apakah ini lamaran

419 25 4
                                    

Senyum sumringah itu yg terpancar di bibir tania sekarang , bagaimana ia tidak bahagia, tama menepati janjinya. Menemani tania di rumah sakit hingga tania tertidur , membawakan makan, bahkan tama selalu menemani tania jalan jalan keluar supaya tidak bosan

" Kira kira saya kapan keluar dari rumah sakit ya? " Celetuk tania

Tama dan tania sedang duduk di taman rumah sakit

"Kenapa memangnya? Gak senang di rumah sakit terus, berarti gak senang dong ketemu mas? " Ujar tama sambil tersenyum

Tania melihat ke samping, tempat di mana tama duduk, duh senyum tama manis sekali

" Bukan seperti itu, saya senang ketemu mas tama jadi di rumah sakit terasa tidak bosan, hanya saja, saya tidak enak sama bu dais. Selama ini kan ibu yg bayarin perawatan saya, dan.... Saya gk enak juga sama mas tama. Selalu ngerepotin mas tama."

" jadi Karna itu ya... mas berharap kamu sembuh total, sampai benar benar sehat. Sebenarnya biyaya rawat rumah sakit itu gratis, dan mas tidak merasa di repotkan."

" Gratis...? Ko bisa, jadi bukan bu dais ya?"

"Ya awalnya bu dais , tapi kemudian di pindah tangankan , rumah sakit yg menanggungnya."

" Oh gitu ya.."

"Jadi masih ingin keluar rumah sakit?" Ujar tama meledek tania

"Masih lah mas , masa di rumah sakit terus ." Jawab tania dengan senyuman kecil

Hening sesaat

"Tania menurutmu , jodoh seorang abdi negara itu cocoknya yg seperti apa."

Tania terdiam sesaat ia memandang ke arah tama ,

"Yg pasti jodoh seorang abdi negara itu harus wanita kuat , mandiri , smart dan punya karir yang bagus." 

Tania langsung menundukan pandangannya , menarik napas gusar. Jika karir jadi patokan rasanya ia tak pantas

"Wanita yg kuat ada di dalam dirinya, mandiri ia wanita yg mandiri,  pintar ia lebih pintar dari yg saya bayangkan , karir... ( Sesaat ucapan Tama berhenti) saya ingin seseorang yg menemani saya dalam suka dan duka. Merawat anak saya dengan tangannya langsung, sehingga saya tidak pernah merasa kawatir karna ibunya selalu ada di sisinya. Kenapa jawabannya harus karir yg bagus? " Tanya Tama lagi

"Sebab menjadi pasangan abdi negara harus siap saat saat di mana ia kehilangan, ia harus melanjutkan hidupnya seperti apa. Bukan kah wanita karir tidak memikirkan itu , karna ia punya gaji untuk menafkahi hidupnya. Jika memilih wanita rumah tangga ia tidak berpenghasilan dan akan terus bergantung pada pasangannya. Mungkin saat ia kehilangan ia akan kaget dan putar otak untuk melanjutkan hidupnya."

Tama mengangguk-angguk mendengarkan penjelasan dari tania

"Tania , maukah kamu mejadi istri saya?"

Ucapan Tama membuat Tania terpaku. Tama melamarnya atou bagaimana

Tania tersenyum kecil sebelum menjawab
"Saya tidak pintar , tidak cantik , dan bukan wanita karir."

"Saya tidak mencari wanita cantik , pintar, berkarir. saya hanya ingin wanita yg siap menemani saya suka dan duka tetap menunggu saya pulang. Merawat anak saya dengan tangannya sendiri. "

"Saya pikirkan dulu mas, ah sepertinya istirahat saya sudah selesai. Saya harus kembali ke kamar. Mas tama kalou mau langsung pulang, boleh ko. Saya bisa ke kamar sendiri."

Tania berdiri dan berpamitan pada Tama. Meninggalkan Tama yang masih duduk di kursi taman. Pikiran Tania benar benar berkecambuk

 Dia Abdi NegaraHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin