10. Aku mau

1K 150 3
                                    

Happy Reading
.
.
.

Ada aku

🍂

Jisoo mondar-mandir di kamarnya sejak beberapa menit yang lalu. Tangannya mengepal erat dengan raut wajah kesal. "Bodoh sekali kamu, Jisoo!" Ia memarahi dirinya karena kejadian tadi siang.

"Bisa-bisa nya aku peluk dia," teriak Jisoo sambil menjambak rambutnya. "Malu banget." Jisoo berbaring di lantai kamarnya, lalu menutupi sebagian wajahnya dengan rambutnya yang hitam dan lebat.

"Kamu harus bisa mengatur emosimu, Jisoo. Jangan sembarangan orang kamu peluk." Jisoo memarahi dirinya sendiri.

Ting

Ting

Ting

"Siapa lagi siii!" Suara handphone Jisoo berbunyi beberapa kali. Ia merogoh saku celananya dan melihat notifikasi yang masuk. "Haa!" Jisoo langsung terperanjat bangun dan merapikan rambutnya, ia memeriksa kembali pesan yang dikirimkan seseorang padanya.

Ia menyelipkan beberapa helai rambut ke belakang telinganya. "Padahal aku sudah ganti nomor baru, Ibu Sarah tetap tahu juga nomorku. Bagaimana bisa, apa dia mata-mata?" tanya Jisoo sambil menggigit bibir bawahnya, wajahnya cemas dan berubah pucat.

Tiba-tiba saja pikiran Jisoo mengarah pada ucapan V tadi siang padanya. "Apa benar dia bisa membantuku?" pikir Jisoo sambil mengerutkan keningnya.

Flashback on

Jisoo berjalan mendekati V dan memeluknya erat. "Aku takut," ucap Jisoo sambil menangis. Ia menenggelamkan wajahnya dan menangis kencang.

"Ada aku." V menepuk-nepuk punggung Jisoo pelan. Banyak pasang mata yang melihat mereka, V merasa malu saat itu. Namun, ia tetap memasang wajah datar.

Setelah lama berpelukan, Jisoo langsung melepaskannya dengan wajah memerah. "Aku barusan ngapain!" teriak nya dalam hati.

V melihat kemejanya yang habis basah karena air mata Jisoo, menampilkan bentuk dada bidangnya. Jisoo mendongak sambil melirik V dengan wajah datar. Kedua tangannya ia masukkan ke saku celananya.

"Maaf. Nanti aku cuci baju kamu," ucap Jisoo sambil menunduk. Ia tidak berani menatap mata V saat itu. Lirikan matanya sangat menyeramkan.

"Tidak dimaafkan."

Jisoo mengerutkan keningnya, apa ia salah mendengar tadi. "Kenapa?" teriak Jisoo. Beberapa orang yang lewat langsung memandangi keduanya. Jisoo yang sadar akan hal itu langsung membungkuk beberapa kali dan meminta maaf pada orang-orang yang lewat.

"Bantu aku, baru ku maafkan."

"Gimana ini," batin Jisoo. Ia harus mempertimbangkan nya kali ini. V sudah masuk hampir di sebagian masa lalu Jisoo.

"Atau-,' sahut V dengan penuh penekanan.

Jisoo membulatkan matanya. "Oke." Jisoo mengatakan kata itu tanpa sadar. Mungkin ia memang ia ditakdirkan menjadi malaikat yang membantu orang lain.

"Apa, tidak dengar?" tanya V sambil mendekatkan wajahnya. Jisoo menghela nafas pelan. "Iya! Aku mau."

V menaikan sebelah alisnya setelah mendengar ucapan Jisoo. "Besok aku kirim surat perjanjian ke cafe kamu." V melirik jam tangannya.

"Surat perjanjian. Kenapa harus pakai surat perjanjian?"

"Tidak ada alasan."

Jisoo mendengus kesal. Ia melipat tangannya, belum selesai masalah hidupnya, masalah lain malah muncul kembali. "Oh iya , Tante Ara." batin Jisoo sambil melirik ke dalam rumah sakit, pertemuan yang sangat singkat namun sangat bermakna.

Kim Jisoo Where stories live. Discover now