28. Dia akan datang

512 87 1
                                    

Happy Reading

🦋

Jam menunjukkan pukul 03.00

Jisoo membuka matanya perlahan, lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar. Ia melihat Irene dan Ara sedang tertidur pulas di sampingnya. "Aku haus," ucapnya dengan suara serak.

Ia bergerak dengan pelan, berusaha untuk bangun sambil melepas handuk yang sudah kering dari keningnya. "Bu Sarah pasti sudah pergi, ucapnya pelan sambil berjalan pelan keluar kamar dengan hati hari. 

Langkahnya terhenti saat melihat Suho dan V sedang tertidur pulas di kursi ruang tamu. "Aku melibatkan mereka lagi," ucap Jisoo sambil menghela nafas pelan.

Ia berjalan menuju dapur untuk mengambil air. "Aku tidak akan pernah membuka handphone itu lagi," gumamnya sambil meminum air putih.

Tanpa sadar, air matanya menetes.  "Bagaimana kalau jennie benar-benar bunuh diri, atau bahkan dia dibunuh bu Sarah?" tanyanya sambil meletakkan gelas itu dengan pelan.

"Jennie masih hidup," sahut seseorang yang berjalan mendekat ke arah Jisoo.

"Kamu, bukannya tadi tidur?" tanya Jisoo sambil berbalik dan melihat V.

V berjalan mendekat ke arah Jisoo lalu mengusap kedua pipi nya. "Mungkin udah saatnya untuk melawan. Biar dia nggak semena-mena sama orang lain," jawab V sambil bersandar di meja dapur.

"Aku takut," ucap Jisoo pelan sambil menunduk. Nyalinya tidak sebesar itu untuk berhadapan langsung dengan Sarah.

"Apa perlu ku wakili?"

Jisoo menggeleng sambil menatap mata V. "Aku nggak mau kamu jadi korban," jawabnya.

"Cukup aku," lanjutnya.

"Beranikan dirimu, dan hadapi orang itu." V menepuk kedua bahu Jisoo sambil menyakin kan nya.

🍂

Jam menujukkan pukil 06.30 pagi

"Badan kamu udah nggak panas lagi sayang," ucap Ara sambil mengecup kening Jisoo dengan gembira.

"Aku nggak apa-apa, Tante," jawab Jisoo sambil menerima suapan makanan dari Irene. "Kamu nggak kerja?" tanya nya pada Irene.

Ara keluar kamar untuk membersihkan sisa pecahan kaca di kamar Jisoo.

"Bentar lagi gue berangkat kerja. Tapi cuma sebentar, nanti gue langsung ke sini lagi," jawabnya.

"Kenapa?"

"Kok kenapa, emang gue nggak boleh ke sini lagi?" tanya Irene yang bingung.

"Bukan itu. Kenapa kamu pulang awal, nanti di kantor siapa yang urus semuanya?"

"Ada karyawan lain yang bisa handle kerjaan gue, tenang aja," kekeh Irene.

"Yang lain mana?" ucap Jisoo sambil melihat ke arah luar pintu. Saat ia bangun, keduanya sudah tidak ada.

"Mereka berdua pergi, katanya ada urusan lain."

"Nggak pamit?"

"Lo masih tidur tadi. Gue nggak tega kalau harus bangunin," jawab Irene sambil menyuapi Jisoo.

Jisoo hanya mengangguk sambil mengunyah bubur tersebut. "Suho salah, bubur yang di aduk selalu enak," ucapnya sambil tersenyum kecil.

Kim Jisoo Where stories live. Discover now