38. Galau

416 59 4
                                    

Happy Reading

🦋

"Sepertinya kita sudah sepakat untuk tidak pergi dengan orang asing," ucap Irene sambil melipat kedua tangannya di dada. Raut wajah nya berubah kesal dari awal saat ia melihat Jisoo turun dari mobil laki-laki itu.

"Aku tidak enak menolak nya," jawab Jisoo sambil menunduk.

"Kalau terjadi apa-apa sama lo dan kita bertiga ngga tau gimana!" Suara Irene meninggi.

Jisoo menatap ketiganya secara bergantian. "Aku minta maaf," ucapnya pelan.

"Soo, apa salahnya kalau bilang dulu sama kita?" Suho beranjak bangun dan langsung mendekati Jisoo. "Kita pasti izinin kok." Suho mengelus pelan pundak Jisoo. 

"Handphone aku mati tadi." Jisoo mengeluarkan handphone dari tas.

"Harusnya lo nolak aja, atau kalian bisa ngobrol di rumah, kenapa harus jalan keluar segala." ketus Irene. 

Jisoo hanya diam, ia menyadari kesalahan nya.

"Soo, kita ngga marah sama kamu. Kita cuma takut kalau kamu kenapa-kenapa dan kita semua ngga tahu."

Jisoo mengangguk, air matanya sudah siap turun.

Suho menghela nafas pelan sambil bangkit dari duduknya. "Udahlah," ucap Suho sambil menepuk pelan bahu Irene.  "Kita juga tahu kan kalau dia kakak Jisoo."

"Kakak yang udah ngga ketemu bertahun-tahun," jawab Irene ketus sambil berjalan masuk ke dapur.

Jisoo terkejut mendengar ucapan Irene  barusan. Ia hendak berdiri dan menjelaskan, namun Suho mencegahnya. "Biar gue aja," ucap Suho sambil mengejar Irene.

"Irene." Suho mengejar Irene ke belakang.

Jisoo mematung di tempat lalu menatap ke arah V yang juga sedang menatapnya dengan wajah datar. "Aku minta maaf," ucapnya.

V bangkit dari duduknya dan langsung memeluk Jisoo pelan. "Dari sini kamu belajar bahwa kita sayang sama kamu." V menepuk pelan punggung Jisoo membuatnya meneteskan air mata.

"Aku hanya membuat kalian khawatir," ucapnya.

"Kita keluarga sekarang."

"Aku itu beban." Jisoo menangis sambil memeluk erat V pada saat itu. "Harusnya aku ngga hadir di hidup kalian."

"Jangan berpikir begitu."

Malam itu Jisoo merasa bersalah karena tidak pamit saat pergi dan ia juga mengerti alasan Irene marah karena takut kehilangan dirinya.

Irene sudah tidur lebih dulu sementara Suho dan V pulang setelah kejadian beberapa jam yang lalu. Dan saat ini Jisoo masih harus memikirkan masa depan nya.

Kalau ia pergi, Teman-teman nya tidak akan khawatir padanya dan mereka bisa melanjutkan hidup dengan tenang. Tapi ia juga tidak bisa jauh dari mereka karena selama ini hanya mereka yang membantunya.

"Menjadi dewasa tidak menyenangkan," ucapnya sambil menutup tubuh Irene dengan selimut. "Terimakasih karena selalu ada untuk ku," ucapnya sambil berbaring dan memeluk Irene. 

Kim Jisoo Where stories live. Discover now