Lulus

6 0 0
                                    

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, seperti angin yang menghempas begitu saja. Baru saja kemarin aku memasuki kuliah namun tak terasa aku sudah wisuda saja.

Sudah beberapa semester ini aku tak melihat nico, entah aku saja yang tak menemuinya. Karena memang aku sangatlah malas sekali untuk menyapa seseorang semenjak satu kampus mengejekku sebagai pembunuh ibu nico.

Setelah berita duka yang menimpa nico dan kepergian ibu nico disebabkan olehku, satu kampus mengetahui perihal itu dan megecapku sebagai pembunuh, wanita jahat ataupun wanita yang tak mempunyai keprimanusiaan.

Aku akui, aku memang salah besar dan itu murni kesalahan fatalku. Namun aku pikir "Setiap manusia pasti mempunyai kesalahan, entah itu kecil ataupun besar. Namun seseorang tidak wajib untuk menghakimi apalagi menurunkan mental hingga menjadi down".

Setelah sidang skripsiku selesai dan aku wisuda, aku pun ingin melamar kerja di salah satu perusahaan ternama di ibukota yaitu Jakarta namun aku terlebih dahulu meminta izin kepada orang tuaku.

Ayahku sedang pergi ke luar negeri karena ada urusan yang harus diselesaikan, jadinya aku hanya meminta izin kepada ibuku saja.

Setelah makan malam, akupun meminta izin kepada ibuku.

"Bu, aku mau pergi kejakarta boleh?"

"Untuk apa kamu pergi kesana sayang?"

"Aku mau melamar kerja disalah satu perusahaan mah"

"Lalu kamu tinggal dimana?"

"Makannya aku mau minta uang buat beli unit apartemen sama uang ongkos makan dan lainnya mah, janji deh aku bakal ganti nanti kalo aku keterima" mintaku kepada ibuku.

"Kalo kamu mau mandiri silakan nak, nanti ibu transfer uangnya, kamu jaga diri baik-baik disana"

"Iya mah pasti, makasih ya mah"

"Yaudah sana, kamu tidur"

Akupun pergi menuju kamarku untuk beristirahat.

Rasa Dan BenciWhere stories live. Discover now