Pertama Mengenalmu

835 84 60
                                    

Ini akan terdengar berlebihan. Namun, aku akan mengatakan bahwa mengenalmu adalah hal yang paling kusyukuri dalam hidup. Kamu sederhana. Keramahanmuーaku yakinーbisa memikat hati siapa saja. Aku juga yakin, aku bukan yang pertama mengatakan hal ini.

Kamu ibarat matahari. Bersinar dan menghangatkan. Mengenalmu membuatku merasa menjadi manusia paling beruntung. Aku merasa menjadi manusia yang Tuhan pilihkan untuk bisa berinteraksi denganmu. Kamu selalu jadi idola siapa saja. Dan, karena hal itu pulalah, aku jadi tak percaya diri bisa dekat denganmu. Kamu terlalu sempurna untuk berteman denganku yang biasa saja.

Sungguh, sejak pertama kali mengenalmu, sedikit pun aku tak yakin bisa menjadi lebih dekat denganmu. Meskipun sejujurnya aku sangat ingin bisa akrab denganmu. Namun, aku cukup sadar diri di mana tempatku. Sulit bukan, seorang penggemar bisa akrab dengan idolanya? Ah, ini kan bukan drama Korea. Ini dunia nyata.

Tiba-tiba, kamu datang. Seolah ingin menepis semua keraguanku, seolah kamu ingin membantah semua pemikiranku. Memperkenalkan dirimu melalui pesan singkat. Aku tak ingat persis apa yang kamu katakan saat itu. Yang jelas, aku sangat bahagia mendapatkan pesan darimu. Sungguh. Aku sampai nyaris melompat kegirangan.

Saat itu, aku kira aku sedang bermimpi. Kamu tahu? Sejujurnya, sudah sejak lama aku ingin mengirimimu pesan. Bahkan, jauh sebelum kamu mengirim pesan padaku siang itu. Namun, aku tak punya alasan kuat untuk mengirim pesan padamu. Tidak mungkin aku hanya basa-basi menanyakan aktivitasmu, bukan? Itu pasti akan membuang waktumu yang berharga.

Jadi, kuurungkan niatku. Tak apalah. Bisa berkomunikasi denganmu di grup saja sudah membuatku bahagia. Meski tetap saja, kamu tak pernah tahu keberadaanku. Kamu tetap tak tahu, bahwa ada seseorang yang diam-diam menaruh kagum padamu terlalu dalam. Ada orang yang selalu berharap bisa menjadi teman dekatmu.

Tidak apa. Sungguh. Aku sudah sangat bahagia dengan hanya bisa mengenalmu. Aku tak mau jadi egois dengan terus meminta segalanya dari Tuhan. Jadi, kuputuskan untuk mendukungmu saja. Kucari akun media sosialmu dan mengikutimu di sana. Ternyata, kamu tak cuma punya potensi membuat orang lain bahagia dan mengagumimu, ya. Kamu benar-benar keren. Kamu itu ... ah, aku sampai tak tahu lagi harus mendeskripsikanmu seperti apa.

Mungkin kamu tidak pernah tahu, kalau aku selalu melihat semua postingan di media sosialmu. Aku sengaja tak menekan tombol hati. Tujuannya agar kamu tak tahu bahwa aku sedang melihat segala hal tentangmu. Aku tak mau kamu menjadi risi dan menjauhiku. Itu sebabnya, aku akan menjadi penggemarmu dalam diam. Mengagumimu dalam diam.

Kamu mungkin juga tidak menyadari bahwa sejak di grup pun sebenarnya aku ingin kamu memperhatikanku. Lebih banyak membalas pesan-pesanku. Menyimpan nomorku. Ah, ternyata satu pun takada yang terjadi. Kamu saat itu lebih suka membalas pesan orang lain, memperhatikan orang lain, dan menyimpan nomor orang lain. Padahal, aku sudah menyimpan nomormu sejak kali pertama aku tahu namamu.

Aku lupa bahwa kamu tidak punya alasan untuk memperhatikanku. Kamu tidak punya alasan untuk jadi dekat denganku. Seharusnya aku yang cukup tahu diri dan berdiri di posisiku. Tidak perlu memaksa untuk maju dan tidak pula harus mundur menjauh. Biarlah semua berjalan seperti yang seharusnya. Karena bisa mengenalmu saja merupakan suatu anugerah yang terindah.

***

Halo, semuanya. Terima kasih untuk kalian yang selalu bersedia mendukung saya. Terima kasih untuk yang sudah meninggalkan vote dan komentarnya. Terima kasih pula untuk yang sudah bersedia membaca karya saya ini. Seperti apa pun tipe pembaca kalian, saya tetap mencintai kalian semua.

~Salam cinta tanpa syarat, Leci Seira. 💞

Untuk Seseorang yang Belum Pernah Kutemui [Sudah Terbit] (New Cover)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang