tak terduga

485 21 0
                                    

Politeknik imigrasi,
Ael duduk bersandar di bawah pohon, kegiatan hari ini cukup melelahkan. Ael mengeluarkan handpone dari saku celananya, membuka aplikasi instagram tapi baginya tak ada yg menarik hari ini hanya pemberitahuan orang yg menyukai dan mengomentar postingannya.

"El, ada tania lewat "ujar salah satu teman abigael
Ael menaruh kembali handponenya ke dalam saku, ia beranjak dari tempat duduk nya. Berjalan, melompati pagar pembatas universitas, Mendarat tepat di depan tania.
Tania nampak biasa biasa saja ia sudah tau dengan sifat abigael. Sudah biasa baginya di ganggu oleh orang yg bernama abigael. Ia selalu melompati pagar keluar. Apa gurunya tidak melihat, tingkah muridnya yg keluar pada jam kuliah? Hanya itu yg selalu membuat tania bertanya tanya. Tania berjalan melewati ael tapi tangannya berhasil di cegah abigael.

"Kamu suka ya sama saya? Makanya selalu gangguin saya." Ucapan tania barusan sepontan membuat ael menoleh, cengkramannya di tangan tania semakin kuat.
Tania tetap santai menanggapinya

"Kamu masih benci sama saya? Ingat jangan terlalu benci nanti jatuh cinta!" Ujar tania lagi dengan santainya

"Ok, kalou gitu sekarang kita pacaran".

Sontak jawaban abigael membuat tania kaget

"Kamu...." tania tidak meneruskan ucapannya. Ia busaha menenangkan dirinya supaya tidak terpancing, tania menarik napas "ael saya sudah minta maaf, lagian kejadiannya tidak sengaja. Tolong kamu jangan benci lagi sama saya. Udah lah kita sudahi semuanya. Kalou gk ,gini deh kamu maunya gimana? "
Tania tidak menyangka masalahnya bisa sampai berlarut larut. Ia sudah malas berurusan dengan ael

"Kalou gw minta loe jadi pacar gw?" Ujar ael dengan santainya

"Jadi kamu beneran jatuh cinta sama saya dong?" Tania berusaha merayu ael.

"Emang kalou jadi pacar itu harus jatuh cinta? Gw cuman pengen loe tetep tersiksa."

Ucapan ael barusan membuat tania benar benar putus asa. Kenapa sih ael masih dendam sama dia? Padahal semua kejadian hanya ketidak sengajaan . Bahkan taniapun tidak tau letak kesalahannya di mana
Tania memegang tangan ael yg sedang mencengkram tangannya

"Ok , kalou itu mau kamu. Udah kan itu aja? Sekarang kamu masuk gih , kamu gk mau kan ada pengawas yg liat terus kamu di hukum dan AKU ( tania menekan kata aku) yg di salahin."

Abigael melepaskan cengkramannya dan pergi meninggalkan tania begitu saja.Tidak seperti tadi abigael memilih masuk lewat pintu depan.
Taniapun meneruskan langkahnya.

Tania duduk di halaman belakang l , ia memperhatikan anak anak TK yg sedang bermain. Fikirannya entah tertuju ke mana. Rasanya ia ingin menangis. Kembali terbayang kejadian awal bertemu abigael. tania benar benar tidak tau salah siapa. Apakah salah dirinya atou orang lain. Bahkan sampai saat ini tania masih trauma.

"Tania..." Miss anis menepuk pundak tania

"Iya miss" jawab tania

Mis anis duduk di samping tania
"Miss, liatin kamu melamun loh dari tadi."

"Maaf miss, ada anak anak yg butuh bantuan saya?"

"Ah nggk , kamu ada masalah ya."

"Ada sedikit kesalah pahaman aja miss."

"Tania , kalou ada apa apa bilang sama saya. Kalou saya bisa bantu, saya bantu."

"Makasih miss tapi bukan apa apa ko."

"Ya sudah saya masuk dulu ya"

"Iya miss"

Mis anispun pergi meninggalkan tania. Taniapun berdiri
"Ayo anak anak, kita masuk ke kelas lagi yu. Bentar lagi jam pulang kan. Yg daycare hari ini ke ruangan mis tami ya" ujar tania halus

"Iya sus" jawab anak anak bebarengan. Merekapun berlari menuju kelas masing masing.

Jam pulang pun telah tiba satu persatu anak anak sudah di jemput orang tua masing masing. anak yg daycarepun sudah di pisahkan ke ruangan daycare. Tania berjalan ke arah depan sekolah. Ia melihat satu orang anak sedang duduk mengayun ayun kaki kecilnya
"Adel.."panggil tania , ia menghampiri anak yg bernama adel. Adel menoleh , turun dari tempat duduk dan berlari ke arah tania

"Sustel.." ujarnya dengan suaranya yg masih cadel, usia adel sekitar 2.5 taun
Tania berjongkok di depan adel
"Adel belum pulang? Bunda belum jemput ya?"
Adel hanya mengangguk
"Ya udah kita duduk lagi ya , sambil nunggu bunda, suster temenin"
Tania menuntun tangan adel, mendudukan kembali adel di tempat duduk yg tadi
*. *. *
Tama turun dari mobil, hari ini kebetulan ia sedang libur tugas. Setelah menutup pintu dan menguncinya tama berjalan masuk ke dalam gedung.
"Kapten.." suara seseorang memanggilnya , tama melambaikan tangannya ke arah seseorang tersebut
Adel turun dari tempat duduknya dan berlari ke arah yg ia panggil kapten tadi. Tania yg melihat kejadian itu hanya melongo. Bukankah laki laki itu adalah orang yg pernah ia lihat minggu lalu , saat pulang mengambil pesanan bu dais.

"Sustel." Adel memanggil tania.
Tania menghampiri adel yg sudah di gendong oleh tama

"Jadi anda ini siapanya adel" ujar tania

"Saya, kakanya adel." Ujar tama ramah

"Kapten tamma." Ujar adel lembut

Tania hanya mengangguk tanda mengerti
"Beberapa hari ini adel, saya yg jemput .soalnya bunda adel sedang sibuk. Tapi mungkin saya akan sering terlambat jemput adel. Bisa saya minta tolong sama suster jagain adel sebelum saya jemput?"

"Oh gk papa pak , lagian kami konsisten ko. Kami tetap jagain anak anak yg belum di jemput." Ujar tania ramah

"Ya udah kalou begitu saya permisi dulu ya sus, selamat siang " ujar tama

"Ah iya pak , siang."

"Dadah sustel." Ujar adel

"Dah adel sampai ketemu besok ."

Tania masih memperhatikan kepergian adel dan tama. Tama ya gumam tania dlm hati. Haduh aku kenapa sih gk jelas. Dia gk kenal aku kan tadi mudah mudahan aja . Taniapun kembali ke dalam masih banyak kerjaan yg harus ia selesaikan.
Sementara itu tama mendudukan adel di depan , memasangkan sitbel. Mobil pun melaju meninggalkan pekarangan sekolah
"yg tadi itu suster di sekolah adel? " Tanya tama ke tania

"Iya.."jawab adel

"Namanya siapa?" Tanya tama lagi

"Sustel tania sabila (tania sabira, adel belum bisa ucap r)

"Tania sabira ya?Suster tania baik gak?"

"Baik banget , adel suka sustel tania" jawab adel antusias

"Kapten juga." Ujar tama, keceplosan

"Kapten suka sustel juga? Besok adel bilangin sustel ya."

"Eh jangan , kapten kan cuman becanda."

"Ah masa.."

Tama mencubit pipi adel " gemes banget sih adel"

"Kalou nyubit adel, belalti beliin escime ( icecream)"

"Gak nanti bunda marah sama kapten."

"Gk bakal lah , eh nggk deh suster tania bilang kita gk boleh boong , nanti allah marah."

Tama mengusap rambut adel, ia tersenyum . Ternyata ia bertemu lagi dengan tania. Bahkan bisa ngobrol meski cuman sebentar

 Dia Abdi Negaraजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें