EP. 12 : Perjamuan Teh

Beginne am Anfang
                                    

"Sial!" umpat Alde kesal. Lelaki itu menatap Algea dan Brahma bergantian, "Kalian penyusup," desisnya. "Ingatkan aku untuk memperketat perbetasan."

"Tidak akan aku ingatkan!" ujar Algea dan Brahma, serempak.

Shielda menoleh menatap kakaknya prihatin, "Tenang, akan aku ingatkan."

Alde mengangguk, tersenyum bangga. "Kita kembali ke kerajaan!" katanya mutlak pada Shielda. Gadis itu hanya bisa mengangguk mengiyakan.

"Aku yang akan teleportasi," ujar Alde, memberitahu adiknya.

Sebelum itu, Alde sempat menatap Algea dan Brahma bergantian. "Jika lusa aku masih melihat kalian berkeliaran di wilayahku, jangan salahkan aku jika kalian akan di permalukan." Tanpa menunggu balasan Algea dan Brahma, Alde langsung melakukan teleportasi bersama Shielda.

Algea kini beralih menatap Brahma, "Sedang apa kau di sini?"

Brahma memutar bola matanya secara terang-terangan. Brahma bisa saja di kenakan hukuman penggal karena bersikap tidak sopan pada Putra Mahkota Kerajaan Griffin. "Bukan urusanmu."

Brahma langsung berbalik, melanjutkan perjalanannya.

Algea mendengus. Kerajaan Vulpecula memang terkenal dengan kerajaan yang menjunjung tinggi harga diri, kerajaan paling terhormat. Sejauh ini, Vulpecula merupakan kerajaan terkuat kedua setelah Aquilla.

Sama seperti Kerajaan Aquilla, Vulpecula juga tak memiliki selir.

Bagi Kerajaan Vulpecula yang terhormat, selir adalah derajat rendah. Orang-orang di wilayah Vulpecula, baik anggota kerajaan atau rakyat biasa, mereka akan menganggap derajat selir rendah.

Adat kebiasaan itu tidak hanya berlaku di Vulpecula saja, tapi menyebar bersama penduduk asli Vulpecula yang keluar perbatasan atau sedang merauntau.

Contohnya seperti Brahma saat ini. Meskipun tidak sedang berada di wilayahnya, Brahma tetap menganggap selir adalah hal yang plaing rendah dan menjijikan.

• • ๑ • •

"Apa yang ingin kau lakukan sekarang?" tanya Alde begitu teleportasinya mendarat di paviliun Shielda.

Gadis itu mengangkat bahunya acuh, "Aku tidak tahu." Jawabnya. "Mungkin setelah ini akan beristirahat sampai besok pagi, lalu mencari mangsa baru." Katanya santai.

Alde mengusap wajahnya kasar, "Mangsa baru dalam hal apa?"

"Menjahili, aku kesepian dan butuh hiburan. Membuat keributan juga menyenangkan, kau bisa mencobanya, kak." Usul Shielda dengan tak berdosanya.

Dengan tegas Alde menggeleng, "Tidak."

"Baiklah." Shielda mengangguk, lalu melirik pintu. "Pintu keluar ada di sebelah sana kalau kau lupa," celetuknya, bermaksud menyinggung.

"Kau mengusirku?"

"Menurutmu?" Shielda menatap kakaknya sekilas sebelum membalikan badannya untuk membersihkan diri. Gadis itu sedang berpikir, hari ini dia terlalu banyak bersentuhan fisik dengan kulit seseorang.

Shielda takut berkat dewanya tersalurkan pada orang-orang salah. Berkat dewa sebenarnya bisa membuat awet muda, dan merasa tubuh lebih segar. Adapun jika sampai berhubungan intim, orang itu akan mendapat kehidupan abadi karena berkat dewa yang mengalir begitu banyaknya.

• • ๑ • •

Pagi harinya, taman belakang yang sering di gunakan untuk perjamuan minum teh, sekarang sedang ramai. Meja panjang yang sangat mewah untuk jamuan, di atasnya terdapat beberapa cawan dan teko teh, tak lupa makanan-makanan ringan yang sangat menggugah selera.

SHIELDAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt