Part 2 | Malaikat Maut

1.4K 115 8
                                    

"Aku baik, bahkan sangat baik. Hanya saja, perlakuan kalian membuatku berubah menjadi monster yang mengerikan."
_Abigail Morello

"_Abigail Morello

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••••

"Kakak mohon sama kamu, Abi. Jaga Adiba dan pastikan adik kakak selalu terlindungi," titah seorang lelaki pada gadis yang merupakan adik kandungnya. 

Menghela nafas lelah, gadis itu mencoba tersenyum seraya berkata, "Kakak tenang saja. Adiba juga adiknya, Abi. Jadi, tanpa kakak suruh pasti Abi akan jaga Adiba."

Setelah mengucapkan kalimat yang mampu menenangkan sang Kakak, lelaki itu membawa adiknya ke dalam dekapan hangatnya.

"Kakak akan selalu menjaga Adiba, walaupun mungkin kesulitan. Tapi kakak tetap jaga dia dari jauh." Tanpa ada satu orang pun yang sadar, ada satu hati yang selalu terluka dan merasakan bagaimana sakitnya dicampakkan.

Air mata itu jatuh, isakan itu hampir lolos dari bibir mungilnya. Setelah kejadian itu, Abigail merasa kasih sayang dari Kakak yang paling dicintainya luntur begitu saja.

Semua perhatiannya disita sepenuhnya oleh Adiba yang 'tak memedulikan setiap perhatian yang diberikan oleh orang di sekitarnya. Gadis lemah itu terlalu tinggi hati.

Adiba memang memiliki satu kakak lelaki dan satu perempuan. Nama kakak tertua mereka yaitu Azka Morello dan kakak perempuan bernama Abigail Morello.

Mungkin kalian bingung, kenapa nama Adiba tidak memakai marga Morello. Jawabannya sangat simpel. Keluarganya 'tak ingin malu karena memiliki anggota keluarga seperti Adiba. Sebenarnya bukan malu, tapi mereka hanya mencoba menutupi kekurangan yang mungkin saja disebut sebagai aib keluarga itu. Meskipun tidak dapat dihindari, mungkin sudah banyak orang yang mengetahui bahwa Adiba adalah salah satu anggota keluarga dari Morello.

Gadis itu menerima. Toh, Adiba tidak terlalu mempermasalahkannya.
"Kamu masuk kelas, gih, kakak mau liat Adiba dulu," ujar Azka seraya mengusap surai hitam milik adiknya.

Lima belas menit berlalu begitu saja. Sedari tadi pandangan Azka 'tak lepas dari gerbang sekolah Bentang. Memperhatikan semua wajah yang akan melewati gerbang itu. Berharap bahwa mutiara kecilnya belum memasuki sekolah.

Sungguh, rindu saat ini sangat menyiksa. Bagaimana rasanya hanya bisa bertemu tanpa membawa gadis itu ke dalam dekapannya.

Sepuluh tahun berpisah bukan waktu yang singkat bagi mereka semua.
Atensinya terhenti pada satu titik. Di sana, tampak seorang gadis yang berjalan menunduk. Tampak seperti orang linglung dan ketakutan. Kakinya berjalan dengan gemetaran.

Adiba phobia [Complete]Where stories live. Discover now