chapter fourty

10.4K 1.4K 337
                                    

First of all, aku merasa terkejut dengan antusiasme kalian dichapter sebelumnya😆

Padahal kupikir itu rasanya monoton banget haha

Dan jugaaaa, terimakasih untuk support yang kalian kasih, itu bener-bener berarti banyak buat aku❤

Semoga aku bisa bikin sesuatu yang lebih baik lagi untuk menggibur kalian.

Dan yeah, happy reading~

.
.

Pukul dua dini hari Lan Wangji tiba dirumahnya.

Penampilannya terlihat sangat kusut dengan ekspresi wajahnya yang masih mengeras. Kemarahan masih tergambar dengan jelas, seolah ia bisa menghancurkan apapun demgan ekspresi itu.

Brak!

Pintu lemari es terturup kasar, ia meneguk air putih yang baru saja ia ambil dengan kasar.

Sialan, seumur hidupnya, Wangji tidak pernah merasa semarah ini. Dan Luo Qingyang benar-benar telah menggali sisi buas dirinya.

Jika saja ia tidak bisa menahannya, mungkin saat ini gadis itu telah terbaring tanpa nyawa dikamar hotel.

Menghela napas berat, Wangji mengusap wajahnya.

Lelah dan marah, ada dua hal yang menggambarkan dirinya saat ini.

Beruntung Wei Yingnya sudah tidur, jadi ia tidak harus melihat kondisinya yang seperti itu. Wangji tidak tau apa yang akan ia jelaskan jika sampai Wei Yingnya tau apa yang menimpanya hari ini.

Setelah sedikit tenang, Wangji menyeret langkah menuju kamarnya. Membuka pintunya perlahan dan langsung membaringkan diri diatas ranjang, menatap wajah yang tertidur lelap.

Bagaimana bisa ia berpaling pada orang lain, sementara sumber kebahagiannya ada disini, bersamanya. Bahkan meskipun ia dihadapkan dengan seseorang yang lebih indah, itu tetap tidak akan pernah bisa mengubah perasaannya.

Wei Wuxian is the one and only for him, and no one can even replace him no matter what.

Tangan besarnya memeluk tubuh itu erat, menenggelamkan Wei Wuxian dalam kehangatan miliknya.

Ia seolah tengah menegaskan bahwa dieinya akan melindungi Wei Yingnya dari apapun yang mungkin akan terjadi.

Namun, ia berharap jika kejadian itu tidak akan bsrakhir runyam. Wangji tidak ingin Wei Yingnya salah paham padanya.

Tidak, itu adalah hal paling mengerikan yang bahkan tak ingin ia pikirkan.

Semuanya, akan baik-baik saja kan?

.
.

Namun tentu saja, semua itu hanyalah angan-angannya.

Karena tepat saat dirinya memasuki kantor, orang-orang menatapnya dengan sinis. Beberapa orang bahkan terang-terangan saling berbisik dihadapannya.

Pada awalnya Wangji tak mengerti.

Sampai ketika saat diruang rapat, seorang investor yang dengan gamblang meminta pembatalan kontrak akibat skandal besar yang menimpa Wangji.

Silly MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang