Chapter 50

1.5K 264 11
                                    

Potongan scene itu kini telah habis.

Sia berpindah ke sebuah ruangan gelap, dia tidak tau dimana ini, yang jelas ia tak menyukainya.

Ruangan ini gelap, sunyi, dan dingin. Ruangan ini seakan menggambarkan keadannya hatinya sekarang, dan ia benci hal itu.

Gadis itu mengingat seluruh potongan scene yang ia lihat baru saja. Saat menjadi Jennette, dan saat menjadi dirinya sendiri.

Padahal banyak sekai kenangan manis, namun ia sangat merasa sedih mengingatnya, potongan scene yang ia lihat seakan menyayat hatinya perlahan.

Ia tak sanggup, Sia tersimpuh ke lantai, maniknya mengeluarkan air mata yang tak ia inginkan.

"Aku..... Ingin kembali...."

"Aku ingin kembali...."

Tiba tiba saja secercah cahaya muncul. Sia menengadah, samar samar ia melihat seseorang yang sedang berjalan ke arahnya.

Dan benar saja, seorang wanita. Wanita itu memiliki surai dan kulit seputih salju, bola matanya cokelat gelap, ia memakai gaun putih, gaun itu mirip dengan gaun gaun yang digunakan dewi yunani yang sering Sia lihat saat pembelajaran bersama Carniche.

Apa itu.... Dewi?

"Anakku....", ujarnya lembut.

"Siapa kau....? Seorang dewi? Mengapa kau memanggilku seperti itu?", tanya Sia bertuntun.

Wanita itu melebarkan senyumannya, ahh senyuman indahnya membuat hati Sia merasa sedikit lega.

"Ahh kamu tidak mengenalku? Maaf aku lupa mengenalkan diri"

"Aku ibu perimu... Seseorang yang selalu menjagamu dari atas sana, memastikan bawa kamu akan selalu baik baik saja. Singkatnya aku adalah orang yang selalu membawa takdir jalan hidupmu. Kamu bisa memanggilku Aurora "

Sia mengerut alis bingung, "Kau..... Siapa yang kau maksud? Aku atau Jennette?"

"Kamu"

Gadis itu semakin terbingung, "Siapa?"

"Sia maupun Jennette... Kalian adalah orang yang sama"

"Tidak!"

Sia menggertakkan giginya, air mata kini telah berhenti berderai. Gadis itu berdiri, menatap Aurora dengan berani.

"Aku bukan Jennette! Aku adalah Jesya Anastasia Mesasch, itu adalah kenyataan mutlak! Kau tidak bisa menyebutku dengan Jennette adalah orang yang sama!", Sia berujar lantang.

Aurora menggeleng pelan, "Benarkah? Dimataku tidak seperti itu, kalian berdua adalah orang yang sama. Kamu adalah orang yang sama"

"Tutup mulutmu! Aku bukan Jennette Margarita!"

"Berhenti mengatakan kami adalah orang yang sama!"

"Cth, dan apa katamu tadi? Kau ibu peri?", Sia mendengus, "Jangan bercanda!"

"Kau orang yang selalu membawa jalan takdirku? Itu artinya kau adalah orang yang selalu memberikanku penderitaan, iya kan!?"

"Aku tidak pernah memberimu penderitaan. Aku memberimu kebahagiaan", Aurora tampak sabar menghadapi Sia.

Tidak tampak sama sekali raut kesal maupun marah pada dirinya.

"Kebahagiaan!? Lelucon macam apa itu!? Mengirimku ke dunia yang asing!? Disaat aku sedang berada di puncak kebahagiaan di dunia asliku!?"

"Aku menangis setiap hari saat mengetahui fakta bahwa aku berpindah ke dimensi lain!"

"Aku sendiri!"

Jennette [Suddenly I Became A Princess]Where stories live. Discover now