7. mimpi buruk

140 59 5
                                    

Hujan malam begitu deras. aku memasuki kamarku setelah makan malam selesai, berharap ada mama dan papa disini bersamaku, mungkin aku tidak akan sendirian seperti ini.

Clek.

Aku membuka pintu kamar, kamar yang hening, hanya ada barang barang dan foto foto keluarga dan sahabatku, lagi dan lagi aku selalu mengingat rahma.

Kenapa rahma tidak pernah memberitahu tentang apa yang terjadi dalam dirinya.

Aku berjalan melangkah ke meja belajarku, ada foto aku dan rahma yang sedang berdiri dengan gaun yang sama ditambah dengan bulan yang indah. Ia bergaya sangat cantik, dengan tangan nya yang berbentuk peach, dan menunjukan deretan giginya

Bayang bayang masa lalu bersama rahma benar benar menyakitkan bagiku sekarang, harus kehilangan orang yang sudah benar benar kuanggap seperti keluargaku sendiri.

Tess.

Sedikit demi sedikit air mata terjatuh ke bingkai foto yang kupegang saat ini, sambil tidak menyangka semua ini akan terjadi.

Aku memejamkan mata sambil menghela nafasku panjang, mencoba untuk menahan sesak di dada.

Aku keluar dari kamar, dengan gelapnya dirumahku, padahal masih ada penerangan sedikit. Angin menerpa ketubuhku, membuat bulu kudukku merinding.

Seketika ada suara menangis di luar rumahku, dengan penasaran aku melangkah menuju pintu utama rumahku.

Clek. Aku membuka gagang pintu, dan pintu terbuka, suara tangisan terdengar jelas olehku, apalagi dengan suasana yang dingin pastinya di malam hari.

Aku menatap sekeliling luar, mencari sumber suara tersebut, kira kira siapa yang menangis malam malam begini?

Aku melangkah pergi ntah kemana, hingga suara itu bener bener terjelas olehku, sangat kencang. Hingga aku baru sadar bahwa aku masuk ke area kuburan.

Aku mengerutkan kening, jadi siapa sebenernya yang nangis terus menerus? Tempat ini dari rumahku jarak nya cukup lumayan jauh, jadi gamungkin sampai terdengar ke rumahku.

Aku membalikkan badan, badanku terdiam seketika, seperti tidak bisa bergerak, mataku melebar melihat sosok di hadapanku kini.

"rahma?"

rahma yang berlumuran darah, penuh luka, membuatku tidak ingin menatapnya lagi.

"toolongg..."

Benda terjatuh dihadapanku, aku terkejut menatap benda tersebut, bingkai foto yang sedari tadi kupegang terjatuh.

ternyata tadi hanya halusinasi aku saja, halusinasi yang membuat aku takut tentang ini semua. Foto yang kini dibawah badanku retak dan pecah.

aku jongkok dan berhati hati mengambil foto tersebut.

•••

sreett!

Pisau itu menyayat wajah gadis itu, hingga membuat darah segar di wajahnya mengalir dengan banyak.

Aku terdiam terpaku, melihat gadis itu terluka dengan sangat mengganaskan, aku memejamkan mata untuk tidak melihat nya lagi.

Suara teriakan nya pun terdengar jelas olehku, membuat kepalaku sedikit pusing karena teriakan nya

Aku menutup kedua telingaku, namun suara itu semakin jelas terdengar olehku

"zahra.. tolong akkuu.."

Aku benar benar terdiam terpaku mendengar ucapannya, bagaimana dia bisa tahu namaku?

aku mencoba membuka mata secara perlahan, kedua tangan ku mengayun kebawah, menatap gadis itu.

shit!dia sudah benar benar rusak, aku benar benar ketakutan akan hal itu, apalagi dengan posisi nya yang duduk dan semua badan terikat.

Tolong aku, rasanya aku ingin keluar dari sini, tetapi kenapa semua badanku seperti dikunci, tidak bisa bergerak sama sekali.

tiba tiba seseorang memakai jubah hitam itu menatapku, aku menegukkan ludahku keras, tubuhku mulai bergetar, Air muncul dari permukaan kulitku.

Punggungku basah kuyup bahkan air sudah menggantung didaguku, yang mengalir dari dahiku.

Dia memegang pisau dengan banyak darah dipermukaan nya, aku sudah benar benar terjebak. Dan dia, melayangkan pisau nya kearahku.

"Aahhhhkk!"

"bangun! Bangun zahra!" Aku mendengar ucapan itu, namun mataku tidak bisa terbuka.

"zahra!! Bangun!" aku merasa tubuhku digoyang, dengan keringat dingin diseluruh tubuhku. aku membuka mata.

Aku langsung terbangun dengan posisi duduk, dan berulang kali menghela nafas.

"lo gapapa?"

Aku menatap orang disampingku, dengan memakai baju seragam yang tidak asing bagiku."nabila? Sejak kapan lo disini?"

"sejak tadi, gue khawatir sama lo ra! Pas gue kekamar lo, lu udah teriak kayak gitu.."

"lo mimpi apa barusan ra? Apa yang lo alami?" aku terdiam menggelengkan kepalaku.

"gue bener bener khawatir banget sama lu ra! Gue gamau kehilangan lu juga, dengan apa yang dialami sama rahma.." aku menunduk mendengar ucapan nabila.

"gue minta maaf bil, gue hanya ingin cari tahu siapa pelaku sebenernya.. Karena bayang bayang rahma selalu ada di gue, dia selalu menampakkan dirinya ke hadapan gue bil, dan dia meminta tolong.."

Aku terdiam seketika, menatap gadis yang ada disampingku, "kita sahabat.. Dan gue pengen rahma tenang di alam sana, ga seperti ini.." nabila menunduk sedih, aku memegang bahunya dan tersenyum.

Tok tok tok

Aku menatap ke pintu, ada bibi yang sedang berdiri disana, "maaf non zahra, sarapan pagi sudah selesai.." aku mengangguk tersenyum

Pembantu rumah tanggaku itupun pergi dari ruanganku, "gue tuh bosen tau disekolah gak ada lu ra! Yang ada gue digodain mulu sama si septian!" ujarnya kesal dan memutarkan kedua bola matanya, aku malah tertawa mendengar hal itu.

dia menatap ku dan tersenyum manis, "lo baik baik aja ya disana!" aku mengangguk tersenyum menatapnya, kami berdua berpelukan dengan hangat.

Seandainya di pelukan kami ada kamu rahma.

°°————— × —————°°

Akhirnya up lagi yaa! Maap nih kalau jarang di up😊 karena lagi sibuk banget.

Tapi diusahakan seminggu sekali ya ogheyyy!

Dan yang minta banyakin scane nabila dan vicky, di tunggu aja yaa! Pasti ada kok😶.

Salam.

Misteri Kematian sekolah (revisi)Kde žijí příběhy. Začni objevovat