lanjutan

430 17 0
                                    

Lanjutan

Laki laki yang di sebut bos tersebut mendekat ke arah tania. Berjongkok di depan tania ia membenarkan rambut tania yg menutupi mata tania. Dan melepaskan salisiban yg menutupi mulut tania

"Tania kamu takut? Aku memang jahat tania . Membunuh orang adalah hal yg gampang bagiku. tapi aku tidak suka menyiksa orang. Makanya ku bunuh saja si jupri sekali tembak dor." Ujar bos tersebut sambil menyeringai

"Namaku arjun , nama yg tampan bukan. Tampan dan gagah"

Tampan dari mananya coba

"Ke kenapa kamu menculik saya?" Ujar tania memberanikan diri

"Wah sudah berani bicara ya, kenapa ya? Ah saya ingat itu karna kaka kamu siska berani main main sama saya, dia sudah membawa kabur uang saya. Tidak banyak sih hanya 1 M."
Ujar arjun

Siska siska siapa

"Kamu salah orang, aku ini anak pertama tidak punya kaka." Ujar tania lagi

"Bohong , jelas jelas aku selalu melihat siska bersamamu. Dan siska sendiri yg bilang padaku bahwa kamu adiknya. Kamu tenang saja aku tidak akan ngapa ngapain kamu ko ,soalnya  aku lebih suka yg berbatang  hahaha. Kamu akan bebas setelah siska mengembalikan uang saya."

Arjun kembali berdiri , lalu berjalan meninggalkan tania. Kepergian arjun di ikuti juga oleh anak buahnya.

Siska siapa yg di maksud arjun, siska yg ia kenal hanya temannya di pekerjaan. Apa benar siska yg itu? Tapi apa benar dia? Kepala tania terasa berdenyut . Ia kembali bersandar di tembok . Sekarang ia tidak sendirian tapi berdua dengan mayat. Mayat orang yg bersikap kurang ajar kepadanya

    sekarang tania bisa melihat semua sudut ruangan karna lampu utamanya tidak di matikan kembali. ternyata memang rapat tidak ada jendela tidak ada pentilasi udara. Bercak merah berada di sana sini menambah seram suasana di tambah sekarang di depan tania adalah mayat jupri orang yang berusaha ingin memperkosanya tadi tapi untung ada bolot yg menghentikannya. Badan tania terasa semakin lemah. Mungkin tempat ini di jadikan tempat penyiksaan atou menyekap penculikan dan mungkin ini tempat untuk eksekusi mati fikir tania. Tania kembali memejamkan matanya ia harus kuat ia harus yakin pertolongan allah akan segera tiba. Kembali bibir tania mengucapkan tasbih memohon kepada allah

Jam berapa sekarang sudah malam kah atou masih siang

*.  *.  *

Dor....dor...dor...
Suara tembakan menggebu bersautan tania semakin larut dalam pikirannya .apa mereka sedang latihan tembak gumam tania.  Dor .. dor.. tembakanpun semakin keras terdengar malah suaranya semakin merapat seperti dekat dengannya braakkkk lagi lagi pintu di buka dengan paksa. Saat ini tania tidak ingin membuka matanya ia tetap menutup matanya dan bersandar di tembok. Ia sudah pasrah .
Tangan hangat menyentuh tania , hangat dan lembut ia seperti melepaskan ikatan di kaki tania lalu ikatan di tangan tania, orang itu berbisik

"Tania"

  Tania kenal suara itu, ia membuka matanya perlahan , tama iya yg di lihatnya sesosok aditama. Tama membuka salisiban yg menutupi mulut tania. Tania leplek memeluk tama erat ia menangis di pelukan tama rasanya tania masih tidak percaya tama menyelamatkannya. Rasa sakit yg tadi di rasanya hilang seketika. Tama membiarkan tania ia tau perasaan tania berada di tempat tidak pantas ini, begitu menyeramkan di tambah mayat yg sepertinya baru beberapa jam yang lalu meninggal terlihat dari darah yg mengalir. Tama tau tania pasti menyaksikan bagaimana orang tersebut meninggal.
    Tama meberi isyarat kepada temannya .temannya mengangguk  Lalu temannya mengeluarkan kain dari dalam tas. Tama mengambil kain tersebut menyelimutkannya pada tania. Tania melepaskan pelukannya ia baru sadar kancing bajunya terbuka sehingga dada tania terlihat , tidak hanya itu gamis taniapun robek rambutnya acak acakan .

"Kita harus pergi dari sini tania" ujar tama halus
Tama berusaha menggendong tania

"Saya mau jalan saja " ujar tania menolak, tapi saat tania berusaha berdiri kakinya terasa kaku dan tania kembali terduduk di lantai.

"Tidak apa apa tania." Ujar tama lembut. Tama kembali  menggendong tani keluar dari gedung.
Setelah semua di luar ,gedung itupun di bakar supaya tidak di gunakan untuk hal hal jahat lagi. Dan semua kembali. Misi selesai
  Di perjalanan tania tertidur di pangkuan tama. Tama mengelus rambut tania pelan. Bengkak di pipi memar dan biru di seluruh badan tania membuat hati tama tersayat. Ia merasa gagal , kenapa seperti ini melihat kondisi tania yg pertama ia temui pasti ada yg kurang ajar kepada tania.

"Lapor komandan, setelah di selidiki kasus ini ada hubungannya dengan penyelundupan narkoba tempo lalu dan juga penjualan berlian secara ilegal." Ujar salah satu anggota kepada tama

"Buat laporan dan segera laporkan ke kantor pusat."

"Siap "

  *.   *.    *

Sementara itu ke esokan harinya.

Tok.. tok..tok..
"Permisi, selamat siang."

"Siang pak ada apa ya?". Ujar karel yg membukakan pintu, semua memang sedang berada di rumah

"Kami dari pihak kepolisian, mendapat perintah atas penangkapan bu siska oktaviani. Atas kasus narkoba dan penyekapan sodara tania sadira. Ayo tangkap bu siska."

"Apa apan ini , saya gk ada kaitannya sama ini." Ujar siska meronta

"Maaf bu siska, jelaskan nanti di kantor polisi

"Apa pak penyekapan tania, tapi tania bilang ia mau menginap di panti." Bu dais tiba tiba datang

"Benar bu, tania di culik saat hendak pergi ke panti sekarang beliau di rwat di rumah sakit. Kalou begitu saya permisi."

Bu dais tertunduk di lantai , ia syok dengan kabar ini

"Lepasin gak. Bu jangan percaya." Siska masih meronta

"Bu siska jika anda seperti ini terus, tidak ada pilihan lain selain saya bertindak lanjut."

Akhirnya siska pun pasrah


 Dia Abdi NegaraWhere stories live. Discover now