10. Tilla Berulah Kembali

558 71 89
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat pagi sahabat AIJ Aksara 😍

Mohon maaf, ya. Hari Jumat kemarin nggak bisa up cerita ACdP, karena ada halangan dari para membernya. 🙏 #Jitak!

Happy Reading ❤

~~~

Saking kalang kabutnya mereka menuju kamar mandi. Fira, orang yang pertama berlari menuju kamar mandi. Jatuh karena terpeleset, membuat keempat temannya itu ikut jatuh. Karena saling tabrak dari arah belakang. Menjadikan sebuah kecelakaan kecil, yakni tabrakan beruntun.

Fira, orang yang berada di paling bawah, karena posisi mereka sekarang saling menindih satu sama lain. “Aw berat ihh. Bangun, ngapa lu semua malah tindih gue?!” Fira meringis karena keberatan. Bagaimana tak keberatan, keempat temannya itu menindih tubuhnya.

Dillah, orang yang berada di posisi paling atas, bangkit dari tindihan itu. Diikuti oleh ketiga teman lainnya. 

“Kalian semua itu gila apa kenapa?! Yakali tubuh gue itu kasur, seenaknya aja maen tindih,” emosi Fira. Sambil beranjak bangun dari posisinya yang barusan tertelungkup diatas lantai kamar mandi.

“Salah lu sendiri, ngapain lu pake acara jatuh dan malah telungkup dilantai hah?!” sahut Shafa. Tak terima disalahkan oleh Fira. “Ehh btw tubuh lu agak empuk loh, kalau sama kasur yang ada di asrama, sebelas dua belas sama tubuh, lu,” sambungnya, membuat Fira semakin kesal.

“Gue kagak salah, ubin kamar mandinya aja yang gak ada akhlak.”

Aurum yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan, kini ia angkat bicara.“ Udahlah, yang salah itu tukang jual rujak. Masa akuarium diisi buah-buahan,” celetuk Aurum sambil berlalu masuk ke bilik kamar mandi.

Krik… krik

Keempat temannya itu justru malah bengong mendengar ucapan Aurum, yang mereka pikir ambigu.

Setelah terbengong selama beberapa menit, akhirnya Naya paham maksud ucapan Aurum itu. “Hahahaha. Iya yang salah itu tukang jual rujak.” Naya tertawa terbahak-bahak.

“Apaan si, gue belum paham.” Shafa masih belum paham maksudnya. Begitupun dengan Fira dan Dillah.

“Gue juga belum paham. Mungkin si Aurum kebanyakan makan kerupuk, jadinya candaannya garing.” Dillah berucap spontan kemudian berlalu masuk ke bilik kamar mandi. Begitupun dengan Fira. Fira mulai memasuki bilik kamar mandi yang masih kosong.

Saat telah memasuki bilik kamar mandi, tiba tiba penjelasan perihal tukang jual rujaklah yang salah, muncul dibenak Fira. “Ohh iya sekarang gue paham maksud perkataan si Aurum itu. Kan, lemari kaca yang dipakai tukang jual rujak itu, persis kayak kaca akuarium. Akuarium itu biasa diisi sama ikan, ehh ini malah diisi buah-buahan,” monolog Fira. “Dasar Aurum ambyar!” lanjutnya.

Mereka menghabiskan waktu 20 menit untuk menuntaskan ritual mandinya. Tanpa mereka sadari, waktu sudah menunjukkan pukul 07.50. Menandakan tinggal 10 menit lagi jam pertama akan dimulai. Tapi, kelima santriwati itu masih berkutik dengan rangakaian skincarenya.

Fira santriwati yang tak pernah lepas dari make-up. Kini tengah memakaikan eyeliner di ujung kelopak matanya. Bulu matanya pun ia capit terlebih dahulu menggunakan penjepit bulu mata, tak tertinggal pula ia menambahkan maskara. Agar bulu matanya semakin terlihat lebih lentik.

Ada Cerita di PesantrenWhere stories live. Discover now