2. perpisahan

241 71 11
                                    

hari ini adalah hari perpisahan bagi aku dan sahabatku, Rahma. Masih tidak menyangka semua ini akan terjadi,

Sebenarnya apa yang membuat Rahma tewas dibelakang sekolah? Tanpa ada yang tahu penyebab kematian nya.

Ini benar benar tidak wajar, aku selalu berfikir apa mungkin di sekolah itu ada seorang pembunuh? Dan pembunuh itu mencoba untuk menghilangkan jejaknya?

Apa pembunuh nya lebih dari satu? Sampai sampai mereka semua tidak tau siapa pembunuh nya.

Lalu, kenapa hanya bagian dalam tubuh saja yang diambil? Seperti, jantung, hati, dan lain lainnya.

Apa yang membuat pembunuh mengambil bagian tersebut.

Ini misteri yang sangat kuat, tidak ada satupun dari mereka yang tahu penyebab kematian ratusan siswa dari sebelumnya.

Aku menatap gundukan tanah, sambil meneteskan air mata dan terdiam melihatnya, dengan tulisan Rahma Dina di batu tersebut.

Semua orang juga tampak sangat sedih, dari keluarga Rahma, teman teman Rahma, begitu dengan aku.

Mamah Rahma juga tidak berhenti menangis, aku mengerti perasaan seorang ibu yang kehilangan anak nya secepat ini.

"Ini benar benar aneh Ra.." bisik Nabila dari samping ku, aku hanya terdiam melihat ini.

Namun, tunggu.

Ada satu seorang yang tampaknya tidak sedih sama sekali, dia laki laki. Seperti nya dia teman nya Rahma, namun. Kok tidak sedih sama sekali? Teman nya Rahma atau bukan?

Dia berbisik dengan teman disebelah nya, aku hanya mengamati mereka, tanpa mendengar apapun.

Dia menoleh kearah ku, aku menunduk terdiam, jangan sampai dia tahu bahwa aku sedang mengamatinya.

tiba tiba handpone ku berbunyi, berbunyi pesan massage. aku membuka pesan tersebut.

 aku membuka pesan tersebut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa apaan ini?"

"Siapa yang mengirim pesan ini?"

aku menoleh ke kanan dan ke kiri, bahkan ke belakang, tidak ada siapapun disana, semua orang pada disini. Lalu siapa sebenarnya yang mengirim pesan ini.

Bahkan tidak ada yang memegang handphone kecuali aku.

"Ra? Lu kenapa? Kayak orang bingung gitu?" Tanya Nabila kearah ku.

"gapapa kok.." aku berbohong, aku gamau Nabila sampai tau pesan ini.

Mataku beralih lagi ke seorang yang ada didepan ku ini, dia laki laki tadi, "oh tuhan, kenapa mataku selalu beralih ke dia" batinku.

dia menatap ku juga, pandangan kita kini sama sama melihat, dia tersenyum kearahku, aku refleks langsung menunduk kembali. "Kok dia senyum senyum sih?" aku menghela nafas.

•••

aku dan Nabila duduk di kantin sekolah, kami memang satu sekolah, hanya Rahma yang beda sekolah.

Nabila memakan makanan, sedangkan aku hanya terdiam menatap kearah depan.

"Ra? Lu kenapa sih? Dari tadi bengong terus?" ucapan itu menyadarkan ku, aku hanya menggelengkan kepalaku

Memang aneh, pikiran ku selalu tentang pesan tadi.

"Seriusan gapapa? Pesan makanan dulu deh, biar lu ga laper Ra.."

"gue beneran gapapa kok, ga laper juga"

Nabila selalu mengamati ku, aku hanya tersenyum kearahnya, dia mengangguk, dan makan kembali.

"heii! Lo pada disini ternyata" kami refleks mendengar ucapan itu, pria yang disukai satu sekolah disini, Septian.

"Bisa gasih! Gausah ngagetin, gue lagi makan!!" ujar Nabila.

"Ya sorry, btw. Besok kita ada lomba loh.."

"Terus? Gue perduli?"

"Dengerin dulu, karena gue ketua osis paling ganteng disini! Maka, gue udah nentuin yang akan lomba adalah kelasan kita!"

"Whatt??!" Refleks Nabila, "gak gak! Gue gak sepintar itu yaa!.."

"Dengerin dulu woy! Tadi tuh kepala sekolah manggil gue buat nentuin siapa yang akan lomba, dan gue bingung, akhirnya gue nentuin kelasan kita yang akan ikut lomba.."

"Alasan nya apa? Kenapa harus kelasan kita?" Ucap Nabila.

"Karena, dikelasan kita paling banyak yang pintar, apalagi lu Ra! Selalu ranking satu.., dan Lo pada tau? Kita akan lomba dimana?"

"gak, lu aja belum ngasih tau!"

"Emang dimana?" ujarku membuka suara.

"di sma Garuda! Sekolah yang terkenal banyak pembunuh nya!" Kami terkejut mendengar ucapan itu. "Kenapa harus disana?" Tanyaku.

"Gue juga gatau, tapi katanya kita bakalan bersaing dengan sekolah itu.." aku menatap Nabila, Nabila juga menatap kearah ku, ia mengangkat kedua bahunya.

•••

aku membuka laptop, sambil menikmati udara dingin di malam hari.

fikiran ku selalu menghantui tentang pesan kemarin, dan tentang kematian tidak wajar dari Rahma.

tiba tiba bulu kudukku merinding, aku memegang leher belakang ku.

"tolong.." bisikkan itu membuat aku terkejut, aku hanya terdiam sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.

"Raa.. fokus dong! Lu disini cuman sendirian!" aku memejamkan mata sejenak.

aku pun mematikan laptop ku, mengatur nafas, dan menutup jendela kamarku.

aku kembali duduk di ranjang kasur, dengan fikiran ku selalu mengarah ke Rahma. Rasanya sedih banget kehilangan salah satu seseorang.

"zahra.." bisikkan itu kembali terdengar.

"aahhhh..." Aku langsung menutup seluruh badanku menggunakan selimut, dan mencoba untuk tidur.

•••

Cerita akan di publish sering kok, insyaallah kalau ada waktu wkwk:") kadang suka males ngetik,-

Semoga terhibur semuanya:) dengan alur yang baruuಡ ͜ ʖ ಡ.

Salam.

Misteri Kematian sekolah (revisi)Where stories live. Discover now