12. mei tidak gila

125 51 14
                                    

Aku dan laura berjalan di koridor rumah sakit jiwa. Begitu sunyi dan hanya ada beberapa pasien maupun suster disini.

Kami menuju ruangan mei. Masih benar-benar ga percaya apa yang dialami oleh mereka berdua. Pasti ada penyebab nya.

Cklek

Kami membuka pintu ruangan 006. Ada mei dan beberapa perawat yang menangani nya. Mei sudah benar benar gila. Ia selalu saja memberontak dan berteriak.

"tenang mei.. tenang.." ucap salah satu perawat yang memegang tangannya.

"tolong.. Dia ingin mencelakaiku! Dia jahat!!" aku terkejut mendengar ucapan mei, siapa yang ingin mencelakai mei sampai dia kehilangan akal jiwa nya seperti ini?

"tenang ya mei.."

"tidak! Lepaskan aku! Aku ingin pergi!!"

"lepaskan tanganku!!"

Laura menatapku, aku berjalan pelan menghampiri mei. Dan mencoba membantu menenangkan dia.

"mei.. Tenang ya, ada aku" mei mendongak kearahku. Betapa terkejutnya dia saat ada aku dihadapannya.

"zahra! Bawa aku keluar dari sini! Aku mau pergi! Aku mau bersembunyi darinya!!" dia menarik-tarik tanganku dengan kasar membuat lenganku sedikit memerah. Perawat mencoba melepaskan genggamannya dari tanganku.

"mei.. Kita istirahat dulu ya mei" ucap perawat melepaskan genggaman nya dariku

"gak! Mei tidak gila! Mei tidak gila!! Lepasin mei!"

"suster, biarkan saja. Biar saya yang menenangkan dia" ucapku menatap perawat-perawat disini.

"kamu yakin? Kami saja kelelahan menenangkan dia"

"saya yakin sus. Lagipula, ada beberapa yang saya ingin tanyakan ke mei"

"baiklah, tapi jangan sampai pasien mengalami depresi yang berat" aku mengangguk. Para perawat itu keluar dari ruangan ini. "gue beli minuman dulu ya.." ujar laura. Aku mengangguk membuat laura pergi dan menutup pintunya.

Aku duduk disamping mei, sambil menenangkan dia. "mei tidak gila! Mei tidak gila!!"

"mei tenang ya.. Coba kamu ceritakan apa yang terjadi sama kamu. Biar kamu lega mei"

"tidak! Dia menakutkan! Mei tidak gila!" mei terus menerus memberontak diranjang kasur. Aku mencoba menahan nya. Dan membawa tubuh dia kepelukan ku.

"mei tenang ya.. Mei tidak gila kok" ucapku mengusap punggung nya dengan tenang.

"zahra.. Mei sangat takut.. Dia mencekik mei" ujar mei menangis dipelukanku.

"maksud mei apa? Dia siapa mei? Siapa yang mencoba mencelakai kamu?"

"dia.. Dia mawar" aku terlojak kaget. Mawar? Jadi mawar penyebab mei jadi seperti ini? Tapi kenapa? Kenapa cuman mei dan ranti saja? Sedangkan aku?

"mawar? Kamu bener mei?" dia melepaskan pelukannya. Menatap ku tajam dan penuh arti, tangisan diseluruh pipi nya sudah membasah deras.

"mei gamau! Mei tidak gila!" teriak mei frustasi. Menjambak rambutnya dengan kedua tangannya. Aku melepaskan tangannya dari kepala nya. "tenang ya mei.. Aku mohon"

"mei tidak gila! Mei tidak gila!" mei mendorongku hingga terjatuh. Cukup sakit. Aku berdiri dan menenangkan mei lagi.

"mei sudah ya.. Tenang ya mei" ucapku menghadap mei. Mei tetap memberontak. Dia menjatuhkan gelas dan piring-piring di meja. Itu sngat membuat berisik.

"mei tenang"

"pergi! Mei tidak gila!"

Pintu terbuka, perawat-perawat tadi dan dokter segera masuk kedalam lalu menenangkan mei lagi. Laura juga datang menghampiriku dan memegang tubuhku.

"kamu gapapa kan ra?" laura begitu sangat khawatir denganku, aku hanya menggelengkan kepala sambil menatap mei yang disuntik obat tidur oleh dokter. Mataku berkaca-kaca melihat mei seperti ini.

"lebih baik kalian keluar ya.. Pasien harus butuh istirahat" ucap dokter menghadap kami. Kami pergi melangkah keluar dari ruangan ini. Kami hnya melihat mei dari jarak jauh saja dan melihat nya dari kaca jendela.

Kenapa mawar melakukan ini semua? Kenapa mawar ingin mencelakai mereka? Apakah mawar membalas dendam atas semua perilaku beberapa murid terhadapnya?

••••

maaf ya guys, kemarin ga ke up karena lupa.
tapi makasih yang udah baca part ini:")
Semoga kalian suka😇

Salam.

Misteri Kematian sekolah (revisi)Where stories live. Discover now