EP. 07 : Kekaisaran Aquilla

4.6K 638 91
                                    

SHIELDA
EP. 07 : Kekaisaran Aquilla

Hei, aku punya cerita baru berjudul "Husbandy" adakah yang membacanya? Silakan mampir, terima kasih.

• • ๑ • •

Bosan, itu yang Shielda rasakan saat ini. Hari-harinya di sini terasa sepi dan membosankan, sama seperti di Dunia atas. Apa yang harus dilakukannya saat ini? Pikiran Shielda menerawang, mencari sesuatu baru yang dapat menghilangkan kebosanannya.

Pasar kerajaan?

Shielda tersenyum begitu tempat itu terlintas kembali di pikirannya. Tak peduli dengan kekacauan yang kemarin telah dia perbuat, hari ini ia akan mengulanginya lagi. Semoga saja orang-orang di sana tidak mengenalinya, karena sekarang Shielda berencana tidak akan memakai penutup wajah.

Tangannya terulur menyentuh tiara di kepalanya, dan mendadak tiara itu hilang setelah disembunyikan. Shielda tersenyum, penampilannya sudah sederhana. Dengan hanya menghilangkan tiara, itu sudah cukup.

Shielda kemudian berteleportasi setelah pikirannya membayangkan pasar, yang sialnya bagian tempat dalam bayangannya adalah saat di mana dirinya bertemu Algea. Sesuai keinginannya, Shielda tiba-tiba muncul di sela-sela hilir mudik ramainya pasar.

Pasar sekarang lebih ramai dari kemarin, kenapa bisa? Pikirnya sekilas lalu mengabaikannya, bukan urusannya. Shielda tetap harus segera bersenang-senang untuk menghilangkan kebosanannya.

"Shielda?"

DEG! Seseorang mengenalinya?!

Badan Shielda menegang sedetik, lalu detik berikutnya dengan tenang gadis itu membalikan badannya. Pandangannya langsung bertemu dengan lelaki kemarin---Algea,--- ya, lelaki itu sekarang menatapnya ragu.

"Kau Shielda?" tanyanya tak yakin. Tapi dari satu sampai sepuluh, Algea memberi nilai sembilan atas keyakinannya kalau gadis di hadapannya memang Shielda. Tinggi dan bentuk tubuh gadis itu sama, warna rambut dan panjangnya rambut sama. Dan yang paling penting, aroma harum sama seperti kemarin, menguar juga di tubuh gadis ini.

Yang membedakannya hanya penutup wajah, Algea mengakui kalau Shielda cantik, mungkin---sangat cantik di antara semua gadis yang pernah dia temui.

"Kau mengenaliku?" Shielda bertanya polos, mungkin tak apa kalau Algea mengenalinya.

"Kau benar Shielda," simpulnya. "Entahlah, dalam sekali lihat, aku langsung tahu kalau itu dirimu, ternyata benar." Jawabnya.

Shielda mengedikkan bahunya acuh, "Rupanya kau masih mengingatku," ujarnya, jeda sejenak. "Wajar saja, sejauh ini tak ada orang bisa melupakanku," katanya percaya diri.

Algea berdecak, "Kau hanya beruntung aku tidak melupakanmu "

"Terserah, tak ada untungnya juga kalau kau mengingatku." Kata Shielda acuh, dia menatap Algea sekilas sebelum mengalihkan pandangannya untuk menyapu sekeliling. Gadis itu kembali menatap Algea, "Bisakah kau tunjukan padaku jalan menuju rumah makan?"

"Kebetulan aku ingin ke sana," ujarnya, Algea berjalan dengan Shielda di sampingnya. "Kau bukan penduduk sini, ya?" tanya Algea sembari melirik sekilas pada Shielda.

"Aku penduduk tetap di sini,"

"Tapi kau tidak tahu di mana letak rumah makan, padahal tempat itu sudah sangat banyak di kenali semua penduduk di sini,"

"Aku tak pernah keluar rumah, ini kedua kalinya aku keluar setelah kemarin." jawab Shielda tenang. Algea tak langsung percaya, bisa saja Shielda mata-mata dari kerajaan lain. Algea yang berasal dari kerajaan sebelah tahu banyak tentang Phoenix, dan Shielda yang mengaku sebagai penduduk Phoenix sendiri tidak tahu apa-apa tentang kerajannya.

SHIELDAWhere stories live. Discover now