chapter four

15.5K 2.2K 323
                                    

Happy reading~
.
.

Sejauh yang bisa Wei Wuxian ingat, dia hanya pernah jatuh cinta pada dua orang.

Cinta pertamanya berlabuh pada sosok senior disekolahnya. Seorang ketua klub baseball yang digandrungi banyak orang, yang juga ternyata memendam perasaan yang sama untuknya.

Seorang yang pernah melambungkan hati Wei Wuxian setinggi langit dengan sikap manis nan romantis, dan kemudian menjatuhkannya ketumpukan karang tanpa belas kasihan.

Pada pengalaman cinta pertamanya, Wei Wuxian sukses dibuat trauma.

Hingga membuatnya enggan kembali terlibat dalam sebuah hubungan romansa, sempat membuatnya muak pada segala hal tentang cinta.

Ia membenci cinta pertamanya sendiri sampai pada tahap dimana Wei Wuxian tak sudi bahkan hanya untuk menyebut namanya dalam hati.

Lalu, setelah sekian lama dirinya membekukan hati.

Ia bertemu dengan Lan Wangji.

Calon suami yang sempat ia tolak, namun ternyata mampu membuat debaran aneh dijantungnya kembali, membuatnya merasakan kupu-kupu terbang diperutnya kala desiran halus menyapanya.

Pada akhirnya, mau tak mau, Wei Wuxian harus pasrah mengakui bahwa ia dibuat jatih cinta dalam sekejap pada sosok itu.

.
.

"Wah, ternyata manusia es seperti Lan Zhan juga pernah seimut ini." Mata Wei Wuxian berbinar kala menangkap potret anak laki-laki berusia enam tahun dengan baju pelaut yang lucu.

Saat ini, dirinya tengah duduk bersila diatas karpet beludru ruang tengah sambil membuka setiap halaman album foto Lan Wangji kecil. Beberapa kali dirinya dibuat gemas saat melihat pipi penuh lemak Lan Wangji yang putih kemerahan, persis seperti mochi.

Jemari lentiknya mengelus permukaan foto, seolah membayangkan dirinya tengah benar-benar menyentuh gumpalan yang ia yakin sehalus kapas itu.

Ia kembali membuka halaman lain, sempat memekik saat mendapati potret dimana anak yang ia yakini sebagai Lan Xichen, kakak Wangji, tengah memeluk Lan Wangji kecil sambil mencium pipi gempalnya.

Melihat itu, Wei Wuxian sampai menutup mulut dengan kedua tangannya saking tak tahan dengan rasa gemas. "Ya tuhan, kenapa mereka manis sekali? Ah! Jika aku menikahi Lan Zhan nanti, aku ingin memiliki anak yang banyak dan semuanya harus mirip Lan Zhan!" Ujarnya semangat dengan kepalan tangan yang mengudara.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Wangji yang melintasi ruang tengah menghentikan langkahnya, penasaran akan tingkah aneh pemuda Wei yang memekik dan terkikik. Ia hampir berpikir jika Wei Wuxian memiliki gangguan jiwa.

"Lan zhan! Kebetulan sekali." Wei Wuxian bangkit lalu menarik tangan Wangji untuk duduk disampingnya.

"Lihat, apakah kau tidak bisa menjadi Lan Zhan kecil yang manis seperti ini lagi?" Ia menunjuk pada potret Lan Wangji kecil yang tengah menguap lebar.

Melihat itu, seketika telinga Lan Wangji memerah dan langsung menutup album foto aib miliknya dan menyembunyikannya dibelakang punggung. "Kenapa kau melihatnya? Darimana kau mendapatkannya?!" Sentaknya galak, membuat Wei Wuxian berjengit dan meringis, "i itu, Mama Lan yang memberikannya padaku." Ia berujar pelan, matanya melirik takut kearah Lan Wangji yang berekspresi sangar.

Wei Wuxian menggaruk pipinya gugup, "lagi pula kenapa kau harus marah. Itu kan sangat menggemaskan." Seketika ia merubah ekspresinya menjadi tengil, ia lalu menumpu dagu dengan kedua tangannya dengan tubuh mencondong kearah Wangji, "Lan Zhan, saat menikah nanti, ayo kita membuat anak yang banyak. Aku- hey! Lan Zhan! Aku belum selesai!" Ia berteriak pada Lan Wangji yang sudah berbalik meninggalkannya.

Silly MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang