chapter thirty-nine

9.4K 1.2K 377
                                    

Time to tebar konflik~

Canda Wkwk

Happy reading~

.
.
.

Xue Yang mencintai Wei Wuxian.

Itu adalah sebuah fakta yang sudah diketahui oleh hampir seantero sekolah mereka.

Dari murid sampai para guru, bahkan bibi penjaga kantinpun khatam sekali bagaimana bucinnya Xue Yang pada Wei Wuxian.

Dan ketika Wei Wuxian lulus dari sana, sebagian besar merasa kehilangan karena tidak bisa lagi menyaksikan momen manis keduanya. Tidak ada lagi Wei Wuxian yang berlari sambil meneriaki Xue Yang dengan sumpah serapah, atau meringis geli mendengar gombalan receh Xue Yang untuk seniornya itu.

Sedikit banyak, mereka juga merasa iba pada Xue Yang yang mendadak jadi pemurung semenjak senior tercintanya tak lagi ada disana.

Bahkan tanpa Xue Yang mengatakan secara gamblangpun, orang-orang tau bahwa bocah tengil biang onar itu memiliki perasaan yang tulus untuk Wei Wuxian.

Tak peduli seberapa sering ia ditolak.

Tuk

Tuk

Tuk

Tanpa sadar Xue Yang memainkan ujung sepatunya. Dengan bagian atas tubuh yang tertelungkup diatas meja, memiringkan posisinya agar bisa menghadap Wei Wuxian yang masih belum sadarkan diri.

Ia mengkhawatirkan seniornya itu. Melihatnya yang tiba-tiba saja jatuh pingsan, itu hampir membuatnya terkena serangan jantung saking paniknya.

Ia tak peduli pada ambulance yang telah dipanggil dan memilih membawa lari Wei Wuxian dalam gendongannya menuju rumah sakit terdekat.

Dan sekarang, hampir satu jam berlalu Wei Wuxian masih belum juga membuka mata.

Sebelah tangannya terangkat, menyingkirkan poni yang menutupi mata seniornya, lalu terkejut ketika pemuda itu membuka matanya perlahan.

"Senior Wei." Xue Yang tentu tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya, perasaan lega yang memenuhi hatinya ketika akhirnya senior kesayangannya itu sadar.

Wei Wuxian tampak masih linglung, dengan mata menyipit ia memperhatikan ruangan tempatnya berbaring.

"Xue Yang, apa yang terjadi?" Ia bertanya dengan suara parau.

Xue Yang membantu Wei Wuxian untuk mendudukan diri dan memberinya segelas air putih yang langsung diteguk.

"Kau sempat pingsan tadi." Jelasnya, kembali mengambil gelas yang telah kosong dan meletakannya diatas meja nakas.

Xue Yang lantas kembali ke kursinya dan membalas tatapan Wei Wuxian yang penuh kebingungan.

"Aku pingsan?"

"Hm."

Rasa pusing tampak masia ia rasakan. Wei Wuxian memijat kepalanya pelan sembari mengingat-ingat alasab kenapa dirinya bisa tak sadarkan diri seperti itu.

Silly MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang