Apparently, he likes me

853 105 3
                                    

[Mark]
Gue boleh pinjem helm?

[Anggi]
Boleh, ambil aja kerumah.

[Mark]
Gimana kalau kita sekalian makan di luar?

[Anggi]
Gue ngantuk.

[Mark]
Okay, gue kerumah lo ya. Nanti kalau udah di depan, gue chat.

*****

Anggi berjalan sedikit berlari dengan membawa helm milik Papah nya. Ia keluar dengan baju sederhana beserta masker wajah yang menutupi wajah nya. Tanpa rasa malu, Anggi menatap Mark yang kaget karena nya.

"Anggi ya?" tanya Mark dengan gugup karena Anggi tidak senyum sama sekali kepada nya.

Anggi mengangguk dan segera mengusir Mark dengan tangan nya. Ia juga berusaha menutupi wajah nya. Sungguh, Anggi menahan tawa nya karena wajah kaget Mark yang- aneh.

"Kan helm nya masih di tangan lo."

Anggi memberikan helm dan Mark menerima nya dengan cepat. Helm tersebut ia letakan di depan badan nya dan kembali

Masker yang berada di sisi bibir Anggi sudah mulai retak karena berusaha untuk berbicara dengan Mark. "Pulang sana lo." ucapnya terdengar tidak jelas.

"Gue mau disini dulu deh, panas." ucap Mark yang duduk di motor besarnya. Ia menatap Anggi dengan senyuman manisnya. Menurut Mark, Anggi yang terlihat sederhana lebih cantik dari dirinya yang biasa. Walaupun wajahnya tertutup oleh masker yang mulai mengeras.

Anggi menghela nafas. Ia berbalik untuk meninggalkan Mark karena terlalu malu dengan wajahnya.

"Anggi," panggil Mark dan membuat Anggi membalikan badan nya ke arah Mark. "Kalau sempet, mau jalan sama gue?"

Anggi terdiam sebentar. Kemudian ia mengeluarkan handphone nya dan mengetik sesuatu di keyboard benda pipih itu. Ia memberikan handphone nya ke Mark.

Mark menerima dan menatap Anggi bingung. Kemudian ia teringat kenapa Anggi tidak ingin berbicara. Ya, masker yang mengeras.

Pulang.

Mark menghela nafas melihat isi note itu. Ia tersenyum dan memberikan handphone ke pemilik sebenarnya. Mark bisa merasakan ada benda tajam yang menusuk dada nya tanpa terlihat. Penolakan yang sopan justru terdengar lebih menyakitkan dibanding penolakan kasar.

Mark mengangguk dan memakai helm nya. Ia melambaikan tangan nya ke arah Anggi dan membawa motor besar tersebut melaju pelan dari rumah Anggi. Sangat pelan.

Saat motor Mark tidak terlihat. Anggi membuka handphone nya. Alisnya terangkat membaca pesan singkat yang dibalas oleh Mark. Ia tidak melihat Mark mengetik sesuatu.

:)

Anggi bisa merasakan sesuatu saat melihat tanpa itu. Kepalanya menggeleng dan masuk kerumahnya tanpa rasa bersalah. Anggi tidak sadar kalau perasaan Mark sama seperti Anggi yang tidak mendapat balasan dari Doyoung.

Ya, Anggi tidak sadar jika ia mengerti perasaan lelaki itu karena dirinya mengalami hal yang sama.

*****

"Thanks bro, motornya."

"Terus, itu helm gimana, Mark?"

"Gampang lah, sekalian modus lagi nanti."

"Semangat, Mark."

7 days -DoyoungWhere stories live. Discover now