."

Sarah mengangkat tangannya dan mencoba menampar Jisoo. Tapi, tangannya ditahan oleh seorang anak laki-laki yang berdiri di sampingnya. Ia melindungi Jisoo dari pukulan itu.

"Lepaskan!"

"Jangan sakiti dia."

"Sudah berani kau. Apakah karena ini hari terakhir mu disini, kau jadi kurang ajar padaku."

"Kakak mau pergi?" tanya Jisoo sambil menatap laki-laki yang berusia sekitar 19 tahun itu. Perhatian nya beralih pada laki-laki itu.

Laki-laki itu mengangguk pelan, ia tersenyum sambil berjalan mendekati Jisoo, lalu memeluknya erat. "Mereka sudah menjemput ku, Soo."

"Siapa?" tanya Jisoo sambil mengerutkan keningnya.

"Orang tua ku."

"Apa aku ditinggal lagi?" tanya Jisoo sambil melepaskan pelukan itu. Anak-anak yang tinggal di panti perlahan-lahan mulai pergi, sementara Jisoo harus bertahan di tempat ini.

"Aku berjanji akan sering datang dan mengunjungi mu," ucapnya sambil memperlihatkan jari kelingking nya.

"Aku juga mau diadopsi," ucap Jisoo pelan. Ia melirik Sarah yang sudah menatap sinis ke arah keduanya.

"Aku yakin, kamu akan menemukan mereka, bersabarlah, Soo."

Jisoo melirik Bu Sarah. "Aku sudah menemukan mereka, tapi Bu Sarah menolak nya," ucap Jisoo sambil menunjuk Sarah, lalu menangis sekencang-kencangnya.

Laki-laki itu melirik ke arah Sarah dengan tatapan tajam miliknya.

"Jangan menatapku. Pergi lah dari sini," usir Sarah pada laki-laki itu."

"Bukankah itu yang anda inginkan, kami semua pergi, sementara anda menikmati uang donatur ini."

"Kau bukan lagi bagian dari sini. Jangan ikut campur!" Sarah mendorong laki-laki itu dan menarik Jisoo mendekat ke arahnya.

"Kak," panggil Jisoo.

Laki-laki menatap wajah Sarah sinis. "Aku akan datang lagi, Soo." Laki-laki itu lalu pergi meninggalkan keduanya.

Kim Jisoo Donde viven las historias. Descúbrelo ahora