Prolog

89.5K 4.8K 78
                                    

"Chessy, sini deh Bunda mau ngomong" suara lembut wanita paruh baya memanggil putrinya yang tengah menikmati tontonan akhir pekan ditemani setoples camilan.

Chessy menatap sekilas Yaya—
Bundanya yang sudah melenggang pergi ke belakang. Bau - baunya hal serius nih sampai harus mengobrol berdua dibelakang.

"Jangan dihabisin!" ancam Chessy pada adik beda enam tahunnya itu.

"Iya kalo inget" sahut Valdi dengan santai kembali mencomot keripik kentang dari dalam toples.

Chessy berdecak sebelum melangkah menyusul sang Bunda ke halaman belakang.

Yaya sudah duduk di gazebo yang terletak di halaman belakang. Ditambah dengan dua cangkir dan teko yang ia yakini berisi teh hijau kesukaan Bundanya. Sepertinya memang serius. Pikir Chessy.

Chessy mendudukkan dirinya disamping Yaya "kenapa Bun? Lagi ada masalah?" Sahutnya.

Yaya menggeleng diiringi senyum. Putrinya yang satu ini memang punya kepekaan lebih dibanding saudara - saudaranya yang lain. Itulah mengapa sering jadi tempat curahan hati sang bunda. "Enggak ada. Bunda cuma mau ngobrol sama kamu"

Chessy mengangguk sembari tangannya meraih cangkir yang baru ia tuang teh hijau dari teko. Menyeruputnya perlahan merasakan nikmat menjalar keseluruh sarafnya. Teh hijau sudah menjadi favoritnya semenjak sang bunda sering mengajaknya minum berdua.

"Kamu enggak ada yang mau di kenalin sama Bunda?"

"Hah? Maksudnya Bun?" Chessy melirik tak mengerti.

"Calon" satu kata itu berhasil membuat Chessy tersedak. Cangkir yang dipegang hampir terjatuh sebelum diselamatkan oleh Yaya.

Yaya menggeleng melihat kelakuan putrinya satu ini. Paling peka, tapi paling ceroboh diantara yang lain.

"Calon suami, Chessy! Masa enggak ngerti?" sambung Yaya gregetan.

Sementara Chessy bingung mau jawab apa. Pasalnya memang belum ada yang nyantol sampai hari ini.

"Chess, Bunda cuma khawatir"

"Yaampun Bun. Tenang aja Bun baru juga 32 tahun kok!"

"Kamu ini! Kakakmu Anggar nikah umur  22, adekmu Rana 23. Lah kamu ini udah 32! Gimana bunda ga khawatir? Kamu masih normalkan?" Mendadak Bunda menjadi seorang rapper mengalahkan Wiz Khalifa.

"Bunda kok ngomongnya gitu? Sakit hati Chessy" Chessy memasang raut sok sedihnya.

"Gimana bunda enggak ngomong gitu. Kamu dari jaman SMP gapernah bawa cowok ke rumah. Terakhir bawa itu pas SD si Aqill. Bunda juga ga pernah ada denger kamu cerita tentang cowok kalau lagi curhat"

Chessy meringis mendengar penuturan Yaya. Dirinya jadi ingat Aqill cinta monyetnya jaman SD yang kemudian ketemu di bangku kuliah. Pria kurus itu ternyata sudah menikah.

"Memangnya untuk lihat Chessy normal harus bawa cowok ke rumah? Chessy ada kok yang disuka zaman SMP, SMA. cuma Chessy 'kan enggak kayak Rana yang seneng banget cerita cowok yang dia suka" bela Chessy.

"Tapi Bunda tanyanya sekarang. Enggak ada kan? Jadi jangan nolak karena Bunda udah jodohin kamu"

"Bun— What?! Apa Bun? Jodohin Chessy? Gamau Bun!" Tolak Chessy menggeleng mantap.

"Udah final!" Tutup Bunda meninggalkan Chessy sendirian di gazebo dengan pikiran yang melayang - layang.

Gila saja, dijodohin? Ini zaman apa sih?!

.
.
.

(GAK) SUKA BERONDONG [Selesai] - UNDER REVISIONWhere stories live. Discover now