penculikan

425 16 0
                                    

Beberapa bulan kemudian

Tania berdiri di pinggir jalan , ia tengah menunggu ojek online. Hari ini rencananya Ia akan menginap di panti asuhan. Tania mengecek ponselnya sepi ya , rasanya sepi. Tania melihat langit , kelabu tidak ada bintang satupun. Angin malam menerpa baju tania. Hari ini dia memakai gamis warna biru di padu kerudung yg juga berwarna biru. Entah kenapa jika sedang seperti ini ia jadi ingat tama. Sekarang tania bener benar tidak akan bertemu tama lagi. Di tambah adel sudah pindah sekolah karna harus ikut orang tuanya, yg ternyata ayah adel adalah seorang TNI juga. Tania pernah mencoba menelpon tama beberapa kali tapi nomer tama selalu di luar jangkauan , mungkin mas tama sudah ganti kartu fikir tania.
Tapi sekarang kesalah pahaman dengan abigael sudah selesai. Akhirnya abigael menemukan kebenarannya, benar saja utami adalah orang yg d cintai fany. Utami selalu memanfaatkan fany mentang mentang fany kaya dan fany juga korban broken hoam. Dan yg lebih parah utami lah yg menyuruh fani bunuh diri.
Orang tua fany sudah berpisah tapi ayah fany selalu datang ke rumah dan memukuli ibunya. selain itu taniapun tidak tau apa apa lagi. apalagi ia belum bertemu lagi dengan abigael. Cowok batu yg gk punya perasaan, minta maaf juga nggk. Ya udah lah yg penting tania udah terbebas dari dia. Kalou ada waktu tania ingin menjenguk ke pemakaman fany

Tiba tiba mobil hitam berhenti tepat di depan tania, keluarlah 2 laki laki berbadan tegap menyeret tania masuk ke dalam mobil

" Hey stop apa apan kalian? Woy berhenti"

Tania menoleh ke belakang ternyata itu tukang ojek online yg ia pesan, terlihat ia berusaha mengejar , mobilpun semakin cepat melaju tania berusaha meronta. hingga ia merasakan sakit di tangannya suntikan, sepertinya ia di bius. Tania kehilangan kesadarannya sekarang ia sudah tidak ingat apa apalagi. Semoga saja abang gojek menolongnya.

Tania kembali ke alam sadarnya, membuka matanya perlahan , kepalanya terasa pusing. Di mana ini? Udara terasa lembab dan dingin. tidak ada suara yang terdengar, dan bau tidak sedap serta gelap hanya ada penerangan dari lampu kecil yg berada di atas tania. Tania menoleh kanan kiri ia melihat warna merah berceceran di lantai seperti darah. Kaki dan tangan tania terikat bahkan mulutnyapun di tutup salisiban. Kriiittt suara pintu terbuka , pintu yg mungkin sudah rusak di buka paksa menambah kengerian tempat itu. Jantung tania terasa dag dig dug , napasnya tidak beraturan. Tania terus melihat ke arah pintu ,terlihat seseorang masuk tapi belum jelas. Orang tersebut semakin mendekat tapi aga samar dan kemudian terlihat dengan jelas. wajah sangar dengan rambut gondrong serta codet di pipinya. Dia berjongkok di depan tania dia melepas penutup mulut tania, Tangannya yang satu memegang piring.

"Tolong.....tolong...tolong..." Teriak tania sekencang kencangnya. Laki laki besar itu hanya tertawa melihat tingkah tania.

"Percuma kamu teriak sekencang kencangnnya gk bakal ada yg mendengar , kamu tau kita ini di mana? Kita di tengah hutan angker yg banyak binatang buasnya.jadi Tak kan ada seorangpun yang bisa mendengar kamu, sekarang mending kamu makan , buka mulutmu biar aku yg suapin."

Tania mulai menangis menahan amarahnya , bukan membuka mulutnya tania malah menepis piring tersebut dengan kepalanya, akhirnya piring itu terjatuh dan tumpah

"Kamu...." Orang tersebut tidak berkata lagi ia membereskan makanan yang tumpah tadi memasukannya kembali ke atas piring dan kemudian berdiri lalu meninggalkan tania.
Dia tidak melakukan apa apa gumam tania , gimana ini sekarang harus apa. Tania menoleh saku gamisnya, berusaha merabanya. Ternyata handpone nya masih ada. Ia harus menghunbungi seseorang . Tania berusaha mengeluarkan handponenya , meski aga sedikit susah akhirnya hpnya bisa keluar , yg harus ia lakukan adalah menghubungi seseorang tapi siapa , tania melihat layar hpnya batunya tinggal sedikit tania harus memanpaatkan waktu sebaik baiknya. Ia berusaha mencari menu kontak. Braaaaakkkk pintu terdengar di tendang, alangkah kagetnya tania ia berusaha menyembunyikan hpnya. Seseorang masuk ke ruangan tapi orang yg berbeda bukan yang tadi. Tania menyembunyikan hapnya di belakang. Orang tersebut mendekat berjongkok di depan tania

"Cantik juga kamu ya, jauh lah sama wanita ular itu."

Wanita ular siapa dia? Tania tetap berusaha mencari celah supaya bisa menghubungi seseorang. Laki laki tersebut mendekat ke arah tania bau alkohol jangan jangan dia mabuk. Tangannya memegang dagu tania.

"Jangan macam macam kamu." Ujar tania sambil melotot dan napas menggebu menahan amarah

"Tak apa cantik tak akan sakit ko" laki laki tersebut mendekatkan mukanya ke muka tania leplek tania meludahi mukanya. Otomatis dia kaget
"Cewe sialan , plak .. tamparan keras mendarat di pipi tania. Tak cuman itu laki laki tersebut juga menjambak kerudung tani.

"Gila kamu ya , dasar cowok berengsek gk punya hati. Apa kamu tidak punya keluarga perempuan atou gk punya ibu. Laki laki bejad." Teriak tania

Plak ,,,plak,,, lagi lagi pipi tania di tamparnya. Ia mengangkat tubuh tania , mencengkram pipi tania

"Lepasin... brengsek ...Akhhhhh" jerit tania

*. *. *
Sementara itu tama sedang rapat di ruangan
"Baik semuanya , rapat kali ini kita akan membahas blablabla......"

Dreeed ponsel tama berdering , tama melihat layar ponses. Panggilan log tania. Tania menelpon tumben. Setelah beberapa bulan mereka tidak bertemu dan setelah tama pulang dari dinas ia belum melihat tania lagi. Tama ingin menolak panggilan nya tapi apakah ini penting.

"Kapten tama apakah ada hal penting?"

"Siap komandan tidak ada." Ujar tama lantang. Mungkin setelah rapat nanti ia akan menelpon tania balik . Panggilanpun berakhir. Tapi beberapa menit kembali berdering. Tama kembali melihat ponselnya perasaannya tidak enak kenapa tania menelponnya berkali kali
Komandanpun curiga dengan sikap tama . Ia mendekat ke arah tama

"Tama...." Ujar komandan

"Siap komandan , boleh saya angkat telpon?"

"Ok , saya kasih waktu 5 menit."

Tama berdiri dari duduknya dan keluar riangan. Ia mengangkat telpon tania belum juga tama berbicara . Suara berisik yg ia dengar lebih dulu plak suara tamparan dan teriakan seorang gadis

"Tania halo kamu gk papa ? Tania halo kamu dengar saya kamu bisa jawab saya kan halo.. halo.. tania" ujar tama , ia mulai cemas

"Dasar cewek gila , jadi dari tadi kamu menelpon seseorang." Ujar seseorang dari sebrang, Suara seorang laki laki.
Plak buk buk suara tamparan pukulan dan jeritan tania tuuut panggilanpun terputus. Tama mulai panik pasti terjadi apa apa pada tania. Tama berlari masuk kembali ke ruangan

"Lapor komandan, saya mohon ijin. Ini menyangkut masa depan saya sepertinya terjadi sesuatu kepada tunangan saya."

* *. *
Back to tania
Tania berusaha bangun , rasanya badannya sakit, panas terasa di pipinya. Ada sedikit darah keluar dari kedua pipinya. Tania bersandar di tembok mulutnya kembali di tutup salisiban . Ya allah tania menangis ia takut benar benar takut . Badanya lemas rasanya sudah ridak ada tenaga lagi . Tania memejamkan matanya , ya allah hanya engkou yang bisa menolong hamba ku serahkan semuanya kepadamu ya robbku. Mulut tania terus menerus beristigfar, hanya allah yg bisa menolongnya. Tak terasa taniapun tertidur.

Braaakkkk lagi lagi pintu di buka dengan paksa , lampu pun di nyalakan dan ruanganpun menjadi terang. Tania membuka matanya perlahan. 5 sosok laki laki mendekat ke arahnya. Lagi lagi tania bergeser ia takut sangat takut .

" Bolot ..bolot ." Ujar laki laki botak yg berada di tengah

"Iya bos" yg di panggil bolot menghampirinya

"Kenapa dia?" Ujarnya lagi

"Tadi bos, si jupri kebanyakan minum. Terus ..." Plak si bolot di tampar oleh bos tersebut.

"Panggil si jupri" ujar bosnya lagi

"Baik bos" si bolotpun keluar ruangan, tak berapa lama si jupri datang. Tania bener benar benci padanya jupri namanya cowok brengsek gk punya hati.

"Jupri , apa yg lo lakuin."

"Maaf bos"hanya itu yg keluar dari mulut jupri

Tapi dor , jupri di tembak bos tersebut tepat di kepalanya .darah mengalir di pelipisnya dan jupripun ambruk ke lantai tewas seketika. Tania yg melihat kejadian tersebut semakin takut. Badannya bergetar dan terasa lemas. Ia kembali menangis tersedu sedu

 Dia Abdi NegaraWhere stories live. Discover now