72

490K 39.5K 19.1K
                                    

HAIHAIHAIII!🖤
APA KABAAAAR?
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT!

MAAF BARU BISA UP.

MAKASIH ATAS SUPPORTNYAA!🖤🙏

ALHAMDULILLAH, DS UDAH 19M KALI DI BACAAA DAN 900K+ VOTE😭🖤. MAKASII BANYAK🖤🙏.

MAAF YA, AUTHORNYA MAGERAN GAIS').

MAKASIH UDAH NUNGGUIN:)🖤.

JANGAN LUPA CEK IG anindiraaa.maheswari !

HAPPY READING!

Skip..

Setelah menemukan kedai martabak, Dira dan Rey segera keluar dari mobilnya.

Rey dan Dira berjalan beriringan, Rey kemudian menoleh ke arah Dira sejenak.

"Mau martabak apa, hm?" ucap Rey sembari menaikkan sebelah alisnya.

Dira langsung menoleh ke arah Rey, ia menaikkan kedua alisnya.

Rey mengerutkan dahinya, "kenapa?"

"Coba ulang," pinta Dira.

Rey bingung, "hm?"

"Ampun, kalo kata rakyat instagram tuh.. damage nya ga ngotak." ucap Dira sembari menahan tawanya.

Rey menatap Dira dengan tajam, ia kemudian menyentil jidat Dira.

Tuk.

"Akh," gumam Dira sembari terkekeh geli.

"Kebanyakan main instagram," ucap Rey sembari mengalihkan pandangannya.

"Tapi kan sekarang udah engga," Dira ikut menatap lurus ke depan.

Rey hanya diam, mengingat handphone Dira sudah rusak.

Dira melemparkan pandangannya ke arah gerobak batagor di sebelah kirinya, ia kemudian menghentikan langkahnya sembari menggenggam lengan Rey.

Rey ikut menghentikan langkahnya, ia menoleh ke arah Dira dengan keheranan.

Dira segera berdiri di hadapan Rey sembari tersenyum manis, "Pak."

Rey mengerutkan dahinya, "kenapa?"

Dira langsung menunjuk ke arah gerobak batagor, membuat Rey ikut menatap hal yang di maksud oleh Dira.

Rey kemudian beralih menatap Dira yang tersenyum sembari menaik-turunkan kedua alisnya.

"Mau batagor?" Rey menebak.

Dira menganggukan kepalanya dengan senang, "iya!"

Rey beralih melirik kedai martabak yang masih cukup jauh di hadapannya, ia kembali menatap Dira. "Katanya mau martabak," ucapnya dengan heran.

Dira menoleh ke arah kedai martabak sejenak, ia kemudian kembali menoleh ke arah Rey. "Martabaknya masih rame yang antri, jadi nanti aja."

Rey menghela nafasnya, ia kemudian menganggukan kepalanya. "Ayo," ucapnya sembari menggenggam telapak tangan Dira yang tadi menggenggam lengannya.

Dira menganggukan kepalanya sembari tersenyum, "Ayo!"

Mereka mulai melangkahkan kakinya menuju gerobak batagor.

"Mas," panggil Dira kepada sang penjual.

"Iya mbak," ucap sang penjual dengan ramah.

"Batagornya masih ada?" ucap Dira dan melirik ke arah batagor yang masih banyak.

Dosenku Suamiku (TAMAT)                            [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang