Chapter 46

1.3K 237 20
                                    

Dalam sekejap Lucas pun sampai di Obelia. Tempat perhentiannya tak lain dan tak bukan adalah kamar Athanasia. Ia mengerut alis bingung saat melihat banyak orang di kamar gadis itu yang terdiam seperti patung hidup.

Lucas menghampiri salah satu orang, Felix. Ia menyentuh pipi pria itu, mencoba memanggil namanya, namun tak ada sahutan. Felix terdiam layaknya patung.

Pandangan pemuda itu teralih pada Athanasia yang sedang terbaring di ranjang berbaluti selimut. Wajah gadis itu tampak pucat, bibirnya mengelupas kering.

Dengan segera Lucas memeriksa keadaan Athanasia, tak butuh waktu lama ia segera mengetahui apa yang terjadi pada Athanasia, serta penyebab nya.

Lucas menggertakkan giginya jengkel saat mengetahui siapa penyebab mana Athanasia terguncang seperti ini. Aliran mana ini sangatlah Lucas kenali.

Setelah menyembuhkan Athanasia, Lucas kembali fokus memeriksa mereka yang menjadi patung.

Aliran mana yang sama Lucas temukan ditubuh ke-7 orang tersebut.

Baru saja ia ingin menggunakan kekuatannya untuk menyembuhkan mereka semua, namun suara raungan dari luar istana mengalihkan perhatiannya.

Sejenak Lucas memilih untuk berteleportasi keluar dan memeriksa keadaannya. Manik ruby nya sedikit membelalak melihat Claude dan Jennette yang sedang bertarung membunuh makhluk makhluk menjijikkan.

Lagi lagi Lucas merasakan aliran mana yang sama dengan yang ia rasakan pada tubuh Athanasia dan tubuh ke-7 orang yang menjadi patung lainnya.

Lucas melihat kesekeliling. Ternyata para prajurit dan pelayan di luar istana juga menjadi patung.

Yang jelas itu bukanlah hal yang bagus.

Pemuda itu memilih untuk membantu Claude dan Jennette yang tampak kesusahan mengalahkan para monster. Beruntung mana Lucas baru saja pulih, ia dengan mudahnya mengalahkan seluruh monster itu.

Hanya dengan satu petikan jari.

Claude dan Jennette yang melihat hal itu lantas terkejut. Mereka melihat kebelakang dan menemukan Lucas yang berdiri di sana dengan tatapan datar.

Jennette membuang balok kayunya kesembarang arah. Percuma saja dia membuang buang tenaga membantu Claude, seharusnya dia tunggu saja saja sampai Lucas datang.

"Pulang juga kau. Bagaimana kondisi putriku?", tanya Claude to the point.

"Saya berhasil menyembuhkan putri, beliau hanya butuh beberapa waktu untuk sadarkan diri"

"Baguslah"

Claude mengalihkan pandangannya pada Jennette, tatapan dingin tak segan ia berikan.

"Kau akan berada di penjara bawah tanah sampai hukumanmu diputuskan", ujar Claude.

Kembali pada kenyataan, Jennette akan segera mati karena tuduhan pembunuhan pada Tuan Putri.

Lucas yang mendengar pernyataan Claude sedikit kebingungan. Hukuman? Memangnya Jennette berbuat apa? Ahh tapi itu bukan urusan Lucas juga. Dia tidak perlu memperdulikannya.

"Menangis dan berteriaklah sepuasmu. Penjara bawah tanah itu kedap suara"

Ctak!

Dengan satu petikan jari dari Claude, seketika Jennette pun berpindah ke penjara bawah tanah.

Tak lupa dengan borgol yang mengunci kedua tangannya, dan sel yang menghalanginya untuk pergi.

Penjara bawah tanah sangatlah minim pencahayaan, hanya ada satu jendela kecil berbalut jeruji sebagai pencahayaan.

Jennette [Suddenly I Became A Princess]Where stories live. Discover now