rumah sakit

338 18 1
                                    

Tama melepaskan pelukannya , menghadapkan tania ke arahnya , memegang bahu kanan dan kiri tania dengan ke dua tangannya

" Tania hey , lihat mas .." ujar tama tegas

Tania berusaha menahan isakan tangisnya , dan melihat ke arah tama . Beberapa menit pandangan mereka saling bertemu.

"Dengar tania, Terkadang kita selalu berada di keadaan sulit. Keadaan tidak terduga. Tapi kamu harus kuat , harus bangkit , ini bukan apa apa , hanya ujian semata dari yang maha kuasa. Yg terpenting adalah kamu baik baik saja sekarang. Jangan takut , allah pasti akan selalu melindungi hambanya yg memohon padanya tanpa henti. Tania, kamu wanita hebat. Kamu harus kalahkan rasa takutmu jangan sampai ia menggerogoti dirimu. Jangan mau kalah dengan hal yang seperti itu. Semangat ya ok..! "

Tania kembali menahan tangisnya , merusaha menetralkan napasnya.

" Maaf...."

Hanya itu yg keluar dari mulut tania.

Tama mendekatkan mukanya ke arah tania dan repleks mencium kening tania kilat. Hening , itulah yg terjadi setelah kejadian barusan. Tania tampak kaget dengan tingkah tama. Tangisnya tertahan, di pandangnya orang yg barusan melakukan kejadian tak terduga. Tama hanya diam, ia melepaskan pegangannya di pundak tania lalu berdiri.

‌" Em anggap saja itu hadiah ." Ujar tama gelagapan, salting.
‌keadaan pun hening , tidak ada yg bicara sepatah katapun

‌suasana hening di buyarkan oleh kedatangan suster yang membawakan makan siang untuk tania

‌"permisi ya , maaf mengganggu tapi pasien harus makan . " Ujar sutter ramah " ba tania tolong habiskan makanannya ya." Ujar susternya lagi ,

‌tania mengangguk dan tersenyum , susterpun menaruh mangkuk berisi bubur dan beberapa buah buahan dan sayuran yg tidak ada rasanya alias hanya di rebus, di meja samping tania. Lalu susterpun berpamitan keluar.
‌kembali lah dengan keadaan canggung di ruangan tersebut , tama masih berdiri mematung sedangkan tania menundukan kepalanya sambil memainkan kuku tangannya.

‌" emmm. Makanlah tania, biar cepat sembuh. Sepertinya saya harus pergi sekarang. Em lain kali saya pasti ke sini lagi . Semangat ya . Cepat sembuh. Jangan banyak pikiran."

‌tania hanya mengangguk pelan , tamapun berbalik ke arah pintu keluar tetapi kemudian dia berbalik kembali ke arah tania

" Makanlah yg ada sekarang , lain kali pasti says bawakan makanan yg enak ya. " Ujar tama dengan senyuman manis yg membuat siapapun melihatnya terpana

"Maaf mas tamma , maaf juga untuk teman temannya , terimakasih karna telah menyelamatkan saya. maaf saya tidak bisa membalas atas semua kebaikannya."

"Tidak apa apa , mereka pasti mengerti ko. Saya pamit ya, cepat sembuh."

Tamapun keluar meninggalkan ruangan tempat di mana tania di rawat

Sepeninggal tama , tania menarik napasnya . Air matanya kembali menetes. Kenapa rasanya memalukan Gumamnya. Tania meraih nampan berisi makanan . Ia memakan makannanya meski tidak suka. Semoga aja aku cepat sembuh. Di tengah aktifitas makannya , tania mengingat kembali kejadian tadi. Ia memegang keningnya. Apa benar mas tama akan datang lagi . Sungguh memalukan aku , lembek kenapa pake acara trauma segala. Rasanya tidak pantas untuk mersanding dengan abdi negara

*. *. *

" Kami masih harus memeriksa lebih lanjut, perkembangannya. Kondisi kaki juga semoga pulih secepatnya. Semoga saja hasilnya sama seperti yg kita harapkan. " Ujar dokter iyan , dokter yg merawat tania.

Ternyata tamma tidak langsung pulang , ia memilih menanyakan perihal keadaan tania kepada dokter yg menangani tania dari awal

"Soal trauma dok, apa akan baik baik saja? ." Ujar tama

"Saya rasa ba tania bisa menanganinya, kalou memang nanti masih berlanjut terpaksa kita ambil spikolog untuk menanganinya. "

"Saya minta yg terbaik saja dok, tolong jaga tania dengan baik."

"Tama... Apa tania wanita yg kamu cari? Apa dia wanita...."

"Saya minta maaf soal perjodohan itu.saya berharap Semoga meisla menemukan jodoh yg tepat."

"Yah... Om juga tidak bisa memaksanya tama, karna Hati itu tidak bisa di paksa. mungkin saat ini meisla belum bisa menerimanya tapi mungkin suatu saat ia akan menerimanya. Jika memang tanianlah orang yg kamu cari semoga kalian berjodoh ya om pasti mendoakan yg terbaik untuk kamu ." Ujar dokter iyan

"Kalou begitu , saya pamit dulu dok."
Tama berdiri dari duduknya di ikuti dokter iyan yg juga ikut berdiri

"Kalou ada apa apa om pasti menelpon kamu." Ujar dokter iyan

"Ia terimakasih dok."

Tamapun keluar dari ruangan dokter.
Berjalan menuju ke parkiran mobil. Tapi dia kembali lagi ke dalam rumah sakit . Ia baru ingat teman temannya yg entah hilang ke mana tadi. Tama memencet nomer , menghubungi seseorang. Beberapa saat terdengar nada tunggu hingga akhirnya di angkat

"Kami sudah pulang ke barak."

Hanya itu jawaban dari yg di telpon. Akhirnya tama melanjutkan jalannya ke arah parkiran

Mobilpun melaju meninggalkan pekarangan rumah sakit , di iringi rasa gelisah

* * *

Dokter iyan adalah teman dekat ayahnya tama. Meisla anaknya dokter iyan , anak satu satunya dari seorang dokter terkenal. Wanita cantik ,putih , tinggi, memiliki badan bak model terkenal , pintar, karir bagus. Rencana perjodohan yg di impikan dokter iyan kandas karna tama menolaknya.

Sudah 4 tahun berlalu setelah kejadian penolakan perjodohan tapi rasanya meisla masih sama, membenci tama. Mungkin ini patah hati meisla karna selama ini ia tidak pernah di tolak oleh laki laki manapun.

Selama ini tama hanya mengagap meisla teman, hubungan mereka tidak sedekat seperti dokter iyan dan ayah tama. Tama hanya beberapa kali bertemu dgn meisla, saat mereka masih sama sama masih kecil , dan bertemu kembali saat pemakaman ayah tama. Mungkin itulah awal mula meisla suka kepada tama.





 Dia Abdi NegaraKde žijí příběhy. Začni objevovat