chapter twentyfive

12.2K 1.5K 155
                                    

Yo! Long time no see~

Maaf karena udah cukup lama gak update, biasa sih alasannya, klise, sibuk wkwk

Adakah yang nungguin? LOL

But, Hope you guys still enjoy and happy reading~
.
.

Alunan musik lawas the beatles mengudara dalam mobil yang melaju santai.

Sementara Lan Wangji menyetir dengan tenang, jemarinya terkadang mengetuk kemudi mengikuti beat yang ia dengar, sementara Wei Wuxian memiliki dunianya sendiri dengan ponsel miliknya, kadang tertawa, selebihnya mendumalkan nama Jiang Cheng dengan beberapa umpatan yang cukup membuat Lan Wangji menahan diri agar tidak menyentil istrinya tercinta itu.

"Jiang Cheng sialan!"

Perempatan imajiner terbentuk dikepala Wangji ketika umpatan kesekian terdengar.

Ia memilih melarikan jari lentiknya untuk mengganti lagu dan menaikan sedikit volumenya.

When I get older losing my hair
Many years from now
Will you still be sending me a Valentine
Birthday greetings bottle of wine

"Aku tidak bisa membayangkan kau akan kehilangan banyak rambut saat tua nanti, Lan Zhan. Kau pasti jelek sekali." Tanpa diduga Wei Wuxian menyahuti bait pertama lagu itu. Pemuda disampingnya itu sudah memasukan kembali ponselnya kedalam saku mantel dan kini bersidekap menatap Lan Wangji dengan pandangan memindai.

Mendengar itu Lan Wangji hanya bisa tertawa kecil, "kupikir meskipun kau menua kau akan tetap menawan, Wei Ying." Balasnya.

Wei Wuxian memutar bola matanya, Lan Wangji dan kalimat gombalnya adalah hal yang masih asing untuknya. Dirinya masih belum terbiasa digoda seperti itu oleh Wangji.

"Ouh, kau membuatku merinding, Lan Zhan." Ia memeluk dirinya sendiri sambil mengusap bahunya cepat, menggeser sedikit tubuhnya hingga terpojok dikursinya sambil melirik Lan Wangji dengan tatapan ngeri. Suaminya itu hanya menggelengkan kepalanya kecil, ia memutuskan untuk mematikan musiknya ketika mobilnya memasuki area kampus.

"Ingat, jangan menatapku berlebihan, jangan menunjukan perhatian yang berlebihan. Kita masih harus merahasiakan hubungan kita, oke?" Peringat sipemuda Wei pada Wangji yang kini menatapnya dalam diam.

"Apa kau masih ragu?" Tanya Wangji.

Wei Wuxian merengut, ia menurunkan bahunya dengan kedua tangan yang meraih bagian depan kemeja suaminya untuk ia tarik kemudian mengecup bibir Wangji dengan cepat.

"Deal?"

Sudut bibir Wangji tertarik, ia menggelengkan kepalanya kecil.

Wei Wuxian berdecak malas, ia hampir mendorong dada Wangji menjauh darinya ketika tengkuknya ditarik secara tiba-tiba oleh Wangji, menyebabkan kedua belah bibir kenyal itu bertubrukan. Wangji tentu tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dan langsung melumat habis bibir istrinya.

Selang beberapa saat, jarak mereka mulai terurai. Bersama desah napas yang memburu juga saliva yang menuruni sudut bibir Wei Wuxian yang bengkak dan merah, "deal." Ujar Wangji singkat. Ibu jarinya menyeka lelehan saliva disudut bibir istrinya, lalu membenahi rambut Wei Wuxian yang sedikit berantakan.

Silly MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang