Chapter 43

1.3K 225 4
                                    

H-1

Waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Gadis dengan surai coklat indah itu masih terlelap di tidurnya. Wajah damainya membuat siapapun yang melihat pasti menjadi ikut tenang.

Tanpa gadis itu sadari bahwa ada seseorang yang memerhatikannya sedang tidur sejak tadi.

Anastacius.

Ya, pria itu sudah berdiri di samping ranjang Jennette selama 2 jam, melihat putrinya itu tertidur.

Tidak berbicara, tidak melakukan apapun. Hanya diam. Wajahnya pun tampak datar.

Pikirannya tertuju pada ucapan Carax 2 hari lalu, ucapan pria itu benar benar menempel di benak Anastacius. Seakan menolak untuk pergi.

Bukan hanya ucapan Carax, kenangannya bersama ibu Jennette juga kembali teringat, juga kenangan manisnya bersama Jennette.

Wanita bersurai zamrud itu adalah wanita yang membuatnya sangat bahagia, walaupun hanya sesaat dan palsu.

Penelope, Anastacius begitu mencintai wanita ambisius itu. Sangat sangat mencintai Penelope, lebih dari apapun.

Sampai sampai Anastacius mengira bahwa hanyalah Penelope yang akan mengisi hatinya selamanya.

Dulu, sebelum ia bertemu dengan Jennette. Bahkan lebih bahagia, Jennette membuatnya semakin bahagia. Gadis itu sukses membuat Anastacius tersenyum hanya dengan memikirkan wajahnya.

Terkadang terbesit di fikiran Anastacius, bagaimana jika Penelope tidak mati?

Bagaimana jika Jennette tau bahwa Anastacius adalah ayahnya?

Bagaimana jika Anastacius tidak mati di tangan Claude waktu itu?

Akankah mereka jadi keluarga bahagia?

Akankah....?

Entahlah.

Anastacius ingin merasakan bagaimana hangatnya keluarga. Ia ingin merasakan bagaimana rasanya dicintai seseorang dengan tulus.

Puluhan tahun ia hidup, ia tak pernah merasakan kasih sayang yang tulus.

Apa?

Apa kalian mengira karena anak pertama Anastacius mendapat perhatian dari ayah dan ibunya?

Jika kalian berfikir seperti itu maka kalian salah!

Perhatian dari kedua orang tua nya itu hanyalah sebatas perhatian pada Putra Mahkota!

Mereka tidak pernah benar benar mencintai Anastacius sebagai putra mereka! Tidak pernah!

Dan saat Anastacius bertemu Penelope, disanalah ia merasakan seseorang mencintainya.

Iya, dia tau Penelope hanya memanfaatkannya. Anastacius tau Penelope hanya ingin menjadi Ratu.

Bahkan awalnya Anastacius menggunakan Penelope untuk membuat alat dari sihir hitam.

Tapi cinta yang Penelope berikan membuat Anastacius melupakan semua itu.

Membuat Anastacius jatuh terlalu dalam.

Hingga tak bisa keluar.

Ditambah dengan kehadiran Jennette, maka lengkaplah sudah. Anastacius sudah sampai di inti lubang yang ia gali sendiri.

Tidak ada jalan keluar.

Ia begitu menikmati kebahagiaan sementara ini. Ia begitu menikmati masa masa nya bersama Jennette, dimana setiap pagi mereka akan bertegur sapa saat masuk ke ruang makan.

Jennette [Suddenly I Became A Princess]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang