Chapter 49

1.4K 246 23
                                    

Puter lagu sedih kalo bisa.

Biar menghayati, gak kayak w bikin chap ini dengerin lagu going crazy, feeling nya gak nyambung🙃

===•===

Ding.. Dong..

Bunyi bel khas rumah Mesasch masuk ke dalam pendengaran Sia.

"BI JA', BUKAIN GIH"

Seruan dari seorang pemuda yang sangat Sia rindukan, akhirnya bisa ia dengar kembali.

Sia dengan tergesa gesa berjalan menuju tangga, ia menuruni dengan cepat. Ahh anehnya dia tidak mendengar satupun langkahnya, padahal seharusnya terdengar berisik.

Biarlah.

Siapa peduli?

Gadis itu berjalan ke arah pintu. Ia melihat Bi Ja' yang menggenggam gagang pintu, membuka pintu secara perlahan.

Terlihatlah seorang gadis dengan surai hitam legam sepundak dan manik berwarna cokelat. Ia menggunakan sweater berwarna pink sampai lutut dan jeans sebagai bawahan.

Senyuman manis mengembang di wajah gadis itu.

"Eh Non Emily, tumben Non pagi pagi udah berkunjung", ujar Bi Ja'

"Hehe iya bi"

"Mari Non silahkan"

Sia tersenyum penuh harap, ia berjalan ke arah Emily, mencoba menyentuh gadis itu. "Mel!"

Namun sayangnya Emily berjalan melewati gadis itu, Emily berjalan menembus Sia. Gadis itu tak menyadari keberadaan sahabatnya.

Sia tersenyum kecut, ahh ternyata ini hanyalah salah satu dari potongan scene. Sejenak Sia berfikir bahwa ia benar benar kembali ke rumahnya.

Ia memilih untuk berjalan mengikuti Emily, sahabatnya itu berjalan ke arah ruang makan. Disana terdapat Monica -Ibu Sia-, George -Ayah Sia- dan Reynald.

"Tante, Om, Kak Rey, pagi!", sapa Emily.

Ketiga orang itu lantas tersenyum melihat kehadiran Emily, "Hei Mel, tumben pagi pagi udah datang", ujar George.

Emily terkekeh, "Mau jalan bareng Sisi, om. Ke taman hiburan, refresh otak habis UN kemarin"

Monica mengerut alis bingung, ia mengalihkan pandangannya pada jam dinding, "Jam 7 begini? Emangnya udah buka?"

"Belum sih tan. Kan Emily harus bangunin Sisi dulu, tunggu dia sampe sadar, belum lagi nunggu Sisi mandi lama banget, terus Emily kan mau sarapan dulu"

Monica tertawa kecil, "Iya iya. Yaudah sana bangunin Sia dulu, habis itu langsung turun ya sarapan bareng"

"Oke", Emily mengacungkan jempol.

Dengan segera ia berjalan ke arah tangga menuju lantai dua, tempat dimana kamar Sia berada.

Emily bersenandung di sepanjang jalan, pikirannya di penuhi dengan ekspetasi bahagia saat berada di taman hiburan bersama Sia.

Sia pun hanya diam mengikuti langkah Emily.

Ia sampai pada pintu berwarna cokelat. Tanpa permisi Emily membuka kamar sahabatnya.

Gelap.

Satu kata yang pas menggambarkan bagaimana kamar Sia pagi ini.

Emily berdecak pelan, "Sisi! Bisa gak sih kalau tidur tuh jangan gelap gelap an, ngeri tau gak! Pakai lampu tidur kek"

Gadis itu berjalan ke arah jendela besar di kamar Sia, perlahan ia membuka gorden berwarna abu abu tersebut. Cahaya matahari pagi masuk ke kamar, kini suasana pun ikut cerah.

Jennette [Suddenly I Became A Princess]Where stories live. Discover now