9. Walking

4K 327 17
                                    

Berjalan di pinggiran kota tidak terlihat menarik seperti yang website katakan. Entah siapa yang menyebut bahwa pinggiran Markleeberg adalah tempat yang indah dan bagus untuk heeling ria dari pekerjaan dan tetek bengek lain selama dikota.

Hanzel sengaja berjalan kaki hari ini. Entah kemana kakinya melangkah, ia tak peduli.Usai berbicara dengan sang manajer bahwa seorang pekerjanya baru saja menculik Queen dan meminta biodata sang badut tetapi tidak diberikan olehh manajer membuatnya pusing bukan kepalang. Karena sudah menjadi persyaratan bahwa siapapun yang bekerja di Amusement, mereka tidak akan diberi biodata dengan alasan apapun demi menjaga privasi dan kenyamanan dan citra buruk terhadap Amusement.

Polisi pun tidak bisa berbuat apapun, itu diluar wewenangnya. Kepala Hanz semakin berdenyut karena terlalu berat memikirkan Queen.

Tetapi, melihat seseorang yang berjalan dengan jas rapi di pinggir kota yang notabene nya pepohonan serta jauh dari kota, membuat Hanz mengangkat alisnya tanda heran. Tidak begitu mengerti dan tidak mau tahu apa yang pria itu lakukan di jalanan sesepi ini.

Kecuali, pergi ke Amusement.

Kepalanya tertoleh kembali, sosok berjangkung yang ia lihat beberapa menit lalu telah hilang dalam penglihatan. Ia berjalan kembali kearah taman hiburan dan benar, ia melihat lelaki itu kembali berjalan dengan jalan yang ia ambil,

Lama Hanz mengikuti hingga akhirnya lelaki itu hilang karena memasuki area pekerja.

Dan keluar dengan memakai riasan badut

Riasan yang sama, yang ia lihat di CCTV tepat saat Charlotte menghilang

"Got you, bastard!"

****

"Dimana pria itu?"

Beberapa polisi yang datang tentulah membuat para wisatawan mengalihkan perhatian ke arah Hanzel dan petugas kepolisian. Hanzel berjalan kearah sorang lelaki, yang sibuk melakukan sulap murahannya di hadapan para anak kecil. Anak-anak itu, yang sepertinya takut akan kedatangan mereka, langsung saja bergerak mundur dan kembali ke orang tua masing-masing, beberapa bahkan ada yang menangis

Si badut, yang masih membelakangi Hanz dan para polisi tetap diam ditempat, sampai ia merasakan sebuah pistol dingin mengarah tepat di dahinya. Hanz menyeringai kecil, berjalan pelan kehadapan si badut, ingin melihat lebih jelas siapa yang telah berani menculik kekasihnya itu.

Namun,

Itu bukanlah badut yang ia cari, keperawakannya yang sudah tua tertutupi bedak dan make up tebal membuat Hanz terkecoh sesaat. Ia menggeram marah,

"Brengsek! Ini bukan dia yang ku cari! Dimana.. dimana rekan kerjamu hah?! Dimana dia...!"

Para polisi dibelakang Hanz-meski tidak semua- mendengus kasar. Berkata dalam hati kalau pria ini sudah mulai gila. Beberapa bahkan menganggap kalau bisa saja Hanz hanya memiliki kekasih khayalan karena telah mati atau apapun itu.

„Son... Apa kau yakin kau memiliki kekasih?" si petugas berambut merah dan memakai rompi hitam bertanya, belum saja ia menjawab petugas lain yang sepertinya cukup kesal membalas perkataan si rekan kerja

„Mungkin saja, Charles. Masalahnya adalah kita tidak tahu apakah nyata atau tidak. Mungkin kekasihnya sedang duduk di perapian rumah orang tuanya"

„Atau mungkin dia gila"

„Bisa jadi kekasihnya hanyalah khayalan saja!"

Mereka-para kepolisian- tergelak keras. Hanz semakin marah, sepertinya meminta bantuan kepada pria-pria buncit yang gemar memburu ini adalah keputusan yang salah. Dia menarik kembali Jas hitam yang dikenakan di pria badut, dengan nada penuh ancaman dia bertanya

„Dimana-keparat itu?!"

„Hey hey... hentikan itu, kau sudah tahu bahwa ia mengatakan tidak tahu. Son, sebaiknya kau pulang dan beristira-„

Kalimatnya dipotong oleh Hanz yang meraung marah, menarik kasar kemeja yang dipakai Charles-setidaknya itu yang ia dengar- lalu berkata dengan nada yang tidak jauh bedanya seperti bentakan

„Kekasihku menghilang dan ia diculik!!! Dia diculik... kau dengar itu hah?"

Seluruh petugas kepolisian menarik Habz dari rekan kerjanya. Charles yang sudah tidak dalam cengkeraman Hanz terkekeh mengejek, „Dasar gila. Kau membuang waktu kami, Tuan Hanzel terhormat!"

***

Nafas Hanz beradu, disetiap langkahnya ia mengumpati seluruh polisi yang benar-benar tidak becus itu. Ia terkadang berteriak, mengusapkan wajahnya berulang kali dengan gusar sambil terus berfikir keras dimana kekasihnya itu berada

Terkutuk lah Markleeberg dan penduduk yang tinggal disini!

Angin kencang berhembus dingin, ia melupakan mantel nya. Hanz baru merasakan hawa dingin begitu ia berjalan sendirian menyusuri beberapa hutan kecil yang ada di dekat sini,

Tetapi, matanya terpaku kearah seorang pria lain. Pria yang berpakaian sama yang dikenakan badut di Amusement park, awalnya tentu saja Hanz merasa ragu apakah ia harus pergi mengikuti nya atau tidak. Selain ia tidak bersama para polisi lagi-yang kemungkinan besar ia akan merasa jauh lebih aman- ia pun juga tidak memiliki senjata apapun untuk ia jadikan bentuk perlindungan diri

Tapi,

Otaknya berkata pergi, dan ikuti pria itu.

***

C L O W NWhere stories live. Discover now