13. Penantian Hanin

600 68 105
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi.

Selamat menjalankan puasa Asyura bagi yang menjalankan. Semangat, ya!

Happy Reading! ❤

~~~~

Menunggu. Satu kata yang sedang Hanin lakukan. Sebenarnya tidak ada yang meminta Hanin menunggu, tetapi hatinya tetap ingin menunggu. Dia, Naufal Rasydan Ahnaf. Seseorang yang telah berhasil membuat Hanin jatuh hati. Seseorang yang Hanin jadikan sebagai tempat pelabuhan hatinya.

"Han, saya minta maaf. Saya harus pergi ke Mesir dalam waktu yang cukup lama," ucap Naufal dengan tetap mata yang menatap lurus.

"Hanin, saya minta jangan menunggu. Sebab, saya tidak mau kamu membuang waktu hanya karena menunggu. Saya tidak mau jika kamu berharap kepastian pada saya," lanjut Naufal.

Hanin diam. Rasa sesak menjalari hatinya. Tapi, Hanin tidak mau egois. Naufal bukan siapa-siapanya, mereka tidak memiliki hubungan apa-apa.

Hanin tersenyum tipis, namun Naufal tahu itu adalah senyum yang ia gambarkan hanya untuk menutupi rasa sakitnya. "Terima kasih, saya akan tetap mendukungmu. Lagi pula, Mesir memang negara impianmu untuk menuntut ilmu disana, kan? Hati-hati, ya. Semoga ketika balik lagi ke negara ini kamu semakin lebih baik."

"Aamiin."

Setelah itu, Naufal pamit dan berlalu pergi. Sedangkan Hanin mulai meneteskan air mata yang sejak tadi ia tahan. Satu hal yang Hanin tetapkan bahwa ia akan tetap menunggu Naufal. Hanin harap mereka akan berjodoh di dunia hingga ke surga-Nya.

"Kak Hanin!" panggil seorang santriwati.

"Assalamu'alaikum," ucapnya kemudian.

"Wa'alaikumussalam, ada apa?" tanya Hanin.

Santriwati tersebut memberikan sebuah surat. "Ada amanah, katanya untuk kak Hanin."

"Syukron." Hanin mengambil surat tersebut.

"Afwan, kak. Kalau begitu saya pamit. Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalam,"

Hanin menatap surat tersebut kemudian membukanya.

Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Hanin, sebelumnya saya ingin meminta maaf. Untuk saat ini saya belum bisa menepati janji, saya mau fokus kuliah dulu ... Insya Allah jika semua urusan saya sudah slesai, saya dan keluarga akan datang ke rumahmu untuk mengkhitbahmu.
Semoga kamu selalu dalam lindungan-Nya. Dan semoga Allah SWT. mempertemukan kita kembali di waktu yang tepat, dan dipersatukan dalam ikatan janji suci yang diridhoi-Nya. Aamiin ....

Wassalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakaatuh.

Dari,
Naufal Rasydan Ahnaf.

Dari,Naufal Rasydan Ahnaf

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ada Cerita di PesantrenWhere stories live. Discover now