15. Meat (Extended) I

3.5K 338 44
                                    


" Let me out Kenan"

"Please..."

"Please..."

"Please..."

"Please..."

Pria itu menang. Ia telah menghancurkan seluruh hidup Queen dalam sekejap. Semua cita-cita hidup menua bersama Hanz harus terkubur secara tragis. Pria itu menang, Kenan menang, Kenan merusak akal dan hati nya tanpa belas kasihan

Tidak akan ada orang yang sanggup menahan sakit mental saat semua cobaan datang diwaktu bersamaan. Masa depan yang ia jaga sebagai kado pernikahan pun telah Kenan rampas menyisakan darah dan airmata. Batin Queen menjerit, tapi tak akan ada seorang pun yang mendengar nya

Gerakan Kenan yang sedang menajamkan belatinya terhenti. Pandangan datar itu kini berpusat kearah dua mata Queen yang sembab, terkekang oleh rantai-rantai panjang yang menjulur dari tembok ruangan dimana ia disekap

Tatapan pria tersebut berganti menjadi tajam dan menusuk. Apakah wanita nya masih belum mengerti juga?

Haruskah ia memutus pita suaranya?

Menjahit bibirnya?

Mematahkan kedua kakinya?

Jika wanita ini tidak menurut juga, Kenan bersumpah ia akan melakukan tiga hal yang ia fikirkan saat ini

"Cobalah. Aku akan mematahkan kaki mu tepat setelah aku menangkapmu lagi"

Hening, tidak ada lagi rengekan suara. Kenan menaruh belatinya di atas meja. Lalu berjalan kearah Queen yang begitu pasrah tidak memiliki kekuatan apapun untuk memberontak lagi

Kedua tangan Kenan ia tumpu atas lutut, menjajarkan kepala nya dengan tinggi tubuh Queen yang sangat pendek. Ia terkekeh kecil, lalu mengusap lembut rambut itu beberapa kali

"You're so beautiful since the day i have met you-

Ayo, kita keluar. Bantu aku membereskan rumah ini"

***

Queen memejamkan mata. Bau membusuk yang menyengat semakin membuatnya ingin muntah bukan main. Lalat dan belatung liar telah hinggap ditubuh sang kekasih bagaikan selimut. Tatapan Kenan beralih saat menangkap air mata Queen yang jatuh dengan hening

Bibirnya tertarik kecil. Bagus, itu yang dia mau, ia mau Queen sadar bahwa ia sudah tidak memiliki siapapun lagi kecuali dirinya

" Apa kau mau tahu rahasia Luca?"

Kenan membuka percakapan setelah ia menempati Queen disalah satu kursi makan. Kini tatapan Queen berganti kearah tubuh gadis kecil yang tersembunyi di bawah kolong sofa. Dari sudut pandang sini, ia dapat melihat dengan jelas bahwa itu adalah Charlotte,

sang gadis kecil yang malang

Suara tarikan nafas Queen terdengar kala Kenan menarik rahangnya secara kasar. Dengan wajah sedekat ini, Queen dapat melihat dengan baik bahwa Kenan sedang menatapnya dengan pandangan tajam

"Pay your attention to me! Say sorry!" Perintahnya tanpa memikirkan apakah rahang wanita ini akan patah

"I'm sorry" bisik Queen dengan suara gemetar.

Rahangnya sudah terbebas dari cengkeraman Kenan, pria itu menghela nafas dengan dalam lalu kembali membuka percakapan dengan pertanyaan yang sama

"Jadi, apa kau mau tau rahasia Luca?"

Kepala Queen mengangguk pelan. Setengah hati menjawab Kenan, Kenan tersenyum kecil. Lalu langkahnya mulai berjalan menuju potongan tubuh Hanz yang sudah tidak sempurna bersamaan dengan ayunan belatinya yang perlahan mengiris sedikit demi sedikit potongan tubuh mengenaskan itu

" Luca sangat suka daging dengan tulang"

Queen-

Hanya diam membisu dengan air mata yang mengalir tanpa henti

C L O W NWhere stories live. Discover now