Episode 28: Pukulan Valdi Buat Kakak Ipar

28.6K 2.7K 107
                                    

Operasi berjalan dengan lancar dan mamah sudah dipindahkan ke ruang rawat.

Sementara Papah baru saja tiba 10 menit yang lalu. Menyisakan Dante di Surabaya sebab tiket pesawat yang hanya tersisa satu kursi membuat lelaki itu harus menunggu penerbangan berikutnya.

Chessy kini hanya berdiri didepan ruangan setelah sebelumnya menemani Kaysan menunggu mamah tersadar. Tetapi lelaki itu sama sekali diam dan tak menatap Chessy sedikitpun tadi. Bahkan saat Chessy memberinya segelas air putih, Kaysan memilih mengambil gelas lain dan menuangnya sendiri. Sepertinya memang Kaysan marah besar padanya, dikuatkan saat Papah datang lelaki itu langsung berhambur dan memeluk ayahnya. Membuat akhirnya Chessy memutuskan untuk membiarkan Kaysan tenang tanpa dirinya.

"Chessy, gimana keadaan Vina?" Tanya Bunda yang baru saja tiba dengan wajah panik.

"Belum sadar Bun. Tapi alhamdulillah udah lewat dari masa kritis. Bunda sama ayah masuk aja"

"Kamu gamasuk sayang?"

Chessy menggeleng "gaboleh terlalu banyak orang. Takutnya mamah keganggu" ia terpaksa berbohong, ia hanya tak ingin Kaysan semakin terganggu karena kehadirannya.

Bunda dan Ayah mengangguk kemudian masuk kedalam ruangan Vina.

Tidak dengan Valdi yang malah menatap curiga sang kakak. "Kak kamu baik - baik aja?"

Chessy hanya merespon dengan anggukan.

Valdi menghela napas. Dia melihat penampilan kacau kakaknya. Hanya menggunakan sandal rumah, blouse, dan celana bahan, tanpa menggunakan sweater atau baju hangat lainnya. Sementara udara tengah dingin - dinginya di musim penghujan ini.

Tangan Valdi melepas jaket yang ia kenakan dan memakaikannya pada Chessy.

Chessy yang menahan setengah mati tangisnya pecah saat itu juga "aku kok bikin orang sakit terus ya, Val. Dulu bunda sakit gara - gara aku, sekarang mamah" lirihnya.

Valdi tidak suka kakaknya menangis seperti ini. Dari segala hal yang ia tidak suka di dunia ini adalah melihat Bunda dan kakak keduanya menangis "jangan nyalahin diri sendiri. Itu semua bukan salah Kakak" tangannya menarik Chessy kedalam pelukannya.

"Tapi emang bener. Mamah kayak gini gara - gara aku. Coba aku enggak ceroboh, aku bisa tolongin mamah— coba aja aku—"

"Coba apa? Aku memang enggak tahu kejadian sebenarnya, tapi aku yakin Kakak enggak pernah bermaksud buat celakain orang lain"

Mata Valdi membulat saat ia mengusap bagian belakang kepala sang kakak dan mendapati darah yang merembes dibalik sana.

"Kak sumpah ya, kamu! Kamu ngekhawatirin orang lain karena kecerebohan kamu tapi kamu enggak merhatiin kalau ceroboh juga nyakitin diri kamu sendiri" kesal Valdi mengecek kepala kakaknya yang mengalami robek dibagian belakang.

Tanpa lagi bicara Valdi membawanya pergi menuju ruang penanganan.

***

"Kak, tidur" entah udah kali keberapa Valdi menyahut untuk menyuruh Chessy beristirahat.

Kepala bagian belakang kakaknya sobek karena benturan ujung tangga dan harus mendapat 4 jahitan. Dokter mengatakan kakaknya beruntung karena lukanya tidak terlalu dalam. Sedikit lebih dalam saja bisa menjadi luka yang serius.

"Kepala Kakak pusing banget ya sampe susah tidur?" Tanya Valdi khawatir "Valdi panggilin dokter aja ya?"

Chessy menggeleng "Jangan. Kakak cuma pingin lihat mamah" cicitnya.

"Tante Vina belum sadar. Besok aja Kak. Sekarang Kakak harus istirahat atau aku terpaksa telpon bunda" satu lagi kekesalan Valdi sebab Chessy melarangnya memberitahu siapapun tentang lukanya. Duh bebalnya punya kakak. Untung sayang.

(GAK) SUKA BERONDONG [Selesai] - UNDER REVISIONHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin