"Kudet," gumam Dira.

Rey kembali melirik ke arah Dira dengan tajam, "apa?"

"Bapak ganteng," ucap Dira dengan cepat.

"Bohong dosa," balas Rey.

Dira melirik ke arah Rey sekilas, ia mengerutkan dahinya. "Jangan terbang Pak, ntar atap mobilnya jebol."

Rey menatap ke atas, ia kemudian kembali melirik ke arah Dira. "Kamu cantik," ucapnya.

Ckiit..

"HAH!"

Dira tak sengaja meng-rem mendadak mobil, membuat Rey hampir saja menghantam laci dashboard.

Rey menoleh ke arah Dira, memelototi sang istri.

Sedangkan Dira, ia perlahan menoleh ke arah Rey sembari mengerjapkan kedua matanya.

"Dira," ucap Rey dengan geram.

Dira menggelengkan kepalanya sembari meneguk salivanya. "Ini apa, ya Allah? Seorang bapak Abraham Reynand mengatakan bahwa salah satu mahasiswinya cantik?"

Rey menaikkan sebelah alisnya, apa maksud Dira?

"Sefruit keajaiban world, harus sungkeman dulu nih!" Dira mengulurkan telapak tangannya.

Rey menghela nafasnya, ia kemudian menyentil jidat Dira dengan sedikit kuat.

"Aw!" Dira mengusap-usap jidatnya sembari menatap Rey dengan kesal.

"Bapak mah kdrt mulu," protesnya.

"Kalo kdrt lebih keras, mau nyoba?"

Dira membelalakkan kedua bola matanya, menatap Rey dengan tajam. "Mainnya kasar ih," ucapnya.

"Yang duluan kasar siapa?"

Dira mengerutkan dahinya. "Emang siapa? Saya ga ngerasa ada ngasarin bapak," ucapnya.

"Yang tadi bikin saya jatoh siapa?" Rey kembali menaikkan sebelah alisnya.

Dira menaikkan kedua alisnya. "Itu bukan saya!"

"Trus siapa?"

"Sikat," balas Dira.

Rey mengerutkan dahinya, "sikatnya ga salah."

"Salah dong, kan bapak nginjek sikat makanya bapak jatoh."

Rey menghela nafasnya.

"Eh.. tapi bentar, sebenernya korbannya disini tuh sikat."

Rey mengerjapkan matanya, "kenapa malah sikat yang jadi korban?"

"Yaiyalah, jelas. Bapak bayangin aja, sakitan mana jatoh sama di injek?"

Rey memutar kedua bola matanya. "Sikat itu benda mati, ga bisa ngerasain sakit."

"Siapa tau bisa," protes Dira. 

"Ngeyel," ucap Rey.

"Siapa tau dia temennya Woody, trus pura-pura mati aja. Taunya pas kita keluar gini, mereka pada ngumpul di dalem rumah."

"Ga ngeri kalo bener kejadian?"

Dira berpikir sejenak sembari mengerjapkan kedua matanya. "Iya juga sih, ngeri."

Rey kemudian kembali menatap lurus ke depan, ia mengangguk-anggukan kepalanya. "Kayanya beneran dia temennya Woody, kalo enggak.. Chucky."

Dira membelalakkan kedua bola matanya, "hah?! Becanda ih!"

Dosenku Suamiku (TAMAT)                            [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Onde histórias criam vida. Descubra agora