At that time

1.6K 153 6
                                    

Anggi menghela nafas dan merebahkan seluruh badan nya. Membiarkan punggung nya mengenai ranjang yang empuk. Ia memandang langit-langit kamar dengan perasaan yang sangat sedih.

Soal penyakitnya yang memburuk. Jika di perkirakan, hanya butuh waktu beberapa bulan untuk Anggi hidup. Sungguh hal yang sangat Anggi benci adalah kematian. Anggi tidak ingin siapapun merasa sedih karena peninggalan nya. Ya, mungkin saja ada yang sedih.

Benda pipih yang berada di sebelahnya berbunyi. Ada pesan masuk dari dokternya. Dokter yang selama ini mendukung dan membantu untuk pengobatan Anggi. Ketika mengatakan itu, wajah Dokter tersebut tersirat kesedihan dan takut secara bersamaan.

Dokter yang tidak terlalu tua itu sangat mengerti dengan keadaan pasien nya.

[Dokter]
Anggi.

Hanya memanggil. Tapi justru terdengar sedih mengingat nama nya sebentar lagi ada di batu nisan.

[Anggi]
Iya dokter. Gak papa.

Siapapun tau, ini hanya kebohongan besar. Buktinya, Anggi menitikan air mata nya.

[Dokter]
Saya bakal berusaha biar kamu hidup lebih lama.

[Anggi]
Gak usah, aku ngerti. Bisa jadi motivasi ku untuk bahagiain orang tua dan teman.

[Anggi]
Makasih banyak ya, Dokter.

Pesan tidak terjawab oleh Dokter nya. Anggi tersenyum. Karena merasa bosan, ia mencari huruf D di kontak handphone nya. Mengisi kebosanan dengan imajinasi nya.

Ia mikir, menulis list untuk kebahagiaan nya tidak salah.

[Anggi]
1. Masak bareng.
2. Piknik bareng.
3. Jualan bareng.
4. Pegangan tangan.
5. Liat stargazing.
6. Nyatain cinta seromantis mungkin.

[Anggi]
Gue numpang bikin list ya, Dol. List bareng Doyoung💖❣️💗💝💞💓

Anggi tertawa kecil melihat chat yang yang di kirim ke Haechan. Dodol Haechan karena Haechan sendiri mempunyai toko dodol besar di kota ini. Toko orang tua nya. Sesekali Anggi membeli dodol tersebut atas paksaan Haechan.

Membantu teman tidak ada salahnya bukan?

Ketika handphone itu berbunyi dan ada pesan masuk untuknya, Anggi mengabaikan nya sebentar. Paling Haechan yang meledak list nya tersebut.

Setelah 5 menit, ia meraih benda itu. Menekan tombol power dan matanya terbelak ketika melihat nama si pengirim pesan.

Anggi menatap handphone tidak percaya. Chat Doyoung. Dirinya mengirim pesan ke Doyoung. Pesan yang seharusnya ia kirim ke Haechan. Karena hal ini, terdengar suara kekesalan dari Doyoung melalui teks pesan nya.

"Sumpah, gue salah kirim sampai di marahin Doyoung?"

[Doyoung]
Ganggu banget deh. Pura-pura salkir biar dikabulin?

[Anggi]
Eh.. Maaf.

[Doyoung]
Cara lo murahan. Berharap gue kabulin?

[Anggi]
Bukan gitu.

[Doyoung]
Jangan ganggu gue pakai chat begitu. Gue punya pacar. Gue gak suka sama lo. Berhenti atau gue yang benci?

[Anggi]
Aku cuma suka kamu..

[Doyoung]
Ada 150juta lebih penduduk laki-laki. Jangan jadiin gue yang terspesial bagi lo.

Setelah pesan terakhir dari Doyoung masuk, hati Anggi terasa di hantam sebuah besi. Namun, Anggi tersenyum dengan memegang dadanya. Ia pikir, ia masih bisa berusaha untuk mendekati Doyoung tanpa merusak hubungan dengan pacarnya.

Yang Anggi inginkan selain berpacaran dengan Doyoung, ialah dekat dengan Doyoung sebagai teman.

7 days -DoyoungWhere stories live. Discover now