Baru

3 0 0
                                    

Setelah berkeliling Mall dan mendapatkan apa yang aku mau yaitu mobil baru yang aku beli secara kontan kini membuat uangku menipis, aku harus lebih irit karena uangku harus mencukupinya.

Setelah bertransaksi dengan sorum, aku pun langsung membawa mobil tersebut pulang. Memang mobil tersebut harusnya di antar ke apartemenku, karena aku malas naik kendaraan lain, langsung saja ku bawa mobilnya.

"Ini mobilnya, boleh langsung di bawa" Ucapku.

"Kenapa, tidak kami antar saja kak" Ucap pemilik showroom.

"Udah aku bawa aja gapapa" Jawabku.

"Baik kak, silakan" Jawabnya.

Setelah menerima kunci dan menulis data untuk membuat STNK serta BPKB, aku pun membawa mobil itu untuk pulang ke Apartemenku.

Jakarta hari ini cukup padat, sebenarnya tidak cuma hari ini. Pusat Ibukota wajar saja banyak orang berlomba-lomba untuk datang ke sini, sudah padat kota ini dengan pendatang-pendatang sepertiku, sehingga penduduk asli Jakarta pun harus tersingkir di pinggiran.

"Aku mau beli makan dulu lah" Gumamku.

Aku pun berhenti di salah satu tempat makan sederhana, namun terlihat seperti millenial dari tempat makan tersebut, untuk harga tidak terlalu mahal.

Aku pun berhenti dan memarkirkan kendaraanku, sesudah memarkirkannya aku bergegas mencari tempat untuk makanku nanti. Saat sedang mencari-cari tempat, aku melihat Nico berada di tempat ini. Kebetulan aku juga sedang mencari dirinya lalu ku hampiri saja ia.

"Nico" Teriakku.

"Nico"

"Nico"

Nico melihat ke arahku lalu ia berdiri dan pergi meninggalkan tempat tersebut, aku pun mengejar dia.

"Nico, tolong berhenti dulu" Teriakku.

Nico pun berhenti dan menungguku menghampirinya.

"Gene neh, urung puas koe?" Ucap Nico.

"Nico, aku ki arep matur nuwun karo kowe mergo kowe wes nulungi aku, perkoro seng mbiyen aku njalo pangapuro karo koe, aku siap ngelakokne opo wae asal kowe iso maafke aku" Ucapku.

"Wes, wes, anggep wae angin lalu, masalah aku nulungi kowe, anggep wae kui wong liyo" Jawab Nico.

Nico lalu pergi meninggalkan ku, aku tidak mau mengejarnya karena aku takut ia semakin marah denganku. Kemudian aku melanjutkan dengan memesan makanan, karena sejak dari tadi perutku sudah keroncongan.

Sesudah makan, tiba-tiba handphone ku berbunyi dan terlihat ternyata Meyra meneleponku. Aku pun mengangkat telepon dari Meyra.

"Hallo Mey, ada apa?" Tanyaku.

"Kamu dimana?" Jawab Meyra.

"Aku lagi makan nih, di daerah Gatot Subroto" Ucapku.

"Aku boleh ke sana ga? Aku mau ngomong" Jawab Meyra.

"Yaudah, aku kirim lokasinya ya" Ucapku.

"Aku otw ke sana, naik kendaraan online ya" Jawab Meyra.

Setelah percakapan aku dengan Meyra via telepon, lalu aku menutup telepon tersebut dan melanjutkan makan.

Setelah menunggu cukup lama, terlihat Meyra sudah sampai dan berjalan ke arahku.

"Natasyah" Teriak Meyra.

"Hai, sini" Teriakku.

Meyra lalu menghampiriku dan ia duduk di sebelah meja makanku.

"Kamu mau makan?" Tanyaku kepada Meyra.

"Aku udah makan kok, kamu lanjut aja" Jawab Meyra.

"Kamu kenapa? Ada hal penting?" Tanyaku.

"Jadi gini, maaf menganggu kamu. Nanti malam ada acara kumpul bersama, sama teman-temanku yang dulu" Jelas Meyra.

"Terus?" Tanyaku.

"Aku gak ada temennya. Tolong temenin aku" Jawab Meyra.

"Yaaahhhh, aku kira ada apa? Ya sudah kalo gitu, aku temenin kamu" Ucapku.

"Acaranya ada di bekasi loh" Ucap Meyra.

"Bekasi itu jauh ya? Soalnya aku baru di Jakarta, jadi gak tau daerah Bekasi hehehe" Jawabku.

"Ah engga, deket tau" Ucap Meyra.

"Mau berangkat sekarang?" Tanyaku.

"Boleh" Jawab Meyra.

"Ya udah, aku bayar dulu ya" Ucapku.

Aku pun membayar makanan yang aku pesan tadi, lalu aku pergi ke parkiran mobil Untuk mengantarkan Meyra datang ketempat reuniannya.

"Kita naik apa ya?" Tanya Meyra.

"Aku baru beli mobil tadi, kita naik mobil aku aja" Jawabku.

"Hah? Beli mobil? Kamu ini sebenarnya orang kampung yang datang ke sini atau gimana sih? Perasaan duit kamu banyak banget loh dan kalau misalkan kamu beli kredit pun nggak mungkin kamu bawa langsung, pasti dianterin. Emang kamu beli mobilnya kapan?" Tanya Meyra terheran-heran dengan Natasyah.

"Kan kemarin aku udah bilang sama kamu, kalau aku hari ini mau ke mall. Nah karena aku udah capek naik kendaraan online, ya aku beli mobil aja lah daripada ngeribetin terus telat kan, mending pakai mobil sendiri" Jawabku.

"Kamu baru beli mobil tadi, terus kamu bawa berarti kamu belinya cash dong. Orang tua kamu sekarang di mana?" Tanya Meyra.

"Iya aku beli cash, Orang tuaku ada di kampung. Kenapa emangnya?" Ucapku.

"Aku yakin kamu ini orang kaya, beli mobil udah kayak beli permen" Jawab Meyra.

"Hahaha bisa aja, aku juga habis beli mobil langsung ngirit kok, untuk 2 bulan ke depan" Jelasku pada Meyra.

"Ya udah, ya udah, susah berdebat sama orang kaya seperti kamu, kita jalan aja yuk" Ucap Meyra.

"Ayo kita jalan, kamu ngasih tahu jalannya ya, soalnya aku nggak tahu jalan" Ucapku.

"Gampang itu mah" Jawab Meyra.

Natasha dan meyra pun berjalan menuju tempat reunian Meyra, mungkin Meyra sedikit canggung untuk bertemu teman-teman lamanya, oleh sebab itu ia mengajakku agar ia ada teman mengobrol ketika teman-temannya asik berbincang-bincang sendiri.

Aku pikir di sana, aku tidak mengenal siapa-siapa, jika nanti Meyra berbicara dengan yang lain, aku berbicara dengan siapa selain Meyra.

"Oh iya, aku di sana ngapain ya? Kan aku nggak kenal siapa-siapa?" Tanyaku.

"Tenang. Nanti aku kenalin sahabat aku, dia orangnya baik banget loh" Jawab Meyra.

"Boleh deh, hitung-hitung bisa memperbanyak teman" Ucapku.

"Oke" Jawab Meyra.

Aku pun memfokuskan diriku untuk menyetir, tak lupa aku meminta tolong kepada Meyra untuk membacakan maps yang telah di kirim oleh temannya.

"Nanti di depan belok kiri ya" Ucap Meyra.

"Iya, aku ambil sein dulu" Jawabku.

Aku terus melajukan kendaraan ku dan mengikuti arah yang di berikan oleh Meyra. Cukup lama juga perjalanan dari Jakarta ke Bekasi, kebetulan aku lewat tol dan hari ini tol terlihat cukup macet sekali.

Satu jam kemudian...........

Sesudah melewati jalanan yang cukup macet, akhirnya kita berdua sampai di tempat reunian Meyra, lalu kita berdua turun dari mobil, terlihat dari kejauhan. Ada seseorang yang melambaikan tangan ke Meyra.

"Meyraa" Teriak Seseorang tersebut.

Meyra pun melihatnya dan berkata kepada ku.

"Itu namanya Andini, dia sahabat aku" Ucap Meyra.

Kami pun menghampiri Andini, dari cara berpakaiannya aku bisa menyimpulkan bahwa Andini adalah sesorang yang sangat agamis dan baik, mengapa aku bisa menyimpulkan hal begitu? Karena Andini mengunakan Hijab.

Menurutku, wanita yang sudah berhijab adalah wanita yang baik, lagi pula di agama mereka juga di ajarkan bahwa hijab adalah suatu kewajiban.

Rasa Dan Benciحيث تعيش القصص. اكتشف الآن