1 - Raja Jalanan

Mulai dari awal
                                    

"GO PAKETU! TANCEP GAS TERUS JANGAN KASIH KENDOR."

"AL AKU PADAMU!!"

Teriakan heboh para pendukung Aldrich. Motor berwarna merah yang tak asing lagi pun memasuki garis finish sambil melakukan wheelie. Mereka langsung bersorak meriah dengan dipadukan siulan.

 Mereka langsung bersorak meriah dengan dipadukan siulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aldrich berhenti. Lalu melepas helm dan mengaca, merapikan rambut yang sedikit berantakan. Setelah itu mendongak, menaik turunkan alisnya menatap Darka.

"Bosen menang mulu. Tadi kayaknya ada yang mau ngalahin, mana dia orangnya ya?" ia tengak-tengok. Pura-pura mencari seseorang.

"Lo maen kotor!" Darka menyentak.

"Gue?" Aldrich membeo. "Lo kali. Udah niat maen curang eh ke baca. Malu sih kalo gue mah."

Darka mengepalkan tangan kencang. Ingin sekali melempar helm ke wajah Aldrich. Tapi rasanya tak mungkin, itu akan membuat dirinya semakin malu.

Memutuskan mengangkat tangan, menunjuk wajah Aldrich. "Bajingan! Tunggu pembalasan gue."

Laki-laki itu tertawa kecil, mengacungkan jari jempol sebagai respon. Darka kembali memakai helm dan bergegas pergi.

"Ravens, cabut!" titah Darka pada beberapa temannya.

Aldrich geleng-geleng. Ada ya orang kayak Darka, dia yang nantangin, dia juga yang kalah terus pake ngancem segala. Suka pengen ketawa aja liatnya.

"YUHU! SELAMAT PAKETU!" teriak beberapa anggota Wynzelle. Dibalas Aldrich senyuman kecil.

"Aw baby aku udah yakin kamu pasti menang." Arsen dengan alay berlari kecil hendak menerjang Aldrich dengan pelukan.

Sebelum terjadi Aldrich menyorot tajam sambil menunjukkan kepalan tangan. "Heh ngapain lo?! Mau nih bogem?"

"Yaelah, pengen meluk sebagai ucapan selamat." balasnya.

"Enggak." Aldrich bergedik ngeri.

"Mampus lo! Bogem aja Al, biar gak kebiasaan." Gilang mengompori.

"Bacot lo kiting! Rambut noh urusin!" cibir Arsen.

Gilang Emilio Pangestu, memiliki rambut curly diujung hingga membuat mereka memanggil dirinya dengan sebutan Kiting. Gilang sih santai, karena ia menganggap itu termasuk panggilan sayang. Iyuh!

Anaknya gak bisa diem kayak cacing kepanasan. Gak terlalu ganteng tapi lebih ke manis. Cuma ketutup aja sama kelakuan bobroknya.

"Lagian lo ngapain mau peluk-peluk Al segala. Jijik bego! Jangan bilang lo udah belok gegara kelamaan jomblo?" tuduh Gilang yang mendapat tendangan keras di bokongnya oleh Arsen.

"Sekate-kate mulut lo kalo ngomong. Gue masih doyan cewek, bangsat!" Arsen mencibir.

Gilang tersenyum menggoda, "Ah masa sih, Love?"

ALDRICHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang