9.

11.3K 923 1
                                    

Petang ini Sagara sudah mendarat di Denpasar, ia bergegas untuk menghampiri si gadis absurd itu untuk diajak merundingkan proyek super besar. Setelah dia tiba ia bergegas mencari taksi dan menuju ke Rumah sakit Trijaya,

"Pak rumah sakit Trijaya ya, tolong cepat ya pak." Ucap Sagara.

Sang sopir tersebutpun menuju ke rumah sakit yang dimaksud oleh Sagara,

"macet banget ya pak?" Ucap Sagara,

"Waduh iya nih," Kata sopir taksi tersebut.

"Masih lama pak?" Tanya Sagara mulai gelisah.

"Lumayan 30 menitan kalau macet gini."

Kini Sagara hanya terdiam di belakang. Pasalnya gadis satu ini harus ikut serta membantu nya apapun yang terjadi.

Setelah kurang lebih setengah jam perjalanan akhirnya mereka berdua pun sampai di rumah sakit yang dituju Sagara.

Sagara mulai memasuki lobby, melihat keadaan sekitar dimana tiap orang sibuk berlalu lalang dengan masalahnya sendiri. Awalnya Sagara hendak bertanya pada dokter ataupun perawatan yang ada di situ tetapi tidak dari satupun mereka terlihat santai. Mereka sedang sibuk mengurusi pasien membuat Sagara enggan untuk bertanya.

"Kayaknya gue tunggu aja. Siapa tau nanti dia juga lewat sini kan?" Ucap Sagara sambil menunggu di kursi tunggu didepan ugd.

***

Natalia mengabaikan semua ocehan dokter senior didepannya ini. Bagaimana tidak, pasalnya dia memaksa Natalia untuk menggantikannya tampil di suatu acara pada stasiun televisi sebagai bintang tamu.

"Nata.. Ayolah, suami gue pulang dadakan sedangkan acara itu nggak bisa di cancel." Ucap Siska,

"Dokter Fransiska yang terhormat tanpa mengurangi rasa hormat dan sopan saya sekali lagi saya ucapkan tidak." Kata Natalia,

"Yaelah tolonglah.. Kalo lo udah nikah nanti lo pasti ngerti maksud gue. Mana mertua gue bakalan ikut dateng. Kalau gue nggak sambut mereka bisa perang dunia ketiga nanti." Ucapnya masih mencoba memohon,

"Ayolah, siapa tau nanti setelah  tampi di televisi lo ketemu jodoh kan nggak ada yang tau." Ucap Siska mencoba memohon,

"Gue bilang enggak ya enggak. Gue nggak bisa tolong lah cari yang lain aja, mereka pasti mau kok kalau suruh gantiin." Kata Natalia mencob memberi solusi,

"Gue udah nanya ke mereka semua. Dan jawabannya tetep sama enggak ada yang mau. Tolong lah nat.. Gue janji deh gantiin lo di shift malam." Kini Dokter Siska mencob memberi penawaran,

Natalia tersenyum lalu menjawab,

"Dan jawaban gue masih sama nggak akan pernah."

"Oke.. Lo mau apa? Gue bakalan kabulin asal kali ini aja bantuin gue please" Ucap Siska memohon dengan menyatukan kedua tangannya di depan dada.

"Gue nggak lagi pengen apapun." Jawab Natalia mantap,

"Tas gucci terbaru gue. Oke itu buat lo!" Kata Siska mencoba melepaskan barang kesayangannya yang sebenarnya sudah lama di incar oleh Natalia,

Kini Natalia berbalik menatap Siska,

"Oke deal" Jawabnya, karena kan lumayan jugaa.. Dapat tas branded.

"Emang ya lo tuh mata duitan." Cetus Siska,

"Nggak mau? Yaudah terserah." Kata Natalia pura-pura berubah pikiran.

Siska pun membuang nafasnya, baiklah urusan tas dia bisa beli lagi nanti. Tapi kalau urusan mertua ngomel sudah nggak bisa dia toleransi lagi.

"Okey gue pergi sekarang ya.. Talkshow nya mulai beberapa jam lagi ada baiknya lo berangkat sekarang supaya nggak macet." Saran Siska sambil menepuk bahu Natalia,

"Tasnya??"

"Besok! Gue bawain besok! Puas lo!" Ucap Siska sambil menghentakkan kakinya, membuat Natalia tersenyum puas. Benar sangat puas.

****

Sagara telah menunggu lama sejak tadi, kini suasana nya mulai sedikit sepi tidak seperti tadi. Sekarang ia memberanikan diri bertanya pada salah satu perawat yang berjalan didepannya.

"Sus.. Bentar bentar.." Ucapnya membuat perawatan itu memberhentikan langkahnya dan menatap kearahnya.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya nya

"Saya mau tanya sus, suster tau nggak dokter cewek, tingginya sekitar 155 an rambutnya sebahu?" Tanya Sagara mencoba menjelaskan ciri-ciri yang dia ingat.

"Mm.. Apa nggak ada yang lebih spesifik pak? Dari Departemen mana misalnya? Ciri-ciri yang bapak sebutkan terlalu umum." Ucap Perawat tersebut.

"Saya nggak tau namanya, oh iyaa.. Saya pernah liat dia di UGD. Mm.. Apalagi ya.. Oh iya dia banyak ngomong." Kata Sagara dengan menyebutkan semua yang dia tau.

"Kalau dari UGD dokter yang mendekati seperti ciri-ciri tadi ada, namanya dokter Natalia. Tapi sayang banget dia udah di pindah kan tugas." Jawab Perawat tersebut.

"Apa?"

"Pindah kemana dia?" Tanya Sagara.

"Waduh saya juga nggak tau, soalnya saya sendiri juga pegawai baru." Ucap perawat tersebut membuat Sagara terdiam.

"Kalau sudah nggak ada yang di tanyakan saya permisi ya pak.." Ucapnya lalu pergi meninggalkan Sagara.

Kini Sagara terduduk lemas, bagaimana dia mencari gadis itu? Kemana dia pergi saja dia tidak tau. Sekarang Sagara hendak pergi meninggalkan rumah sakit tersebut. Dan tiba-tiba saja pandangannya terfokus pada suatu televisi yang berada di ruangan tunggu tersebut.

Dua mengucek matanya mencoba memfokuskan kembali pandangannya, akankah manusia yang kini tengah berbicara di televisi itu adalah manusia yang dicarinya?

Tidak salah lagi. Itu memang benar-benar gadis yang ia cari. Hal tersebut membuatnya tersenyum lega.

Sagara menelpon seseorang, begitu tersambung dia berkata,

"Cepat cari semua informasi yang berkaitan dengan dokter Natalia Juandra, sebelum jam 11 lo harus udah kirimin ke gue." Ucap Sagara, kini rio berdecak sebal.

"Gimana bisa? Lo kira gue apa? Mata-mata? Mafia? Seenaknya minta dicariin data orang lagi." Kata Rio, meski begitu tangannya tetap mengetikkan sesuatu dikomputernya.

"Gue nggak mau tau. Sekarang gue bakalan otw ke Jakarta. Setelah gue sampe sana pokoknya udah harus ada." Perintah Sagara lalu menutup telpon nya tanpa mendengarkan sumpah serapah yang dilontarkan Rio kepadanya.

"Kita ketemu lagi penyihir." Ucap Sagara,

CELEBRITY SOULMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang