9. Zahra Kenapa?!

654 76 147
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat sore semua 🤗
Sudah sarapan?
Sudah makan siang?
Sudah makan malam?
Oh iya, masih sore.
Sudah salat asar?
Alhamdulillah kalau sudah semua.
Langsung saja, ya.

Happy reading ❤

~~~

Kelakuan Dillah, Aurum, Zahra, Fira, Shafa, dan Naya yang datang terlambat melaksanakan olahraga bersama pagi ini mengakibatkan mereka dihukum oleh Ustazah Hanum dengan berdiri ditengah-tengah lapangan hingga olahraga pagi ini selesai. Enam gadis itu menatap para santriwati yang sudah mulai melakukan senam dengan dipimpin Ustazah Hanum.

Terik matahari pagi menghantam mereka berenam. Posisi mereka berdiri tepat menghadap ke arah sinar matahari yang membuat silau mata mereka.

Di barisan senam santriwati, Hanin dan Bira sesekali melirik mereka. Dillah dan Fira yang melihatnyapun memasang wajah memelas meminta bantuan agar mereka dapat diberikan kesempatan untuk tidak dihukum. Namun, Hanin dan Bira hanya bisa menggeleng sambil menggumamkan kata maaf.

"Udah dandan cantik gini malah disuruh berjemur, emangnya padi!" gerutu Aurum sambil menutup setengah wajahnya dengan ujung kerudung yang dia pakai.

"Apalagi gue yang udah pakai bedak, liptint, eyeshadow, sama eyeliner. Luntur dah ini," imbuh Fira yang juga tengah menghalangi wajahnya dari sinar matahari.

"Gara-gara kalian sih kita jadi terlambat, pakai acara dandan lagi. Udah tahu mau olahraga yang bakalan ngeluarin keringat, tapi malah dandan begitu. Ih," ucap Shafa yang cemberut.

Sontak Aurum dan Fira melirik sinis Shafa.

"Gak usah nyalahin dong!" balas Fira dengan mata melolot ke arah Shafa.

"Ya lu kan bisa pergi duluan kesini, ketimbang nungguin kita." timpal Aurum dengan kesal.

"Ya gak usah ngegas dong!" elak Shafa yang ikut kesal juga. Wajah judesnya benar-benar natural kali ini dan terlihat garang.

"Gelut! Gelut!" celetuk Naya.

"Udah woy! Aku aja yang cantik dari lahir gak sombong," timpal Dillah seraya menangkupkan kedua tangannya di pipi.

"Gilak!" semprot Aurum pada Dillah.

"Kak ... laper," lirih Zahra tiba-tiba, namun tidak ditanggapi oleh mereka yang masih saja berdebat.

Zahra menarik-narik kerudung Dillah, tetapi Dillah malah menepis tangan Zahra.

"Kak, haus, aku juga lapar," ucap Zahra lagi.

"Kakak aku haus!"

"Haus! Lapar!"

BRUG

"Zahra!" teriak Dillah histeris yang masih setia memgang pipinya, enggan menurunkannya barang sedetik pun.

Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja Zahra tumbang ditengah lapangan. Sontak saja mereka berlima yang tadi sedang berdebat seketika terdiam. Mereka mengeremuni Zahra sambil berusaha membangunkannya. Tidak hanya mereka saja, santriwati yang tadi sedang senampun sebagian langsung bergerombol menghampiri Zahra, ada Hanin dan Bira, ingin mengetahui apa yang terjadi. Ustazah Hanumpun juga sama.

Ada Cerita di PesantrenKde žijí příběhy. Začni objevovat