EP. 09 : Pangeran Mahkota

4.5K 647 139
                                    

SHIELDA
EP. 09 : Pangeran Mahkota

Follow rismaqonita  untuk notifikasi update.

• • ๑ • •

Pagi ini anggota kerajaan di sibukkan akan kepulangan Putra Mahkota Aldebaran. Pangeran Pertama sekaligus Putra Mahkota, anak dari Ratu terdahulu pulang hari ini, dia telah menyelesaikan desa yang terlibat konflik.

Ini bukan sambutan yang meriah, mengingat Putra Mahkota hanya meninggalkan kerajaan dua hari, waktu yang terbilang singkat. Anggota kerajaan menyibukkan dirinya untuk membersihkan ulang paviliun Putra Mahkota, padahal kemarin itu telah dibersihkan dan sekarang melakukannya kembali.

Sisanya menyiapkan makanan dan melakukan apa yang perlu dilakukan.

Shielda sudah sangat segar pagi ini, bakatnya yang tak pernah hilang. Dia sedang berjalan menuju perpustakan kerajaan untuk menambah informasi tentang Tanah Suci. Penjelasan dari Selir Elna sudah lebih dari cukup, tapi rasa ingin tahunya seolah tak ada habisnya.

Kedatangan kakaknya? Shielda tidak tahu harus berekspresi seperti apa. Apa yang harus dilakukannya nanti ketika bertemu dengan kakaknya? Sungguh, Shielda tidak punya pengalaman pada seorang kakak. Mungkin nanti dia bisa bersikap biasa saja.

Tapi jujur, di lubuk hatinya yang terdalam seolah ada rasa yang membuncah. Kerinduan pada Aldebaran, mungkin ini efek pemilik raga sebelumnya.

Begitu sampai di perpustakaan, Shielda langsung masuk dan larut pada bacaannya.

• • ๑ • •

Aldebaran turun dari kuda tunggangannya. Beberapa langkah di depannya, anggota kerajaan sudah menyambut kepulangannya dengan senyum hangat. Aldebaran tersenyum, dia sudah tak sabar untuk bertemu Shielda, adiknya itu pasti terkejut.

Kuda yang ditungganginya tadi segera di tarik oleh prajurit menuju istal kuda. Dengan langkah tegap, Aldebaran berjalan menuju pintu utama. Di belakangnya ada Kai yang mengikuti, lelaki itu pelayan sekaligus orang kepercayaannya. Kai bisa menjadi apa saja untuk Aldebaran.

Raja Dazza di pintu utama sudah menunggu dengan senyum hangatnya. Aldebaran memberi hormat pada ayahnya, "Salam Yang Mulia." Aldebaran segera berdiri tegak lagi ketika pundaknya di sentuh oleh Raja.

Raja tersenyum, "Selamat datang kembali anakku!" orang nomor satu di Phoenix itu menarik Aldebaran ke dalam pelukannya. "Ayah merindukanmu," bisik Raja lembut di samping telinga Aldebaran. Raja tidak bisa menunjukkan secara terang-terangan sikapnya kepada Aldebaran.

Aldebaran juga merindukan Ayahnya, tapi dia tak mengucapkannya. Raja melepas pelukannya, lelaki paruh baya itu mulai berjalan menuju aula utama dengan Aldebaran di sampingnya. Di belakang mereka Kai, dan beberapa prajurit serta pelayan mengikuti.

"Ananda merindukan Putri Pertama, Yang Mulia." Ujar Alde jujur.

Raja tersenyum, dalam hati dia terkekeh geli, apakah putranya yang ini sudah mengetahui tentang perubahan adiknya? Membayangkan ekspresi Alde nanti, Raja tertawa dalam hati. "Ya, kau pasti akan terkejut." Ucap Raja penuh misteri.

"Terkejut karena apa?" tanyanya heran.

Raja menggeleng. "Tidak, lebih baik kau istirahat terlebih dahulu sebelum menemui adikmu." Usulnya. "Aku akan melanjutkan pekerjaanku," katanya saat mereka sudah sampai pada aula utama.

Aldebaran membungkuk singkat, lalu tegak lagi ketika pintu aula tertutup. Ada yang aneh, pikirnya. Pintu aula terlihat baru. Alde menoleh ke arah Kai, "Aku merasa pintu ini seperti baru, kau merasakannya juga?" tanyanya pada Kai, "Atau hanya perasaanku saja?"

SHIELDAΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα