aditama mahendra

2.2K 48 0
                                    

tit tit tit tit

di ruangan itu jam berdering, membangunkan seseorang. Aditama mahendra, meraih jam weker, di lihatnya jam menunjukan pukul 03.00 dini hari. tama bangun dari tempat tidur , bergegas ke kamar mandi.
Tak berapa lama tama keluar kamar mandi ia berganti pakaian , mengambil sajadah dan melaksanakan sholat tahajut. setelah selesai tamma mengambil al qur'an dan membaca nya dengan suaranya yg merdu nan indah bagi yg mendengarnya.

tok tok tok tok
pintu kamar terdengar ada yg mengetuk.
clek terlihatlah sosok yg sangat ia kenali abigael mahendra, adik tama satu satunya yg sangat ia sayangi. ael masuk ke dalam kamar melewati tama, ia membanting tubuhnya ke kasur dan kembali memejamkan matanya. tama yg melihat tingkah adiknya hanya menggeleng kepala. tama melihat jam wakernya waktu menunjukan pukul 04.00 dini hari. sodakollahuladzim, tama menutup al qur'an dan meletakannya di tempat biasa dengan hati hati. menghampiri ael.
tama tau kenapa adiknya pindah kamar pasti ia tak mau di tanya macam macam sama ibu.

" de mau sampai kapan kaya gini? pake acara kabur dari asrama segala, kamu udah 22 taun loh!."

abigael berbalik " bentar lagi juga lulus, bosen juga di sana mulu, apalagi ada cewek gila."

tama mengerutkan dahi cewek gila?
" cie yg lagi..."

" apa sih mas , siapa juga yg mau sama cewek kaya gitu cerewet, bawel dan gila"

"jangan kaya gitu, nanti jatuh cinta loh. Udah siap siap bentar lagi adzan subuh kita ke mesjid. mas tunggu di bawah ya. kalou gk nanti mas gak bantuin belain depan ibu loh."

. * * * *

"pagi bi.."
tamma duduk di meja makan , terlihat ael sudah terlebih dulu ada di sana

"pagi juga den, ini roti bakar sama susu coklatnya" kata bi inah sopan

"makasih, oh ya bi ibu kemana ko gk keliatan?"

"oh iya bibi lupa bilang, tadi ibu sudah berangkat ke rumah sakit. katanya ada dokter baru makanya harus pagi pagi"

tama menoleh ke arah abigael , abigael hanya senyum senyum,
"kenapa?" tanya tama " senang gk di marahin ibu ya?"

"ya senang lah , mas tau kan ibu kalou marah? seisi rumah bisa jadi kegelapan"

"kamu ini gk pernah kapok di marahin ibu. sekarang alesannya apa kabur?"

"ael gk kabur, minta ijin dulu lah"

yah abigael memang anak yg pintar cekatan ia selalu punya 1000 cara supaya lolos dari masalah. tapi hanya ibu yg tidak bisa ia kecoh. ibu selalu bilang "mana bisa ibu di kibulin, orang ibu yg ngandung , ibu yg ngelahirin jadi ibu tau kalou ael boong "

"anu den" bi inah membuyarkan lamunan sesaat tamma " bibi pamit ke pasar ya , takut keburu siang nanti ndak kebagian yg seger."

"bibi udah sarapan belum?" ujar tama

"sudah den tadi barengan sama ibu, yo wis bibi pergi ya nanti kunci titip pak damar(tukang kebun) saja."
" iya bi"

bi inah bekerja sudah hampir 10 tahun , ia sangat betah bekerja di sini baginya sudah seperti keluarga sendiri , ibu yg ramah dan baik, di tambah tama yg begitu perhatian padanya. hanya ael yg masih sedikit manja .
sepeninggal bi inah

"gimana kuliah kamu? lancar?"

"selalu." jawab ael bangga

" sudah ada rencana kedepannya mau gimana? mas sih terserah kamu . mau bekerja atou S2 atou ngikut jejak mas , bisa juga jejak ibu jadi dokter."

ael terdiam beberapa saat, ia masih bingung harus bagaimana ia tak tau apa yg ia inginkan
"ael mau masuk imigrasi aja"

" bagus tuh" tama beranjak dari duduknya menepuk pundak ael " mas dukung apapun pilihanmu. yg penting kamu harus tekun ya, semangat. mas berangkat ya."

"mas, jangan pake motor butut itu mulu"

tama menghiraukan ucapan adiknya, motor butut apanya , baginya ini adalah motor kesayangannya . motor yg ia beli dari hasil jerih payahnya menemani dari masa SMA sampai sekarang. sudah banyak kenangan bersamanya hampir semua orang pernah menaikinya kecuali dambaan hatinya. meski sudah sering mogok tidak masalah masih bisa di perbaiki

"mas sudah mau berangkat? " pak damar menghampiri tama
"ia mang titip rumah ya , nanti siang ael berangkat lagi ke asrama , c bibi lagi ke pasar."

"siap mas. hati hati"
tama menyalakan motornya dan pergi berlalu meninggalkan pekarangan rumah

* * *

tama memarkirkan motornya di parkiran pasar, hampir saja lupa kalou ada pesanan dari pamannya sekaligus komandannya
"buah delima ya. ada ada saja tante." gumamnya. saat tama melangkah masuk pasar ia melihat kerusuhan dan suara teriakan seseorang

"woy berenti gak"

tama menoleh ke sumber suara di lihatnya seorang perempuan tengah berlari mengejar seseorang. bukannya berhenti laki laki tersebut malah berlari kencang , sedangkan si perempuan tidak pantang menyerah mengejar. tak berlangsung lama aksi kejar kejaran pun selesai. laki laki tersebut jatuh tersungkur ke tanah . perempuan tersebut menghampirinya di ambil sendal yang ia pakai untuk melempar laki laki tersebut. di susul dengan ibu ibu yg mulai mengeroyoki laki laki tersebut tak berapa lama satpol pp datang.
"sudah ibu ibu , jangan main hakim sendiri" teriak salah satu satpol pp

"bapa gimana sih ngamanin pasar? kita d sini sering kecopetan untung aja ada neng geulis yg nolongin saya." kata salah satu ibu ibu

"iya iya , bawa ke mobil ,kita serahin ke kantor polisi sekarang" perintah satpol pp .yg lain mulai membawa pencopet pergi

sepeninggalnya

"neng gk papa kan? yg di tampar tadi sakit gak?"tanya salah satu ibu ibu , tapi yg di tanya hanya tersenyum

"woyy dasar cewek gila" teriak dari atas mobil. ternyata pencopet tadi yg berteriak

tama yg melihat kejadian tersebut ikutan tersenyum, entah kenapa pemandangan tersebut terasa menyenangkan, mendengar kata cewek gila ia jadi teringat abigael. sering sekali ael menceritakan cewek gila yg sering berantem dengannya .entah masalah apa.

"lah ada anggota TNI toh" ujar ibu ibu menghampiri tama "kenapa tadi nda nolongin mas? kisruh banget di sini. tiap hari ada saja yg kecopetan. untung ada neng tania, kasian dia udah 2 kali kena tampar pencopet."

2 kali? gumam tama "tania itu perempuan yg tadi bude." tanya tama

"ya iyo"

"saya tadi kebetulan lewat bude."

"oh tak kirain mau tugas d sini, kalou yg jagain TNI atou polisi mereka pasti kapok."

"memangnya tidak ada satpam yg jaga bude?"

"ya ada tapi tiap hari kerjaannya main gapleh sama premannya , gimana bisa aman coba."

"ya udah bude, nanti saya coba bantu ya. saya permisi dulu"

"monggo, tapi masnya ganteng loh. saya punya anak gadis 1 lagi di rumah. mau ndak?"

tama hanya tersenyum, baginya sudah sering seperti ini. ia pun kerap di jodoh jodohkan dengan anak teman ibunya. tapi tama selalu menolak alasannya entah apa iapun tak tau

* * *

hari terasa amat panjang. banyak sekali kejadian tak terduga hari ini .tamma berdiri di halte busway . ia harus pulang dengan busway di karnakan motor kesayangannya mogok lagi. ia melihat jam tangannya menunjukan pukul 17.20. tak terduga pandangannya terpaku pada sosok yg pernah ia lihat. ia ingat, wanita yang ia lihat di pasar tadi yg mengejar pencopet. balutan gamis warna coklat di padu dengan kerudung yg juga berwarna coklat terasa anggun terlihat . jauh dengan di pasar tadi celana kebesaran dengan baju yg juga terlihat besar dengan kerudung blus yang di lilitkan ke belakang.
beberapa menit tama terpaku melihatnya.
busway jurusan tamapun datang , sebelum masuk ke dalam bis tama menoleh ke arah sang gadis yg ternyata buswaynyapun sudah sampai. ia menaiki busway yg berlawanan arah dengannya.

ADITAMA MAHENDRA

Laki laki berparas tampan , pintar dan karir yg bagus. Ia adalah anggota TNI. Ibu tama adalah kepala kedokteran di salah satu rumah sakit, sedangkan ayah tama sudah lama meninggal. Adik tama abigael mahendra ,ia kuliah di salah satu universitas ternama di jakarta sama seperti tama , abigael adalah anak cerdas dan cekatan. Ia selalu berhasil menghindar dari setiap masalah. Hanya 1 yg tak bisa ia hindari yaitu perempuan.

 Dia Abdi NegaraWhere stories live. Discover now