11. Tragedi Belakang Pesantren

1.1K 84 63
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat malam buat kalian yang nggak pernah diucapin selamat malam.

Mimin bawa kembali kelanjutan cerita ACdP. Dibaca sampai habis, ya! Bakalan ada kejutan di part setelahnya.

Langsung saja

HAPPY READING! ❤

~~~~

Malam hari yang tampak tenang dan damai di Pesantren Bi Ba'a Fadlrah, terlihat tiga orang perempuan yang sedang berbincang di belakang pesantren, tiga orang perempuan itu tak lain adalah Fira, Dillah, dan Shafa.

Mereka membicarakan tentang Tilla, si santriwati yang selalu membuat ulah pada mereka. Padahal mereka berniat ingin merasakan kedamaian di tempat ini sekaligus belajar untuk menjadi lebih baik. Namun, inilah yang dinamakan ujian. Ujian seorang manusia yang ingin memperbaiki diri. Sebut saja dengan gamblang, Tilla itu perantara setan yang menguji mereka. Dan mau tak mau mereka harus melawannya.

Fira menepuk nyamuk yang hinggap di punggung tangan Shafa.

Puk!

"Aduh." Shafa mengaduh karena tepukan Fira yang lumayan kencang di punggung tangannya, namun nyamuk yang entah betina atau jantan itu tidak berhasil terbunuh.

Fira menyengir kemudian berucap, "Kakau diibaratkan Tilla itu nyamuk, udah gue pukul sekencang-kencangnya, kalau bisa semprot aja pakai bayg*n."

"Nggk usah lampiasin ke tangan aku dong," sewot Shafa dengan muka judesnya.

"Itu tadi beneran ada nyamuk kok, Shaf," balas Fira dengan mengacungkan dua jari telunjuk dan jempolnya bertanda damai.

"Iya," jawab Shafa judes.

"Ehh, terus kita mau gimana nih. Gimana caranya biar Tilla musnah?" tanya Dillah tiba-tiba sambil menerawang langit malam yang dihiasi bulan dan bintang-bintang.

"Gue nggak tau deh apa maunya dia? Tiba-tiba aja langsung masuk ke kehidupan kita," balas Shafa.

"Iya, sering bikin ulah sama kita padahal kita gak kenal dia banget," timpal Fira.

"Kalau kita nggak bertindak tegas, dia nggak bakal berhenti buat ganggu kita disini." Dillah menatap Fira dan Shafa dengan serius. Dillah meremas erat kedua tangannya seolah ada Tilla di dalam genggamannya.

"Lu kenapa?!" tanya Fira yang melihat Dillah meremas kedua tangannya kemudian melayangkan sebuah pukulan ke udara.

"Lagi bayangin kalau Tilla ada di tangan gue, terus lempar ke matahari biar hangus! Biar hitam tuh kulitnya yang sedikit putih." Dillah lagi-lagi mencakar tembok yang ada di sampingnya. Aneh.

"DILLAH GILA! Lu waras nggak, sih?!" Shafa merasa dongkol melihat gelagat anehnya Dillah. Apa dia kerasukan hantu belakang Pesantren? Ya, kini mereka tengah berada di bagian belakang Pesantren, sedang merencanakan misi untuk membalas dendam ke Tilla. Hanya ada mereka bertiga. Sesekali angin berembus mampu menusuk kulit oleh dinginnya malam.

"Mau balas dendam nih ceritanya?" tanya Shafa dengan senyum menyeringai.

"Mau kita apakan?" Fira ikut bertanya.

Ada Cerita di PesantrenWhere stories live. Discover now